BL4

58 9 1
                                    

Happy reading

.
.
.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam dimana saat ini sebagian orang sudah terlalap di alam mimpi tidak terkecuali chenle yang juga sudah siap memejamkan mata kerena jujur tubuhnya sudah sangat lelah namun ketukan pintu mengurungkan niatnya.

"Siapa?"

Ia lebih memilih bertanya sebelum membuka kan pintu.

"Ara kak!"

Chenle sedikit mengerutkan kening mendengar suara Ara yang terdengar serah mungkin? membuatnya sedikit khawatir, Segera ia beranjak dan membuka kan pintu.

Setelah pintu terbuka nampak lah Ara yang saat ini menatap chenle dengan mata berkaca membuat perasaan chenle semakin panik.

"Kakak.." panggil Ara menatap sendu kearah chenle.

"Ya kenapa?"  Chenle langsung membawa tubuh Ara ke dalam dekapannya, "apa ada yang sakit? Katakan pada kakak cepat!" Lanjutnya lagi sambil menatapi wajah Ara yang lesu itu.

Ara kembali memeluk tubuh chenle erat

"Hiks perut Ara sakit banget!!" Sahut Ara teredam di dekapan chenle sambil terisak pelan.

"Hah apa sayang? Kamu salah makan atau bagaimana?" Ucap chenle semakin panik lalu menggendong Ara membawa ke ranjang nya.

Ara hanya menggeleng, ketika sampai di ranjang chenle langsung duduk dengan Ara yang di pangkuannya.

"Sekarang katakan pada kakak, apa yang terjadi?"

Chenle mengusap Surai belakang Ara lembut yang malah membuat gadis itu malah menangis kejer.

" Huwaaaa Ara lagi datang bulan kak, sakit banget hiks"

"datang bulan?" Gumam chenle.

Ara mengangguk, "lebih sakit dari biasanya  hiks" sahutnya dengan suara serak.

Okay Sekarang chenle mulai paham kenapa adiknya jadi menangis seperti ini, sedikit bernafas lega ternyata bukan hal yang terlalu serius.

"Apa sesakit itu dek?"

Ara menatap tajam chenle namun dengan masih terisak

"Iyalah! Sakit banget malahan, coba aja kakak datang bulan pasti tau gimana sakitnya apalagi pas hari pertama berasa pengen ke alam lain kak hiks"

Chenle tersenyum tangannya mengelus rambut belakang Ara

"Loh kakak kan laki laki kalau kakak datang bulan berarti cewek dong?"

Ara memanyunkan bibirnya

"Kan kata Ara kalau bukannya bilang kakak cewek!" Ucapnya sinis.

Chenle terkekeh, "terus sekarang kakak harus apa? Kakak gak ngerti ra.."

"Elus elusin perut sama pinggang Ara!"

Chenle mengangguk lalu mengikuti instruksi yang di katakan Ara, ia memang tidak paham dengan hal seperti ini jadi chenle mengiyakan saja semua yang di katakan adiknya ini.

"Sabar ya bentar lagi pasti sakitnya bakalan hilang, adik kakak kan cewek kuat.."

Ara mengangguk lesu mengiyakan walau sebenarnya tidak yakin pasalnya saat ini perut nya memang lebih sakit dari biasanya.

"Baiklah Ara disini saja sama kakak sambil tiduran ya? Kakak bakalan ngusalin perut kamu Sampai tertidur."

Ara mengiyakan ucapan chenle lalu segera turun dari pangkuan kakaknya dan langsung memperosotkan tubuhnya di ranjang sang kakak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brother's Love || Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang