Lelaki paruh baya itu berjalan dengan tenang di pinggiran Sky-Faring Commission, netra ungu kebiruan miliknya memandang ke tepi jalan, ia menemukan sosok rekannya. "Eh, Dan Feng!"
"Yingxing." Lelaki yang dipanggil menoleh, langkahnya tertuju pada sang pria paruh baya. "Kau mau ke mana? Tumben sekali kau berkeliaran di luar."
"Ah, sebenarnya aku juga malas, sih. Aku ingin menempa senjata, tapi bocah tengik itu mengajakku ke rumahnya." Yingxing menghela napas berat, menopang dagunya dengan jari. "Sebagai pria dewasa yang baik hati, tentu aku harus menemuinya, dong~?"
"Sebenarnya siapa bocah kecil yang kau maksud?" Sang High Elder Vidyadhara memiringkan kepalanya dengan heran. "(Name), kah?"
"Siapa lagi bocah tengik di antara kita berenam? Jing Yuan sudah jadi dewasa, satu-satunya yang masih serupa bocah tengik ya (Name) seorang," balas Yingxing sambil terkekeh-kekeh geli.
Dan Feng hanya menepuk kening disusul dengan memijat pangkal hidungnya. "Wujud (Name) itu sudah dewasa, tahu."
"Lagipula, meski fisiknya terlihat lebih muda darimu, usia (Name) jauh lebih tua darimu, Yingxing."
"Huh, selama sikapnya masih petakilan, aku akan menganggapnya sebagai bocah tengik." Sang pria baruh baya mendengus sebal. Begitu besar perselisihannya dengan (Name), salah satu rekan terdekat mereka. "Oh ya, kau juga pasti diajak, 'kan? Pergi ke rumah (Name) bareng aku saja, yuk."
"Hah? Aku tidak diajak."
Yingxing nyaris tersedak mendengar jawaban yang diberikan Dan Feng. Sepasang alisnya bertaut, meski ia tahu Dan Feng bukanlah sosok yang akan bersedih hanya karena tidak diajak berkumpul--tetapi Yingxing penasaran juga. Masa iya (Name) tidak mengajak Dan Feng mampir? "Lho? Kata (Name) kemarin, dia mengajak kita se--"
"Yingxing!"
Belum sempat ia menyelesaikan kalimat, suara nyaring itu menginterupsi, disusul dengan derap langkah yang terbirit-birit menuju ke arah mereka berdua. Begitu sampai di sana, buru-buru sang gadis membekap paksa mulut Yingxing dengan tangannya. "Eh, halo Dan Feng! Perkataan orang tua ini tidak usah didengarkan, ya."
"Aku sudah bilang mau ajak Yingxing ke rumah sebab aku ingin konsultasi soal senjata saja, kok!"
Yingxing melepas bekapan tangan sang gadis dari bibirnya. "Apa-apaan, (Name)! 'Kan kau sendiri yang--"
Ia hendak memprotes, tetapi melihat tatapan (Name) yang dibuat-buat tampak 'mematikan', Yingxing nyaris tidak bisa menahan tawa dan memilih untuk menoleh ke arah lain. "Ah, tidak jadi."
"Dan Feng, maaf, ya kami agak terburu-buru. Kamu istirahat saja, ya. Karena ujian kemarin, kamu pasti lelah." (Name) menepuk-nepuk punggung Dan Feng sembari tersenyum ceria. "Kami pergi dulu, ya! Sampai jumpa!"
Pada detik berikutnya, Yingxing sudah diseret paksa oleh (Name), menyisakan Dan Feng seorang diri. Kini beralih dengan dia yang kedua alisnya bertaut penuh keheranan. "Orang-orang aneh."
Seperti tadi (Name) bilang, sepertinya ia ingin istirahat saja. Para petinggi Vidyadhara baru saja membebaninya dengan ujian yang sebenarnya tidak diperlukan, karena itu ia sedikit lelah sekarang.
Dan Feng menghela napas berat. Ia kemudian melipat kedua tangannya di depan dada, kemudian melangkah untuk meninggalkan tempat itu.
***
"Wah, semuanya sudah datang!" Sang gadis Foxian memandang si pemilik kediaman. "Sebenarnya aku ada urusan lain, tapi demi (Name)-ku, aku paksakan untuk hadir, lho~"
"Aku juga. Jadi tolong jangan buat pertemuan kali ini berakhir sia-sia." Sang wanita pendekar pedang menghela napas, melipat kedua tangan di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banquet « Dan Feng x Reader » (Honkai Star Rail)
Fiksi Penggemar"Jing Yuan, Jingliu, Baiheng, dan Yingxing! Boleh tidak bantu aku buat perjamuan kecil-kecilan untuk Dan Feng?" Sepasang netra gadis itu berbinar-binar, kala mengemukakan ajakan dan permintaan bantuannya pada empat orang rekan-rekannya di High Cloud...