Setelah dirimu, mungkin warna senja tak lagi sehangat sedia kala.
Setelah dirimu, mungkin hujan tak lagi akan memberi kenangan.
Setelah dirimu, mungkin musim semi tak lagi dapat berseri.
Setelah dirimu, mungkin waktu tak lagi penting bagiku.
Setelah dirimu, mungkin aku tak akan bisa menjadi aku.
Iruka menghembuskan nafas berat, masih berputar dalam pikirannya segala kejadian bodoh yang ia lakukan, tapi tak bisa dipungkiri jika itu menyenangkan, menghabiskan waktu terakhirnya dalam pelukan Kakashi, menghirup wanginya, dan kecupan hangat yang diberikan pria itu di dahinya sebelum mereka berpisah.
Rasanya Iruka ingin mengulang, tapi ia sadar sekarang pasti sudah sangat jauh berbeda, terakhir kali ia dengar berita tentangnya, pria itu sudah menjadi ayah saat ia kelas sebelas. Mungkin anaknya akan sama tampannya seperti Kakashi, atau cantik seperti ibunya.
Iruka tak berharap banyak, ia sekarang hanya ingin bertemu, menebus rindunya yang bergelayut setiap waktu.
Namun, ia merasa tak pantas, datang begitu saja, dan mengatakan rindunya dengan tiba-tiba.
Memilih untuk tetap bungkam, Iruka benar-benar harus menjauh meski rasanya sangat masam.
Berharap saja, Kakashi tidak lupa, padanya yang selalu berharap agar tak sengaja berjumpa, agar ia bisa mencari alasan untuk menyapa, dan mengatakan rindu dengan cara yang biasa di depan istrinya, agar ia tak canggung saat berpamitan, agar ia benar-benar bisa merelakan.
Iruka bergelung dalam selimut berharap menuai ketenangan, berharap suara hujan bisa membuatnya melupakan.
Sebenarnya Iruka tak sendirian, sosok yang masih terlihat tampan meski sudah berkepala empat itu juga berada diujung penantian, yakin jika suatu saat bisa kembali bertatapan. Walaupun hanya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
After You, Maybe [KakaIru]
FanfictionSelepas rindu, di pantai temu, diujung mata, bayangmu adalah sebagai kepingan akhir dalam cerita.