Apakah reinkarnasi itu ada? Jika ada, Joan ingin bertemu lagi dengan Nanda seorang anak kecil yang memberi kenangan indah padanya 10 tahun yang lalu.
Bxb/Yaoi/Boyslove
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nanda Kakak datang..."
Joan menaruh bunga yang ia bawa di atas pusara Nanda beserta satu batang coklat, memang itu yang selalu ia bawa untuk sahabat abadinya yang mungkin sudah bahagia di sisi-Nya.
"Tak terasa sudah 10 tahun saja ya sejak kejadian itu, Nan?"
Joan yang memang sudah berjongkok, mengusap sayang batu nisan sang sahabat seolah tengah mengusap sosok nyata Nanda yang selalu ia temui dulu.
"Kenapa tak pernah datang lagi sekalipun dalam mimpiku? Sekeras apa pun aku memikirkanmu. Apa kamu sudah tak ingin bertemu denganku? Atau memang kamu sudah bahagia di sana?"
Joan terkekeh pelan, "Kenapa aku masih meragukannya, pasti jelas kamu sudah bahagia bersama orang tuamu di surga kan?"
"Oh ya, aku pernah bercerita pada orang banyak tentang pertemuan kita, banyak sekali yang mendengarkan ceritaku, ada yang menangis sedih ada juga yang bertanya-tanya dari mana ubi manis bakar yang selalu kamu bawa buat kakak? serta bagaimana Nanda bisa menangkap ikan?"
Jelas...
Sunyi... tak ada jawaban dari pertanyaannya.
"Ada yang mengatakan... sebenarnya kita gak pernah benar-benar bertemu. Aku tak pernah memakan ubi yang kamu bawa, katanya itu hanya sebuah petunjuk darimu yang ingin aku selamatkan lewat mimpiku. Tapi, apa pun yang mereka katakan, aku tetap meyakini pada diriku jika kita pernah bertemu dan main bersama di desa. Bahkan ingatanku tentangmu masih terekam sangat jelas, suaramu... tawamu... seta senyummu yang manis itu aku masih sangat ingat, Nan. Jadi aku tak pernah berbohong kan? Datanglah sekali lagi saja ke dalam mimpiku. Aku benar-benar sangat merindukanmu."
Di usapnya setetes air mata yang jatuh, jika sudah berurusan dengan Nanda ia tak bisa mengontrol rasa sedihnya.
Joan akhirnya berdiri dan berpamitan dengan Nanda, dan seperti biasa dia akan mendatangi pusara sahabatnya itu jika sudah senggang nanti.
Sekarang dirinya harus menghadapi Realita sebagai seorang pria berusia 25 tahun, yang menjalani hari-harinya dengan sangat biasa.
Hidupnya seperti berakhir 10 tahun yang lalu ketika berpisah dengan Nanda dan saat ini terserah takdir yang akan membawanya ke mana, baginya semuanya sama sekali tidak menarik di matanya.
Kecuali Nanda hidup lagi, tapi itu tidaklah mungkin 'kan?
Sesaat dirinya berkutat dengan pikirannya ada panggilan masuk dari ayahnya, Joan segera masuk ke dalam mobilnya dan mengangkat teleponnya.
'Di mana kamu, Jo?'
"Masih di jalan, Yah, aku habis menemui Nanda. Sebentar lagi sampai ke kantor."
'Ah Nanda lagi... Bisa kamu putar balik ke rumah? Tamu Ayah sedang dalam perjalanan ke sini.'