4. Sure, You Can

97 5 0
                                    

"Chan, ini untuk dirimu. Belajar yang semangat ya." Ucapan yang diberikan oleh seorang pria yang memberikan sebuah bingkisan kepada dirinya.

Dan ia langsung melihat kekasihnya terlebih dahulu. Setelah di bolehkan oleh sang kekasih, ia pun segera mengambil bingkisan itu. "Terima kasih. Lain kali tidak usah repot-repot seperti ini ya." Ucapnya, yang langsung duduk di kursinya, yang tentunya berada di samping sang kekasih.

"Wuah, Haechan! Baru pagi aja bingkisan kamu sudah banyak seperti ini." Seruan yang diberikan oleh temannya, yang saat ini berada di kursi belakangnya, Renjun namanya.

"Bagi ya, Chan." Pinta temannya lagi, yang langsung di balas anggukkan kepala oleh dirinya. "Ambil saja berapa pun yang kau mau." Ucapnya, yanh mempersilahkan temannya ini untuk mengambil beberapa bingkisan yang ada di mejanya.

Yup, ini sudah menjadi kebiasaan yang ia lakukan tiap harinya. Pasti setiap pagi, mejanya ini selalu penuh dengan bingkisan. Tentu saja itu atas izin dari kekasihnya. Ia tidak akan menerima bingkisan, kalau misalkan kekasihnya ini tidak mengizinkan dirinya. Ia tidak mau bertengkar dengan kekasihnya hanya karena sebuah bingkisan.

Dan untung saja kekasihnya ini bisa bersikap dewasa dan tidak kekanakan, walaupun mereka masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Kekasihnya yang tidak pernah melarang dirinya untuk menerima bingkisan dari banyaknya orang.

Kekasihnya itu juga tau kalau orang yang memberikan dirinya bingkisan itu pasti membelinya pakai uang. Daripada uang itu terbuang sia-sia karena dirinya tidak menerima bingkisan mereka? Lebih baik ia menerimanya bukan? Kalaupun dirinya ini tidak suka isi dari bingkisan itu, ia bisa memberikan bingkisannya kepada orang yang membutuhkannya, daripada harus terbuang sia-sia.

Selagi diriya ini bisa menjaga hatinya untuk kekasihnya seorang, kekasihnya ini tidak pernah mempermasalahkan apapun. Dan kekasihnya juga tidak pernah membatasi dirinya dalam hal apapun. Dia selalu percaya kepada dirinya, karena dia sendiri juga tau kalau kunci dari sebuah hubungan adalah kepercayaan.

Dan ia juga bersyukur mempunyai kekasih seperti Minhyung ini. Alasan dirinya menerima dia sebagai kekasihnya, selain mencintai dia adalah sikapnya dia. Dirinya yang bisa jadi dirinya sendiri, karena kekasihnya ini tidak pernah menuntut apapun dari dirinya. Asalkan ia tidak berbuat aneh di belakang dia.

"Kalian ada yang mau tidak?" Tanyanya, bertanya kepada teman sekelasnya. Dan teman sekelasnya pun langsung mengambil bingkisan miliknya, dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada dirinya, yang langsung ia balas dengan ucapan sama-sama, atau terima kasih kembali.

"Oh iya, Chan! Nanti sore jadi?" Pertanyaan yang diberikan temannya, yang masih setia menatap dirinya yang tengah duduk menyamping.

"Gak tau deh, coba tanya Minhyung dulu. Nanti sore dia jadi ekskul gak? Kalau gak, aku lebih baik jalan sama dia." Ucapnya, yang langsung di balas decakkan tak suka dari temannya ini.

"Ck! Dasar tidak setia kawan! Sudah cepat tanya kepada dia!" Titah temannya.

Apakah mereka tidak sadar kalau Minhyung ada di sebelah Haechan? Entah lah, memang seperti ini sifat Haechan dan Renjun.

"Iya-iya! Bawel ish!" Dengusan tak suka yang langsung ia berikan. Ia juga langsung menatap kekasihnya yang saat ini tengah menatap dirinya. "Sayang, nanti sore kamu jadi turnamen basket?" Tanya nya.

"Heum, jadi. Kamu mau pergi ke mana emangnya?" Tanya kekasihnya, yang sedang menumpukan dagunya di tangan. "Sepulang sekolah, aku sama Renjun ini ingin pergi membeli album keluaran terbaru. Boleh, kan?" Tanyanya.

"Boleh. Mau aku antar?" Tawaran yang kekasihnya berikan, yang tentunya langsung di tolak. "Gak usah!" Bukan dirinya yang menjawab! Melainkan temannya. "Yak!" Teriakan marah yang langsung ia berikan.

"Ck! Dia mau tanding basket sepulang sekolah bodoh! Dia bisa telat kalau harus mengantar kita terlebih dahulu! Dan memangnya kau mau dia di marahin sama Coach karena terlambat sehabis mengantar dirimu?" Ucapan temannya yang sukses membuat dirinya berfikir.

Ia berfikir sejenak mengenai ucapan temannya ini. Kalau di pikir-pikir, ucapan temannya itu benar dan tidak salah. Kekasihnya ini bisa saja terkena omelan Coach karena dia. "Masih ada waktu kok. Tidak mungkin aku di marahi coach." Seruan yang langsung kekasihnya berikan agar dirinya tidak khawatir.

"Tidak usah deh, sayang. Aku bisa jalan sama dia berdua. Kamu tidak usah khawatir ya." Ujarnya, yang akhirnya menolak juga tawaran yang diberikan kekasihnya.

"Serius tidak apa-apa?" Pertanyaan yang langsung kekasihnya berikan. "Tentu saja! Dia tuh bukan anak kecil yang mudah hilang. Kecuali ketika sedang di festival. Dia hilang bersama dengan adik sepupunya karena membeli ice cream, sampai kita repot mencari mereka berdua, dan berakhir meminta pertolongan pertugas informasi." Seruan yang diberikan oleh temannya, yang sukses membuat kekasihnya ini tersenyum begitu mengingatnya.

Iya! Dirinya ini pernah hilang ketika mereka tengah berkunjung ke salah satu festival yang diadakan oleh negaranya. Dirinya hilang dan terpencar dari yang lainnya karena sibuk makan ice cream bersama sepupunya.

"Yak! Jangan di ingat lagi!" Rutukan kesal yang langsung ia berikan, karena temannya yang selalu mengungkit kejadian ini.

"Bagaimana tidak ingat, kalau kejadian itu sangat epic. Kau tau? Pacarmu sampai panik bukan main sewaktu tau kau hilang." Ujar Renjun, yang sangat ingat mimik wajah pria yang ada disamping temannya ini. Kala itu, kalau dirinya ini tidak melihat situasinya sedang serius? Mungkin ia akan tertawa karena melihat wajah panik yang pria ini berikan, yang tidak ada hentinya mencari temannya, plus menelepon temannya secara berulang kali.

"Tentu saja dia panik. Kekasih yang paling ia sayangi sedang hilang. Dia kan sangat takut kehilangan diriku." Ucapan yang langsung ia berikan dengan nada pongahnya, yang langsung disahuti oleh sang kekasih. "Benar sekali. Aku tidak bisa membayangkannya kalau kau tidak di temukan." Sahut sang kekasih.

Sedangkan temannya sudah memutarkan kedua bola matanya jengah. "Uwek!" Seruan yang diberikan oleh temannya, yang berpura-pura muntah karena mendengar ucapan mereka.

Dan ia yang mendengar itu pun langsung mendesis tidak suka, menatap temannya dengan tatapan nyalang, yang langsung di balas temannya juga. "Kalian tau kalau kalian berdua itu pasangan yang sangat menjijikan?" Ucapan yang selalu temannya berikan, seraya mendelik geli

"Ck! Bilang saja kau iri karena kekasihmu sedang sibuk kuliah!" Desisan yang langsung ia berikan, yang saat ini sudah menunjukkan aura permusuhan.

"Tentu saja aku iri. Maka dari itu jangan bermesraan di hadapan aku, kalau misalkan pacarku tidak ada di sini!" Peringat temannya, yang juga membalas dirinya dengan tatapan penuh permusuhan juga.

Dan Minhyung yang tau auranya sudah sangat tidak baik, ia langsung mengalihkan perhatian mereka berdua, agar tidak terjadi pertengkaran yang berakhir susah di pisahkan. "Ren, kau sudah dengar belum beritanya?" Pertanyaan yang ia berikan, yang langsung membuat wanita ini langsung memutuskan kontak matanya dengan sang kekasih.

"Berita apa? Aku selalu update mengenai seluruh berita yang ada di sekolah ini. Memangnya ada berita apa yang aku lewatkan?" Tanya Renjun yang sangat penasaran.

"Pacar kamu akan datang di akhir turnamen." Ucapan yang ia berikan, tentu saja membuat wanita ini terkejut. "Benarkah?" Tanya wanita ini, yang memastikan kembali bahwa perkataannya tidak salah.

"Benar, memangnya kau belum tau? Dia belum memberi tau dirimu?" Tanyanya, yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari wanita ini, guna menanggapi pertanyaan yang ia berikan. "Dia tidak memberi tau apapun kepada diriku." Ucapnya dengan polosnya.

Dan ia yang mendengar ucapan kekasih, serta melihat wajah yang temannya berikan pun langsung tertawa. "Yak! Kenapa kau tertawa?!" Pertanyaan ketus yang langsung temannya berikan. "Katanya kekasih, tapi masalah begini saja kau tidak tau. Kekasih macam apa itu!" Ujarnya, meledek.

"Yak!" Teriak temannya yang sudah sangat kesal dengan dirinya.

"Iya Renjun, apakah kau mempunyai masalah?" Tanya seorang guru yang baru saja masuk ke dalam kelasnya.

Renjun yang ingin melampiaskan kekesalannya kepada temannya pun tertahan karena guru. "Tidak ada, bu." Ucapnya, yang langsung kembali duduk.

Pelajaran pun di mulai, dan siswa serta siswi mulai kembali ke kursi mereka masing-masing.

THE TWINS- MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang