BL3

51 6 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Ara melajukan langkah kaki kearah parkiran untuk mendatangi mobil sang kakak tentunya, setelah sampai di depan gerbang Ara bisa melihat dengan jelas jika di sana sudah terpampang jelas mobil mewah milik kakaknya.

"Tumben cepet kak? biasanya lama.."

Ara membuka pintu mobil dan langsung mendudukkan bokongnya di kursi depan lalu segera menutup pintu mobil itu tanpa mempedulikan keadaan sekitar.

"Hari ini kerjaan kakak di kantor sudah tidak ada makanya pulang cepat dan langsung kesini menjemputmu.."  ucap chenle sambil menatap wajah Ara.

Ara hanya membulatkan mulutnya berbentuk O dan mengangguk anggukan mengiyakan ucapan chenle.

"Sudah kan?" Ucap chenle lagi sambil melirik Ara yang tengah memasang seatbelt itu.

Ara mengangguk kemudian mulai menyandarkan kepalanya tanpa ia sadari sedari tadi ada sepasang mata dibelakangnya sedang menatapinya dalam.

"Ra..."

Ara yang sudah memejamkan matanya terkejut mendengar suara yang tidak asing itu, ketika berbalik semakin membuatnya terkejut mendapati seorang pria yang tengah tersenyum menatap kearah lain.

"Haechannnnnie!!"

Ara berteriak kencang kerena tidak percaya dengan penglihatannya sambil tangannya menutup mulut, setelah beberapa saat dia tersadar dan langsung bergegas keluar dari mobil dan berpindah ke tempat duduk di belakang.

Untung saja mobilnya belum berjalan.

"Haechanie aku rindu.."

Ara berucap antusisas dan langsung berhamburan ke pelukan pria itu.

Sedangkan haechan tersenyum dan membalas pelukan Ara

"Sudah aku bilang panggil aku kakak bocah! Padahal aku lebih tua dari chenle" haechan menggelengkan kepala, "haechanie juga sangat merindukan ara sangat sangat rindu!" Ucap haechan ketika melihat wajah Ara cemberut.

Ara mendongak masih dengan posisi memeluk, posisi yang nyaman.

"Kapan datang kesini? Dan kenapa tidak ngasih tau Ara jika sudah kembali?"

Haechan terkekeh lalu melirik kearah chenle dari cermin yang memperlihatkan wajah masam.

"Eum chanie ingin memberikan kejutan pada Ara.." lanjut Sambil terkekeh sesekali juga mengelus pucuk kepala Ara, membuat wajah orang di depan sana semakin masam.

"Serius?! Ara kaget banget tau tiba tiba chanie disini" ucapnya lagi sambil mengeratkan pelukan mereka.

Sedangkan sepasang mata yang sedang memperhatikan kegiatan mereka di balik cermin sana hanya memandangi penuh dengan tatapan tajam dan mengerikan.

"Apa sudah selesai rindu rinduannya?"

Suara chenle menghentikan obrolan Ara dan haechan

"Wajahmu makin jelek kalau melotot begitu.." haechan tertawa menggoda chenle

Chenle mendengus

"Aku ini selalu tampan!" Chenle menyahut sewot tidak terima.

"Adikku sayang cepat pindah lagi ke depan.." lanjutnya.

Ara menggeleng mendengar ucapan Chenle yang menyuruhnya kembali ke depan.

"No kak, Ara ingin disini sama haechan boleh kan?"

Chenle melirik kearah Ara yang memasang muka memelas sambil memohon kepadanya yang membuatnya mendengus kasar.

"Kakak bukan sopir kalian!"

"Sudahlah Le,  hanya masalah duduk saja repot jangan di masalahin, tenang saja aku tidak akan aneh aneh kok sama Ara.." haechan mengakhiri kalimatnya dengan kekehan.

Chenle melirik tajam lalu menarik nafas kasar

"Dasar menyebalkan!" gumam chenle

Haechan hanya menahan tawa melirik kearah sahabatnya itu dan Jika ditanya apa respon Ara jawabannya adalah Ara yang saat ini dalam mode manja pada haechan jadi mengabaikan keadaan sekitar.

Seperti yang sudah di ketahui Ara, chenle, haechan adalah sahabat sedari kecil jadi tidak heran Ara menganggap nya sudah seperti kakak keduanya sendiri walau mereka saling memanggil dengan nama dan sekalipun tahun jarak umur mereka yang lumayan jauh.

.
.
.

"Ra kalau ngantuk masuk duluan ke dalam kakak mau nganterin haechan pulang dulu, bocah itu tidak mau naik taksi." ucap chenle sambil menunjuk wajah haechan yang memasang wajah sangat menyebalkan bagi chenle,

saat mereka sudah berada didepan kediaman mewah milik keluarga jung.

"Apa ara gak bisa ikut kak?" Ucap ara yang baru saja keluar dari mobil.

"Tidak, kamu pasti lelah, istirahatlah, kakak gak lama kok..." sahut chenle dari dalam mobil tidak lupa tangan yang mengelus pipi Ara yang sedang mengembung lucu kerena cemberut.

"Yaudah deh" lirih Ara yang kemudian berjalan malas masuk ke dalam mansion.

Sedangkan Didalam mobil sekarang hanya di isi oleh keheningan chenle masih belum menjalankan mobilnya ia masih menatap punggung Ara sampai menghilang di balik pintu.

"Ara kita sudah tumbuh sangat cantik ya le, bikin aku jadi suka.." goda Haechan yang sudah bepindah posisi duduk disebelah chenle.

Haechan hanya berniat menggoda tidak lebih.

"Jika tak ingin matamu itu aku colok jangan macam macam!"

Chenle menatap tajam kepada haechan.

"Gila! Hahaha tenang saja aku cuman bercanda kok, gak perlu serius banget gitu" sahut haechan sambil terkekeh

Sebenarnya ia tidak merasa takut sama sekali dengan ancaman chenle malah terasa sangat menggelitik perutnya.

"Aku juga tau kalau kau sangat menyayangi ara atau mungkin bahkan mencintainya?"

















TBC

Brother's Love || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang