4. Sasuhina-Cahaya 2

311 38 7
                                    

Hanabi, dunia tak semenakutkan seperti yang sering kau ceritakan. Hinata ingin memberitahu Hanabi dan Neji dengan fakta ini, menganggap bahwa mereka berbohong karena kenyataannya Hinata cukup bersenang-senang dengan apa yang dia lakukan di luar kastil.

Dia mencari makanan di dalam hutan, mandi di sungai, berburu dan berjalan-jalan di pasar.

Tidak ada sesuatu yang membuatnya takut.

Menukar hasil buruan menjadi uang, itu cara Sasuke bertahan hidup. Cara laki-laki itu bertindak cukup membuatnya terkesan, kendati sikapnya tidak ramah sama sekali.  Tatapan matanya tajam, saat Hinata menatap matanya, dia seperti tersedot masuk ke dalam lingkaran hitam dan gelap yang membuatnya nyaman dan damai.

"Apa kau akan terus hidup seperti ini? Maksudku— mengembara seumur hidupmu?" tanya Hinata.

"Mungkin."

Hinata meluruskan kakinya, duduk di bawah pohon sembari menatap Sasuke yang tengah mengasah pedangnya.

"Kau tak ingin menikah dan membangun keluarga?"

Sasuke mengalihkan pandangannya. "Tidak."

"Sayang sekali ... mengapa laki-laki tampan dan baik sepertimu tak ingin memikat hati gadis untuk diajak menikah?"
Hinata sendiri cukup berharap jika suatu hari nanti akan ada seorang laki-laki yang bisa mengeluarkannya dari penjara mewah dan membuatnya bisa melihat dunia luar.

"Hinata, sebenarnya aku adalah — " kalimat Sasuke terpotong oleh keberadaan prajurit yang tiba-tiba mengepungnya dari segala arah.

"Putri Hinata!" teriak Hanabi, dia salah satu orang yang membawanya menjauh dari Sasuke. "Berani sekali kau menculik putri Hinata!"

"Tidak, Sasuke tidak menculikku!" Sia-sia,  para prajurit sudah menyerang Sasuke. Disusul prajurit uchiha yang melawan prajurit Hyuga, perang telah dimulai.

Hinata menatap kosong pada prajurit-prajurit yang tumbang, berdarah-darah, dada berlubang dan tergelak tak bernyawa.

Perang, nyawa tidak akan ada harganya.

Suara gesekan pedang, teriakan dan bau anyir darah menampar Hinata bahwa dunia memang tak seindah itu. Suara Hanabi tak terdengar, dia seperti berada dimensi penyiksaan yang mana melihat satu persatu manusia kehilangan nyawanya.

"Sasuke ... Uchiha."

Laki-laki itu menatapnya di tengah-tengah kesibukannya melawan prajurit.

"Kalian adalah iblis ... adikku tidak ada hubungannya dengan peperangan ini, dan kalian justru menculiknya kerena tahu pusat dunia Hyuga adalah Hinata." Neji dengan pakaian perangnya berhadapan dengan putra mahkota uchiha, Obito.

"Tidak —" Hinata membantah.

"Kenyataannya aku adalah uchiha, aku bisa melihat sekilas masa depan dengan mataku. Akan ada gadis Hyuga yang kabur, dan aku menunggu untuk membawamu, Hyuga bodoh," jelas Sasuke dingin.

Bibir tipis Hinata bergetar. "Kau banyak membantuku."

"Adalah trik agar kau percaya dan tidak curiga."

Kepala Hinata menggeleng. "Hentikan omong kosongmu, Sasuke! Kau adalah laki-laki yang baik, pengembara keren—"

"Membawamu akan membuat persiapan perang Hyuga kacau karena menyelamatkanmu, saat itulah uchiha akan maju dan membuat kalian hancur."

Hinata tersenyum. "Begitu ya, Sasuke ... meski begitu, aku tak menyesali waktu yang telah ku habiskan denganmu."

"Dunia memang semenakutkan itu, Hanabi," lanjut Hinata dalam hati.

The Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang