Bab 39

5.8K 499 3
                                    

Saat ini Daniel tengah dilanda ketakutan, namun tertutup dengan wajahnya yang datar. Sejak Daniel sadar Alex terus menatapnya tajam. Seakan pria itu menuntut penjelasan darinya.

"Bagaimana bisa?" Tanya Alex datar.

"Mereka menyerang ku." Daniel berkata jujur ketika Alex yang bertanya. Entahlah Daniel merasa bahwa Alex ini memiliki aura yang sangat gelap.

"Mengapa kau mengatakan hal yang berbeda pada temanmu?" Tanya Alex datar.

"Dia tak perlu tahu."  Ucap Daniel tak kalah datar.

Alex hanya diam, pria itu tak menanggapi Daniel. Dia bangkit dan keluar dari ruangan Daniel. Hal itu membuat Daniel cemas.

"Apa dia marah?" Cemas Daniel.

"Apa dia meninggalkan ku?"

"Tidak, tidak, tidak." Daniel sungguh sangat takut jika Alex meninggalkannya. Disaat Daniel sudah bergantung pada Alex, mengapa pria itu meninggalkan dirinya.

Daniel menatap kearah nampan yang berisi bubur. Ia  lapar namun dirinya tak bernafsu untuk makan, dan lebih memilih untuk tidur lagi. Bahkan ia sampai lupa jika dirinya mempunyai magh.

Saat ini Alex berada di mansionnya. Ia memasuki ruang pribadinya dan duduk di kursi kebesarannya. Alex mengambil ponselnya, ia menghubungi seseorang yang sangat ia butuhkan saat ini.

"Hancurkan gedung di sektor C." Tanpa mendapatkan jawaban dari orang di sebrang sana, Alex langsung mematikan panggilan secara sepihak.

Alex melihat sedikit berkas yang belum ia selesaikan. Memang hanya sedikit, namun tangannya sangat gatal.

"Karena sudah disini, sekalian saja." Monolog Alex.

Alex mengerjakan berkas itu Dangan santai namun teliti. Akan tetapi ia merasa seperti melupakan sesuatu yang sangat penting. Seakan jika ia tak mengingat hal itu, nyawa seseorang akan hilang.

Namun Alex menepis pikirannya itu, ia kembali mengerjakan berkas yang tak banyak ini. Sudah 3 jam, hari juga sudah malam, namun lagi-lagi ia tak fokus.Karena frustasi akhirnya Alex mencoba mengingat hal yang ia lupakan itu.

Alex keluar dari ruangan kerjanya, mansion ini sangat kosong. Tentu saja King saat ini sedang berada di mansion Jaegar, Sehan sedang berada di kantor dan Daniel di rumah sakit.

"Tunggu. Rumah sakit?....... Astaga dia belum makan!" Segera Alex kembali ke rumah sakit. Alasan Alex sangat buru-buru, karena Daniel yang tidak akan makan jika sedang dalam keadaan mood yang tidak bagus.

Dalam waktu 10 menit, akhirnya Alex sampai di rumah sakit tempat Daniel dirawat. Pria itu berlari di koridor rumah sakit. Ia menghiraukan tatapan penasaran dari orang-orang.

Saat sampai di depan ruang rawat Daniel. Dapat Alex lihat keadaan di depan ruangan itu sangatlah suram. Ia melihat Nathan yang menangis di depan pintu.

"Apa yang terjadi?" Tanya Alex dengan nafas yang memburu.

Nathan yang mendengar suara Alex, segera berdiri dan berjalan kearah pria itu. Awalnya Alex bingung dengan ekspresi wajah Nathan, namun yang dilakukan pria itu sangat diluar nalar.

"BUGH!"

Satu pukulan di layangkan oleh Nathan secara mentah-mentah pada Alex. Dapat Alex rasakan sudut bibirnya yang berdarah. Walaupun tidak sampai terjatuh, namun pukulan yang di layangkan oleh Nathan sangatlah menyakitkan.

"Aku memintamu menjaganya!"

Nathan mencekik leher Alex dengan sangat kuat. Kemarahan telah menyelimuti hati nurani dari dokter bedah itu.

[BL] Light In Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang