Bab 7

18.2K 1.2K 29
                                    

Typo tandain ya
.
.
.
.
.

Sudah terhitung satu bulan Daniel tinggal di mansion Alex. Ia melalui hari-harinya seperti biasa, namun kali ini hidupnya lebih lebih berwarna. Adanya Alex membuat hati Daniel yang sudah lama membeku perlahan mencair.

Kini Daniel berada di ruang tamu. Ia tengah termenung memikirkan kejadian yang menimpanya. Kejadian yang membahagiakan baginya. Dari kedatangan pria yang mengklaim dirinya sebagai sugar baby, sampai perjuangannya yang yang ingin membuat Daniel bahagia.

Memikirkan itu Daniel jadi terkekeh dan tersenyum tipis.

"Hm, kebahagiaan ya...." gumam Daniel sambil tersenyum. Ia membuka liontin yang ia pakai,didalam liontin itu terdapat foto Tama dan Daniel saat usia Daniel 13 tahun.

'ayah... setelah sekian lama, akhirnya Niel menemukan kebahagiaan. Walaupun tidak bersamamu. Tapi Niel yakin ayah senang melihat Niel bahagia'  batin Daniel memandang foto yang penuh kenangan indah itu.

Sibuk memandangi liontin itu, Daniel tidak menyadari ada dua orang yang datang dari pintu masuk. Kedua orang itu melihat Daniel dengan tatapan curiga. Namun saat mereka mengingat-ingat kembali, barulah kecurigaan itu menghilang. Dengan santai mereka berdua menghampiri Daniel yang masih asik melihat liontinnya.

"Maaf" ucap salah satu dari mereka dan hal itu mampu membuat Daniel terkejut.

Daniel melihat dua orang itu dengan tatapan tajamnya. Sedangkan dua orang yang terlihat kembar itu hanya tersenyum tanpa merasa bersalah.

"Siapa kalian?" Tanya Daniel was was.

"Tenang kak, kami adik kembarnya bang Alex" ucap salah satu dari mereka.

Daniel sedikit lebih tenang namun ia tetap memasang ancang-ancang untuk menyerang. Tapi setelah dilihat lebih seksama, Daniel seperti pernah melihat mereka berdua. Tapi dimana ya?

"Nama?" Tanya Daniel.

"A-ah, perkenalan aku, Rafael gio Wiradinata dan ini adikku nama Rakael gio Wiradinata kami berbeda 10 menit." Ucap Rafael memperkenalkan diri mereka.

Daniel yang mendengar nama belakang mereka pun mulai tenang dan kembali duduk di sofa. Ia melihat kearah kembar yang masih berdiri memandangnya.

"Duduklah" titah Daniel dan langsung di turuti mereka.

"Emm, nama kakak siapa?" Tanya Rafael.

"Daniel" ucap Daniel singkat.

Setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka. Tidak ada yang memulai percakapan. Rafael mulai gugup dengan suasana ini, namun tidak dengan Rakael dan Daniel. Mereka berdua memiliki sifat yang sama yaitu dingin dan kaku.

"Emm, kak" panggil Rafael.

"Hm?" Jawab Daniel yang masih fokus dengan bukunya.

"Kakak yang waktu itu nolongin kita ya. Makasih banyak ya kak" ucap Rafael berterima kasih.

"Sama sama" jawab Daniel.

"Emm, bang Alex kemana?" Tanya Rafael.

"Dia kekantor" jawab daniel.

Ah sungguh Rafael tidak bisa disini. Ini terlalu sunyi dan diam. Jika saja ada Alex pasti ia bisa mengganggunya. Ah tiba tiba ia merasa lapar tapi sepertinya para maid sedang beristirahat.

'hadeh laper banget lagi' batin Rafael mengeluh.

'aku juga' batin Rakael membalas.

Ya, mereka sedang telepati. Tidak ada yang tau mereka bisa melakukan hal itu bahkan keluarga mereka sekalipun.

[BL] Light In Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang