° Four °

547 85 10
                                    

Pesta kecil-kecilan yang diadakan oleh (Name) sudah berada di penghujung acara, keenamnya bersulang untuk yang terakhir kali. Senyuman lebar merekah di wajah mereka semua, tidak terkecuali di wajah Dan Feng.

"Semuanya, sekali lagi aku benar-benar berterima kasih pada kalian." Dan Feng menenggak sake di cangkirnya, sesaat sebelum mengatakan itu. Pandangannya ia alihkan pada (Name). "Khususnya padamu, (Name). Jika kau tidak memberi ide untuk mengadakan pesta kecil-kecilan ini, aku yakin semua akan berlalu begitu saja."

"Terima kasih, (Name)." Dan Feng mengulurkan tangan pada (Name) dengan senyuman tulus yang terpampang di wajahnya.

(Name) tertegun sejenak, melirik ke arah rekan-rekannya yang lain. Jantungnya berdebar-debar, melihat Dan Feng yang benar-benar tulus padanya. Sejenak ia melirik Yingxing, lelaki paruh baya itu menganggukan kepala dan tersenyum lembut, seolah mengisyaratkan ia untuk menyambut uluran tangan Dan Feng.

Atensi (Name) kembali teralihkan pada Dan Feng. Diraihnya tangan yang dibaluti sarung tangan itu, ia genggam dengan lembut. "Sama-sama, Dan Feng. Aku senang bisa merayakan pesta untukmu."

Keduanya saling bertatapan dengan intens, meski rekan-rekan lain menatap mereka tetapi atensi mereka hanya tertuju pada masing-masing di antara mereka. Menghiraukan segala tatapan yang ada, mengabaikan ledekan iseng yang dilontarkan oleh Yingxing. Waktu serasa terhenti. Dan Feng membawa tangan (Name) untuk ia kecup punggung tangannya, sesaat sebelum telapak tangan sang gadis ia tempelkan di pipi. "Aku pasti akan membalas kebaikanmu, (Name)."

Oh gawat, kewarasan (Name) sudah sampai pada batas, seluruh wajahnya sudah dipenuhi rona kemerahan. Rasa panas dari hatinya menjalar hingga ke pipi, mulutnya sedikit menganga, ia perlu waktu lebih banyak untuk merespons dengan normal. Jantungnya berdebar-debar, rasanya ia sudah mengalami korslet.

"Bocah, sadar." Yingxing mendekat ke arah (Name), menyenggol-nyenggol pinggang sang gadis dengan sikunya, memaksa (Name) untuk sadar dari bengong itu. Yingxing berbisik pelan, "Hei, bukankah ini momen yang tepat untuk menyatakan perasaanmu padanya?"

"A-apa sih, Yingxing!" (Name) spontan membantah, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kalau dia dengar gimana?"

"Justru itu, biar dia dengar sekalian." Yingxing tertawa tanpa dosa, melipat kedua tangannya di depan dada. "Masa kau mau aku yang bilangkan pada tuan muda itu, eh?"

"Pak tua, mendingan kamu diam saja, deh!" (Name) mengerucutkan bibir, mendorong Yingxing jauh-jauh sesaat sebelum ia berdiri dari posisi duduknya. "Sudah deh, aku mau rapikan bekas makanan kita."

"Ah, itu biar kami saja yang bereskan, (Name)!" Baiheng mendorong (Name) ke arah Dan Feng. "Kamu dan Dan Feng menyingkir saja deh, kami berikan waktu untuk mengobrol berdua!"

Sebelum Jingliu sempat memprotes, Jing Yuan terlebih dahulu membungkam mulut sang guru. Dan Feng dan (Name) yang didorong-dorong oleh mereka semua pun kini berada sedikit lebih jauh di Scalegorge Waterscape, tempat yang sedikit lebih sunyi supaya tiada seorangpun yang bisa mendengar pembicaraan mereka berdua.

(Name) memandang Dan Feng dari ujung kaki hingga kepala, sementara sosok yang ditatap hanya menyilangkan tangan sembari memiringkan kepalanya. Gadis itu menarik napas dalam-dalam, ia keluarkan pelan-pelan. Sepanjang malam ia sudah berlatih cara menyatakan perasaan yang baik pada laki-laki seperti Dan Feng.

Tapi; kok rasanya susah sekali diucapkan, ya?!

Sudah lima menit berlalu, tetapi keduanya hanya beradu tatap, belum ada yang berminat membuka suara.

"Dan Feng." Pada akhirnya, (Name) memberanikan diri untuk memanggil nama sang High Elder Vidyadhara. "Ada hal yang ingin aku sampaikan padamu. Lima menit saja. Kamu mau dengar?"

Banquet « Dan Feng x Reader » (Honkai Star Rail)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang