° Three °

469 76 7
                                    

"Dan Feng, mau temani aku pergi ke Scalegorge Waterscape, tidak?" Gadis itu tersenyum manis pada si tetua Vidyadhara, menyilangkan tangan di balik punggungnya seraya memandang Dan Feng dengan tatapan berbinar-binar penuh harap. "Ah, kamu sibuk, ya?"

"Aku tidak pernah sibuk jika itu untukmu, (Name)." Dan Feng meletakkan pena, menutup gulungan kertas yang tadi ia kerjakan dan menyisihkannya ke samping meja. "Memangnya apa yang mau kau lakukan? Sampai jauh-jauh ke Scalegorge Waterscape begitu."

"Uh, aku ... aku mau mencari bahan untuk obat-obatan." Bola mata (Name) ia putar ke arah lain, terlalu ciut nyalinya untuk menatap si lawan bicara. Ratusan tahun ia hidup, ini merupakan kali pertamanya untuk berdusta di hadapan sosok pujaan. "Tadinya aku mau ajak Yingxing, tapi pak tua itu sibuk. Dan Feng bersedia tidak temani aku ke sana?"

Sepasang netra Dan Feng ia tatapkan untuk mengobservasi (Name) dari atas hingga ke bawah, sesaat sebelum ia fokus untuk menatap wajah gadis itu. "Oh, tadinya mau mengajak Yingxing, toh."

"Kau memang dekat sekali dengannya, ya," kekeh kecil lolos dari bibir Dan Feng, ia beranjak berdiri dari posisi duduk kemudian menepuk kepala (Name) dengan pelan. "Bukan masalah, aku bisa menemanimu ke sana."

"Lagipula, kau akan lebih aman bersamaku. Aku sudah sangat familiar dengan tempat itu."

Ekspresi wajah (Name) berubah menjadi cerah, ia tak bisa menutupi euforianya. Senyuman lebar terpampang jelas di wajahnya yang rupawan, ia berseru, "Asik! Terima kasih banyak, Dan Feng!"

"Kalau begitu, ayo kita cepat-cepat berangkat dan--"

Sebelum (Name) membuat keributan lebih dari ini, Dan Feng terlebih dahulu menyela dengan meletakkan telunjuknya di depan bibir sang gadis. Gadis itu bungkam, kepalanya ia dongakkan supaya sepasang netranya bisa memandang sang High Elder Vidyadhara.

"Ssh. Tenang sedikit, ya. Aku khawatir orang-orang lain akan terganggu," kata Dan Feng dengan nada tenang.

Sejujurnya, (Name) menjadi malu sendiri setelah mendengar perkataan Dan Feng. Ia terlalu bersemangat, sampai-sampai melupakan fakta bahwasannya mereka sedang berada di ruang kerja, dan ia mengetahui beberapa pasang mata memandang mereka lekat-lekat--atau tepatnya, memandangi (Name). Semburat tipis muncul di wajah sang gadis, tanpa sadar ia menundukkan kepala guna menyembunyikan rasa malunya itu. "Ma-maafkan aku ...! Aku tidak akan diusir, 'kan?"

"Tidak, tidak apa-apa. Jangan menunduk begitu, (Name)." Dan Feng tersenyum tipis, lalu mengangkat wajah sang gadis dengan jarinya. "Tenang saja, takkan ada yang berani mengusirmu selama ada aku di sini."

"Tapi, memang sebaiknya kita keluar saja dan segera berangkat ke Scalegorge Waterscape. Pekerjaanku juga sudah tinggal sedikit lagi, kok. Nanti saja aku lanjutkan."

Dan Feng kemudian menarik tangan (Name), menggenggam erat telapak tangan sang gadis seolah-olah enggan ia lepaskan. "Ayo, (Name)."

"Iya, ayo berangkat~"

"Ah. Tunggu sebentar." Saat (Name) hendak melanjutkan langkah, ia terhenti ketika mendadak Dan Feng membuka suara kembali.

Sang gadis terdiam, kepalanya ia miringkan guna menunggu apa yang hendak dikatakan oleh sang Vidyadhara. Namun, alih-alih menjawab dengan kata, Dan Feng terlebih dahulu menjadikan salah satu lututnya sebagai tumpuan di atas tanah, jemarinya kemudian mengikatkan tali sepatu milik (Name) yang terlepas. "Kau ceroboh sekali, ya. Nanti kalau di jalan kau terjatuh, bagaimana?"

"Hmm, kalau aku jatuh, sudah pasti ada kamu yang akan menyelamatkanku sebelum aku menghantam tanah, 'kan~?" (Name) melontarkan gurauan, berusaha tetap tenang walau dalam hatinya sudah nyaris gila melihat perlakuan sang pujaan hati kepadanya. "Terima kasih banyak, Dan Feng."

Banquet « Dan Feng x Reader » (Honkai Star Rail)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang