1. NIGHTMARE

871 41 3
                                    

Warn: Typo bertebaran, OOC, Menggunakan Bahasa Baku/Non-Baku

Happy Reading~

.

.

.

Isagi Yoichi perlahan-lahan mulai terbangun dari tidurnya akibat merasa sesak karena didekap dengan erat oleh pria yang tengah tertidur di sebelahnya itu.

Isagi mengucek kedua matanya, kemudian memandang pria bersurai putih yang masih tertidur pulas di sebelahnya. Meski begitu, Isagi tetap merasa nyaman berada di dalam dekapan sang pria yang kini sudah berstatus menjadi suaminya sejak 2 bulan lalu.

“Yoichi..” Panggil sang pria dengan tiba-tiba dalam tidurnya. Sontak Isagi dibuat terkejut.

Kemudian suaminya yang bernama Nagi Seishiro itu memanggilnya lagi, “Yoichi, aku mohon jangan tinggalkan aku..” Nagi kembali meracau di alam bawah sadarnya.

“Jangan, jangan tinggalkan aku! Aku mohon jangan pergi! Yoichi, kembalilah! Hiks..”

Seketika Isagi menjadi panik ketika Nagi mulai menangis. Isagi mengguncang tubuh sang suami, berusaha untuk membangunkannya dari mimpi buruk yang melanda.

“Sayang?” Bisik Isagi di telinga Nagi.

“Aku mohon..”

“Sayang, bangunlah. Kau mengigau?”

Tak lama kemudian Nagi mulai membuka kedia matanya dengan napas yang terengah-engah seperti orang yang habis dikejar Anjing. Dengan kesadaran yang belum terkumpul penuh, Nagi langsung memeluk erat tubuh Isagi.

“Yoichi..? Aku mohon jangan pergi! Jangan tinggalkan aku! Aku mohon, aku akan melakukan apa saja yang kau mau asal kau tidak pergi meninggalkanku! Aku mohon, Yoichi.. Aku tidak bisa hidup tanpamu!” Nagi semakin mengeratkan pelukannya.

“H-hey, ada apa, sayang? Apa kau bermimpi buruk? Tenanglah, jangan khawatir, aku ada di sini, aku tidak akan pernah meninggalkanmu.”

Isagi mengecup sayang pucuk kepala Nagi dan mengusap pelan punggung Nagi mencoba untuk memenangkan. Setelah merasa cukup tenang, Nagi melonggarkan sedikit pelukannya dan menatap wajah cantik sang istri.

“S-sayang, apa yang baru saja terjadi?” Tanya Nagi setelah tersadar penuh dari alam mimpi.

“Kau tidak ingat? Tadi kau terus meracau dalam tidurmu. Seperti kau sedang bermimpi buruk. Apa kau baik-baik saja, sayang?” Tanya Isagi memandang dengan tatapan khawatir.

Nagi menundukkan kepalanya, “Maaf, aku jadi membangunkanmu di tengah malam begini..”

Isagi menggeleng, “Tidak apa, Sei. Apa kau haus? Aku akan mengambilkanmu minum.”

Baru selangkah Isagi beranjak dari kasur, sebuah tangan tiba-tiba menahannya agar Isagi tidak pergi dari situ.

“Jangan pergi, Yoichi!” Ujarnya dengan panik.

“Tenang, sayang. Aku hanya pergi ke dapur sebentar untuk mengambilkanmu air lalu kembali lagi ke sini.”

Nagi menggeleng, “Jangan! Kumohon tetaplah di sini bersamaku.” Nagi memohon dengan tampang puppy eyes-nya sehingga Isagi luluh.

Isagi menghela napas pasrah, lalu duduk kembali di atas kasur. Tiba-tiba sepasang tangan melingkar diperutnya, kemudian Nagi mendusel-dusel manja membuat Isagi merasa geli. Isagi mengusap lembut surai Nagi membuatnya merasa sangat nyaman.

“Apa kau bermimpi buruk, sayang?”

Nagi hanya mengangguk. Kemudian Isagi mulai bertanya lagi, “Apa yang kau mimpikan sampai meracau dan menangis seperti itu?”

Nagi hanya diam dan tidak mau menjawab pertanyaan Isagi tadi. Isagi paham dan memilih untuk tidak lanjut bertanya lagi sampai Nagi mau bercerita sendiri. 10 menit berlalu, akhirnya Nagi membuka suara.

“Tadi, aku bermimpi sedang melihatmu berselingkuh dengan pria lain. Lalu aku datang meminta penjelasan dan di sana kau mulai marah-marah. Hingga terjadilah pertengkaran, kemudian kau langsung meminta agar kita segera bercerai.”

Mata Nagi mulai berkaca-kaca, “Aku menolak dengan tegas permintaanmu itu, namun kau terus memaksa untuk pergi. Hingga pada akhirnya kau pergi meninggalkanku..”

“Jadi karena itu kau menangis?”

Nagi mengangguk, “Iya. Aku benar-benar takut jika mimpi itu sampai menjadi kenyataan. Aku sangat takut jika kau pergi meninggalkanku.”

Mendengar cerita Nagi barusan membuat Isagi tak bisa menahan tawanya, “Haha, suamiku ini cengeng sekali ternyata. Sudah, jangan menangis lagi, wajahmu jadi jelek tau.”

“Tenang saja, sayang. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, lagipula kita sudah berjanji satu sama lain untuk tetap selalu bersama sampai maut menjemput.”

Mereka berdua saling berpelukan. Isagi mencium seluruh wajah Nagi, mulai dari kening, mata, pipi, hidung, dan terakhir bibir.

“Aku mencintaimu, Yoichi.”

“Aku juga mencintaimu, Sei.” Balas Isagi.

Mereka berdua kembali membaringkan tubuh mereka, lalu kembali terlelap ke alam mimpi sambil mendekap erat tubuh mereka satu sama lain. Isagi berharap supaya Nagi tidak bermimpi buruk lagi ke depannya.

Fin.


Hai minna👋
Kembali lagi bersama Author dan cerita random yang saya buat. Jangan lupa untuk senantiasa nungguin cerita Author yaa:3

Arigatou~

Thursday, 19 October 2023.

𝗬𝗢𝗨 & 𝗠𝗘 || 𝗡𝗮𝗴𝗶𝗦𝗮𝗴𝗶 ✓  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang