COKELAT.

40 5 0
                                    

Tiga pasang derap kaki menghampiri. Ketukan kasar bersusulan. Ieiri Shoko dihadapkan dengan tantangan seorang diri.

"Di mana Gojo Satoru?" wanita berambut abu bertanya membentak.

Membuang muka, yang diajukan pertanyaan acuh bersiul, "wakane~"

PLAS! Tamparan tanpa pandang bulu mendarat di pipi Ieiri Shoko.

"Kau pasti tau!"

Iris cokelat melebar menampakkan amarah, "sudah kubilang aku tidak tau!"

"Jangan bohong!"

Satu tamparan mendarat pada pipi satunya. Si wanita tua menoleh memberi isyarat pada pengawal di balik tubuh. Sepersekian detik, dua pria gagah masuk paksa dan menggeledah apartemen.

Tidak tinggal diam, Shoko berontak bergelayut pada kemeja rapi mereka. Berharap pria-pria tersebut tidak memporak-poranda barang Satoru dan Suguru.

"Dia sedang keluar kota bersama Geto. Kalian tidak akan menemukannya!"

Salah satu bodyguard berhenti mengobrak-abrik. Alisnya naik seraya menyeringai, "anak baik. Jujur akan membuatmu mujur"

Nyonya besar keluarga Gojo mengubah instruksi. Ajudan pun bergerak lagi. Kali ini mereka bertugas mengemasi barang Satoru.

"Apa yang akan kalian lakukan? Itu barang miliknya! Jangan sentuh!" Shoko merentangkan tangan seolah membentuk palang demi menghalangi hama pengganggu.

"Kami akan membereskan barang Tuan Satoru. Jadi begitu kembali ke kota ini, dia bisa langsung tinggal di kediaman Gojo"

"Dame!"

Tiba-tiba wanita Gojo menarik paksa Shoko. Tangannya mencengkram, mengekang mulut agar tak banyak protes. Telinganya panas mendengar bantahan yang dilontarkan gadis lemah lembut.

"Atau sebaiknya kau saja yang kami jadikan jaminan pertukaran?" seringai jahat terpatri pada wajah berkerut. Melirik pada para bawahan sembari memerintah, "bawa dia!"

***

Sepasang bocah kuliahan terpaku di tempat. Menjeda transaksi, memperhatikan layar berukuran enam inch. Hampir tak percaya dengan panggilan suara, Geto Suguru mengubah menjadi panggilan video.

"Ah, jadi ini Geto yang sedari tadi nona manis ini sebut? Kudengar kau bersama Satoru-kun saat ini"

"Jangan macam-macam pada Shoko!"

"Sou ka? Jadi gadis ini bernama Shoko?" wanita di ujung telepon terkikik.

Satoru yang hanyut dalam emosi mengambil alih ponsel, "katakan apa maumu? Ini aku, Gojo Satoru"

"Amat membanggakan kau tidak menanggalkan nama keluarga, Satoru-kun"

"Cih" dahi Satoru mengernyit, "apa maumu, tua bangka?"

"Dame janai ka, Satoru-kun" tuan rumah keluarga Gojo menyipitkan mata diikuti dengan lengkungan bibir ke samping, "begini-begini aku ibumu, meskipun statusnya hanya ibu tiri"

"Cepat bilang apa maumu!"

Orang-orang di sekeliling menoleh. Menaikkan alis. Terganggu dengan ocehan Satoru dan Suguru kala menelpon. Memilih menghindar dari kerumunan dekat mereka.

"Sederhana. Kembalilah ke kediaman Gojo. Kau yang akan melanjutkan bisnis ayahmu"

"Hah~ sudah kuduga kau tidak bisa apa-apa tanpa keluarga penting kami" Satoru terkekeh merendahkan.

Dia paham, semenjak kepala keluarga Gojo meninggal dua bulan lalu, kondisi finansial jatuh mengkhawatirkan. Sementara dalam wasiat yang ditulis, satu-satunya pemegang kekuasaan tertinggi adalah Gojo Satoru. Seorang pewaris tunggal harta keluarga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐓𝐎𝐆𝐄𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐄𝐍𝐃𝐄𝐃 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐎𝐔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang