Picture belong to the Owner
Aku bakalan seneng dan semangat banget, kalau kalian mau nyempatin kasih masukan, kritik atau meninggalkan komentar di cerita ini. Terima kasih banyak
Biar saya makin semangat nulisnya wkwkwk
***
"Okinawa memang luar biasa, yuhuuu...."
Semuanya menghentikan langkah saat dango yang dipegang oleh Yuuji terlempar begitu saja ke tanah, lelaki itu terlalu bersemangat, bahu Nobara bergetar menahan tawa begitu melihat raut wajah Yuuji yang langsung berubah, di sampingnya Megumi hanya mendengus geli, bibir lelaki itu tertarik ke atas dengan senyuman tertahan.
"Bodoh..."
"Dangoku..." Yuuji beralih pada Nobara, ia mendekat, "Temani aku membelinya lagi."
"Itu masalahmu, Megumi, tolong aku."
Tidak perduli, Megumi melanjutkan langkahnya sementara Nobara sudah diseret oleh Yuuji menuju stan Dango yang tidak jauh dari sana, sebelum misi dilakukan besok, Satoru sengaja membiarkan mereka menikmati malam di Okinawa, karena mungkin besok, mereka akan berhadapan dengan kutukan tingkat tinggi lainnya dan bisa saja menarik semua kesenangan mereka malam ini.
Megumi berjalan agak jauh, saat akan berputar ke stan yang menjual makanan, ia malah tersentak dari tempatnya berdiri, tidak sengaja melihat bocah kecil yang sedang menunduk ketakutan di lorong tempat sampah berada. Megumi melirik keadaan sekitar sebelum mendekat.
"Okaasan, aku mau okaasan..."
"Adik kecil." Intonasi suara Megumi terdengar melembut, ekor mata lelaki itu juga menangkap beberapa kutukan yang berada di sana tapi entah kenapa tidak berani mendekat.
"Okaasan, oni-chan, aku mau okaasan."
Raut wajah Megumi terlihat berubah, saat anak kecil tadi tiba-tiba memeluknya, rambut putih itu mengingatnya pada guru mereka. Gojou Satoru.
"Tenang, tenang."
"Aku takut, aku mau okaasan, monster monster itu terus melihat ke arahku."
Dia bisa melihat kutukan?
Melepas pelukan, Megumi memerhatikan bocah laki-laki di depannya ini, usianya tidak bisa ia tebak tapi yang jelas tidak sampai lima tahun, bola matanya bewarna coklat terang, dengan bulu mata putih sesuai warna rambutnya. Ia bisa merasakannya, energi kutukan bocah ini yang nampak menggebu, berkobar seperti api yang siap melahap siapapun.
"Siapa namamu?"
"Haruko."
"Oke Haruko, kenapa kau bisa berpisah dengan ibumu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chase Atlantic END
FanfictionUtahime yang tidak sengaja terbangun di kamar yang sama dengan Satoru, menyadari itu sebuah kesalahan yang mungkin akan ia sesali. karena ketakutannya ia menghilang begitu saja tanpa siapapun tahu akan keberadaanya, termasuk Satoru.