3. Tergoda

3.3K 59 0
                                    

Jangan lupa vote, comment, sama follow yah! Biar aku semangat update nya...

Yang mau traktir aku buat beli kuota, boleh dong traktir aku hehe biar aku rajin nulisnya dong temen-temen..

https://trakteer.id/comfieboy << traktir aku disini ya! Selamat menikmati ceritanya!

****

"Kek, setelah kita mandi bersama kemarin, aku melihat penis Kakek yang sangat besar, apa aku boleh memegangnya kek?" tanyaku dengan bersikap polos terhadap Kakek.

Kakekku terlihat bingung sekali, kelihatan dari mimik wajahnya, dia seperti bertanya-tanya apakah aku ini becanda atau tidak.

"Please kek... Aku ingin melihatnya lagi... Aku kan cucu kesayanganmu kek, boleh ya kek?" ucapku dengan memohon-mohon kepada Kakek.

"Em... Cuma liat aja kan?" tanya Kakek aku.

Aku mengangguk dengan semangat, "Iya kek..."

Kakekku sepertinya menyetujui permintaan aku, dia memarkirkan mobil truknya di siri kiri jalan, "Penasaran sekali kah?" tanya Kakekku kembali.

"Iya kek..." ucapku.

Kakekku membuka risleting celana nya, lalu dia menarik celana dalamnya dan mengeluarkan penisnya yang besar, aku benar-benar bersemangat ketika melihat penis kakek yang besar itu.

"Wah..." ucapku terpesona.

Aku mendekatkan wajahku ke penisnya Kakek, aku memegang penisnya Kakek. Bagaimana bisa penis seseorang yang sudah tua dan berumur ini masih terlihat sempurna?! Urat penis yang masih terlihat, belum lagi ketika penis Kakek menegang seutuhnya, benar-benar terlihat sempurna.

Kakek aku hanya diam ketika aku memegang penisnya, sepertinya dia tak keberatan, jika aku memainkannya juga. Aku menggoyang-goyangkan penis Kakek ke kanan dan ke kiri, dia benar-benar tak keberatan aku memainkan penisnya.

Apakah Kakekku tergoda? Aku dengan perlahan mengocok penisnya. Aku membuka mulutku dan tiba-tiba Kakek menghentikanku dengan menahan kepalaku ketika aku akan memasukkan penisnya ke dalam mulutku.

"Kenapa kek? Boleh ya kek?"

"Nggak boleh. Katanya cuma mau liat aja." kata Kakekku.

"Kakek, aku mencintaimu, biarkan aku menjadi milikmu kek." ucapan itu tiba-tiba terlontar dari mulutku.

"Tyron... Kamu itu masih kecil, Kakek yakin masih banyak diluar sana, cewek ataupun cowok yang bakal melakukan ini."

"Tapi, aku maunya Kakek, untuk jadi yang pertama-ku..." Aku benar-benar meyakinkan Kakek aku untuk melakukan sex dengan ku.

Kakek tak menjawab lagi ucapanku, daripada dia mulai berbicara lagi, aku mulai mengocok penisnya lagi dengan tangan kananku tetapi, temponya lebih cepat sehingga membuat Kakekku terangsang sepenuhnya.

Aku langsung saja memasukan penis Kakekku ke dalam mulutku walaupun tak masuk semuanya setidaknya aku sudah memasukannya.

Kakek aku terangsang hingga dia tak bisa melakukan apa-apa dan hanya perlu menikmati servis yang aku berikan kepadanya. Penisnya kian makin besar hingga aku kesusahan karena posisi kami.

"Tyron... Ungh..."

Kakek mendesah? Aku benar-benar sangat senang, sepertinya Kakekku menikmati servis yang aku berikan. Aku terus melumat penis Kakekku, sesekali aku menjilat lubang penis Kakekku dan bisa aku rasakan pre-cum milik Kakek yang sudah keluar.

Puas dengan penis Kakekku, aku kini menatap kedua mata Kakekku dan Kakekku juga menatapku balik dengan kedua nafas kami yang menggebu-gebu.

"Sentuh aku... Tyler..." lirihku dengan menyebut nama Kakekku.

Ini benar-benar terlihat sexy, setelah aku mengucapkan itu, aku perlahan mendekatkan bibirku dengan bibir Kakekku, dan kami pun berciuman satu sama lain, sepertinya godaan aku berhasil terhadap Kakek, sehingga Kakek benar-benar menikmati permainan yang aku berikan kepadanya.

Aku dan Kakek saling melumati satu sama lain, aku menunggangi Kakek sehingga kami kini saling berhadapan satu sama lain.

Aku membuka kancing baju Kakek satu persatu dan membuat dadanya yang sexy itu kini telanjang, dan sembari kami berciuman, aku mengusap-usap dada Kakekku dan memainkan kedua putingnya dengan tanganku.

Aku sedikit melorotkan celana ku hingga bongkahan pantatku sedikit terekspos dan menggesek-gesekkannya ke penis Kakekku, kedua tangan Kakekku diam saja, aku membuatnya meremas pantatku.

Kami kini masih berciuman aku menggerakkan kepalaku ke kanan agar ciumannya tak kaku, sesekali aku menggerakannya juga ke kiri, puas dengan berciuman kami melepasnya dan menghirup nafas sedalam-dalamnya.

"Kamu siap?" tanya Kakekku.

Aku mengangguk tersenyum, lalu Kakek meludah ke tangannya dan mengusapnya ke lubang pantatku, karena mungkin tidak ada pelumas di truk Kakekku. Penis Kakekku sudah basah karena servis yang aku berikan, lalu dia memegang penisnya dan menyesuaikannya dengan perlahan ke lubang pantatku yang merah dan sempit.

"Ahh...," Aku mendesah ketika penis Kakekku yang besar memasuki lubang pantatku, meskipun pelan-pelan, rasanya benar-benar sakit untuk pertama kalinya.

Kakekku mencium leherku, penisnya kini sudah masuk sepenuhnya ke dalam lubang pantatku, sepertinya lubangku akan tercabik-cabik oleh penis Kakekku yang besar dan tentu aku menginginkannya dan aku berusaha merubah rasa sakit ini menjadi rasa yang penuh nikmat bagi pengalaman pertama ku dengan Kakek tiriku sendiri, ini pilihanku.

Kakekku kini mulai menggerakkan penisnya maju mundur keluar dari lubang pantatku. Rasanya seperti mengeluarkan dan memasukkan benda yang begitu besar dari badanku. "Ngh...."

Aku mencium bibir Kakekku kembali dan kami kembali beradu lidah disaat Kakekku memaju-mundurkan penisnya di dalam lubang pantatku.

Aku menaik-turunkan tubuhku dan suara dari pantatku dengan selangkangan Kakekku benar-benar terdengar di dalam mobil truk ini.

Ini rasanya benar-benar nikmat, aku tak menyangka bahwa ini akan benar-benar nikmat walaupun sakit, penisku yang sudah tegang, tergesek-gesek di dada Kakekku karena aku menaik-turunkan tubuhku agar kami juga sama-sama klimaks di akhir nanti.

"Mmh... Kek... Lebihhh... Cepathhh..." pintaku, padahal tempo yang sekarang sudah lumayan cepat tetapi aku meminta ke Kakek untuk mempercepat temponya.

Kakekku tanpa mengucapkan satu kata sekalipun, dia langsung mempercepat temponya, hingga membuat pantatku terasa sakit karena penisnya yang besar, bergerak begitu cepat di dalam lubang pantatku.

Aku memejamkan mataku dan menganga kenikmatan dengan apa yang Kakek lakukan terhadapku, keringat kami bercucuran dan benar-benar sangat gerah. "Anghh.... Yeah..." Aku terus mendesah sedangkan Kakek fokus mempercepat temponya dengan ekspresi wajahnya menandakan dia menyukai melakukan sex denganku ini.

Sex anal ini benar-benar aku nikmati sepenuhnya, hingga akhirnya Kakek berhenti memaju-mundurkan penisnya hingga penisnya mengeluarkan spermanya di dalam. Kami berdua bercucuran keringat satu sama lain dengan nafas kami yang menggebu-gebu, Kakek benar-benar terlihat sangat hot dan juga sexy.

Sperma yang banyak itu terlihat keluar sedikit demi sedikit dari lubang anusku dengan penis Kakek yang masih menancap di lubang anusku. Aku mencium bibir Kakek, lalu kemudian Kakek membalas ciuman aku, kami berdua saling beradu lidah kembali, saling melumat satu sama lain, dengan memejamkankan mata.

"Hey... Turun... Kita sudah sampai dirumah...," Kakek mencubit pipi kananku, dan aku bangun dari tidurku.

"TADI SEMUA MIMPI?!"

***

Bersambung...

Kakek Tiriku HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang