Captain Sebastién Quest and His Offer

24 6 0
                                    

Sudah beberapa hari berlalu sejak kejadian di Pasar Troist, sehingga hariku kali ini diawali dengan kuliah di Rhea City Education Centre. Aku biasanya masuk kuliah dari siang sampai petang menjelang malam, malamnya aku habiskan untuk tidur dan mengerjakan tugas di rumah. Omong-omong hari ini berlalu lebih cepat daripada biasanya, dimana aku sudah ada di perjalanan pulang saja.

Saat di perjalanan pulang hari sudah malam di mana matahari sudah tenggelam dan bulan menampakkan sinarnya. Kota Rhea saat malam jauh lebih indah daripada di pagi hari maupun siang hari. Di mana lampu-lampu jalanan yang berkelap-kelip dinyalakan, tak lupa ada bintang-bintang dan juga bulan yang menghiasi langit malam. Lebih enaknya saat malam itu udaranya sangat sejuk, di mana aku tak lagi kegerahan ataupun kepanasan. Aku bisa merasakan sejuknya angin yang membelai tubuhku.

Di perjalanan pulang aku melihat sejumlah orang berlalu lalang. Kebanyakan sepasang kekasih dan juga anak seusiaku yang baru saja pulang dari sekolah. Tidak ada yang aku kenal sama sekali. Aku hanya menunduk dan melewati mereka begitu saja.

Tiba-tiba aku teringat perkataan salah satu temanku, katanya aku harus mengunjungi Arena Tarung Del Brufe jika ingin mendapatkan uang selain dari meminta kedua orang tuaku. Aku memang butuh uang untuk membantu kedua orang tuaku, penghasilan ayah dan ibu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan lain selain makan. Karena itu aku perlu uang tambahan untung kebutuhan lainnya.

Sebenarnya aku bisa saja melamar pekerjaan di tempat lain seperti Olwenn’s Bakery, Blossom Shop, La Carina Resto dan lain-lain. Namun, diriku ini bukan orang berbakat yang bisa memasak, melayani pembeli dengan ramah, menanam bunga dan mengetahui macam-macam bunga atau pekerjaan lainnya. Aku hanya tahu bagaimana caranya tidur dengan nyenyak, memanen sayur-sayuran, dan belajar. Yang lainnya aku tidak bisa sama sekali.

Memasak itu bukan bakatku, pertama dan terakhir kalinya aku memasak aku membuat kedua orang tuaku dirawat di rumah sakit. Setelah itu aku tak berani memasak lagi. Selain itu aku tidak ramah sekali, jadi tidak mungkin sekali bisa melayani pembeli. Saat di Pasar Troist aku hanya membantu mengepak sayuran, yang menyapa ibuku dan aku hanya diam saja. Kesimpulannya pekerjaan seperti itu tidak cocok untukku dan bukan keahlianku.

Kembali ke Arena Tarung Del Brufe, kata temanku aku bisa mendapatkan uang secara instan jika ikut bertarung, tapi masalahnya aku tidak punya kemampuan bertarung sama sekali fisikku sangat lemah aku pun tidak lincah. Bagaimana bisa menang menghadapi lawan-lawan yang jauh lebih kuat dan berpengalaman? Ada-ada saja temanku itu. Kalau aku tidak sadar diri dan tergiur begitu saja, bisa-bisa aku berakhir di Rhea City Cemetery. Mengerikan sekali.

Untung saja aku sadar diri dan tidak tergiur begitu saja. Hmm, tapi tidak ada salahnya kan jika aku menonton pertandingan di sana? Hitung-hitung mencari hiburan dan pengalaman? Aku juga penasaran dengan para peserta dan berapa hadiah uangnya jika menang. Mungkin aku punya kesempatan ikut pada tahun yang akan datang. Tidak buruk juga.

Rasa penasaranku jauh lebih dominan dibanding rasionalitasku. Sehingga aku memutuskan berbalik arah menuju Arena Tarung Del Brufe. Sekedar melihat tidak apa-apa, kan? Ya, walaupun di sana pasti banyak orang. Apalagi pria dewasa yang kekar-kekar dan menyeramkan. Namun, setidaknya niatku ke sana ada manfaatnya. Mengamati orang yang bertarung, mempelajari teknik mereka diam-diam yang akan kupraktikkan sampai akhirnya bisa menang dan mendapatkan uang.

Sudah kuduga Arena Tarung Del Brufe sangat ramai. Aku hampir tidak mendapatkan tempat duduk untuk dapat menonton pertarungan di bawah sana. Namun, dengan kegigihanku aku bisa mendapatkan tempat duduk. Ya, walaupun tidak strategis, tapi setidaknya aku bisa melihat apa yang terjadi di bawah sana.

Pertandingan yang aku saksikan sangat brutal, bagaimana bisa orang itu tega memukul orang lain dengan begitu brutalnya hanya untuk mendapatkan uang? Kalau yang di sana itu orang jahat, tidak apa-apa, tapi kan itu penduduk kota biasa yang di sini bertarung demi uang atau bahkan bahan makanan juga. Eh, tapi dia tidak salah juga. Karena kalau ingin menang ia harus tega dan menghilangkan rasa kemanusiaannya.

Holy AmuletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang