Happy Reading
Jika ada kesalahan kata harap di maklumiShani dan Gracia, dua orang gadis remaja yang sudah bersahabat semenjak mereka berusia lima tahun. Dan kedua sahabat itu saling mencintai satu sama lain, namun tak ada yang berani untuk mengungkapkannya, di karenakan keduanya segender dan agama mereka pun berbeda. Dan persahabatan keduanya sangatlah di dukung oleh orang tua mereka masing-masing. Kedua orang tua mereka sangatlah overprotektif, kalau Gracia ingin pergi kemana-mana harus di temani oleh Shani dan begitu juga sebaliknya. Kedua orang tua mereka percaya jika mereka bisa saling menjaga satu sama lain.
Saat ini Gracia tengah berada di perjalanan menuju rumah Shani, dirinya hendak mengajak sahabat nya itu untuk menghadiri acara ulang tahun temannya di salah satu club. Di perjalanan menuju rumah Shani, Gracia sangat lah yakin jika sahabatnya itu mau menemani dirinya.
Namun, Gracia harus mengurungkan niatnya untuk mengajak Shani di karenakan Gracia yang melihat Shani yang sedang berduaan dengan seorang laki-laki di teras rumah sahabatnya itu. Gracia dapat melihat tawa bahagia dari Shani kala bersama laki-laki itu, Gracia yang belum turun dari mobilnya memutuskan untuk segera pergi dari sana, Gracia tak cukup kuat untuk melihat pemandangan yang menyakitkan hati nya.
"Itu bukannya mobil Gracia ya." Guman Shani yang sempat melihat mobil Gracia sebelum menghilang dari pandangannya.
"Tapi kok dia nggak turun ya, malah langsung pergi begitu saja." Heran Shani.
"Kenapa Shan." Gilang laki-laki yang bersama Shani bertanya dan menatap bingung ke arah Shani, ia mendengar gumaman Shani walaupun hanya sedikit.
"Em, itu kak, aku tadi ngelihat mobil Gracia tapi anaknya langsung pergi begitu saja."
"Salah lihat kali kamu Shan, oh iya Shan kakak nggak bisa lama-lama nih, kakak pulang dulu ya." Ucap Gilang lalu berdiri dari duduknya.
"Loh kok kakak cepat kali pulangnya, kakak kan belum bertemu papa dan mama." Balas Shani.
"Besok lagi deh kakak kesini, tolong sampaikan salam kakak sama om Kinal dan tante Ve ya Shan."
"Kalau begitu kakak hati-hati ya, nanti Shani sampaikan salam kakak sama papa dan mama."
"Iya, bye Shan." Setelahnya Gilang menaiki motornya dan berlalu dari rumah Shani.
Gilang Sanjaya, seorang laki-laki yang cukup tampan. Gilang sendiri adalah sepupu Shani, yang dimana Gilang lebih tua daripada Shani dan hubungan keduanya cukuplah dekat. Gilang juga mengetahui tentang perasaan Shani kepada Gracia, Gilang tak menghakimi Shani karena sepupunya itu mencintai seorang wanita.
Sepeninggalan Gilang, Shani masih memikirkan kejadian tadi, kejadian yang membuat dirinya penasaran apakah benar yang ia lihat tadi, apakah itu benar-benar mobil Gracia atau dia yang salah lihat sama seperti yang dikatakan Gilang tadi. Apa pun itu, Shani memutuskan untuk menghubungi. Namun, Gracia tak mengangkat telponnya dan hal itu membuat Shani khawatir, Gracia tak pernah mengabaikan teleponya bahkan sahabat nya itu akan merajuk jika saja Shani tak menghubungi dirinya dalam satu kali satu hari. Karena ponselnya tak kunjung di angkat, Shani pun memutuskan untuk pergi ke rumah Gracia.
Sedangkan itu, saat ini Gracia sedang berada di sebuah club, club yang menjadi tempat tujuannya dengan Shani tadi, jika saja sahabatnya itu ikut dengan-nya.
"Kenapa? Kenapa rasa ini hadir jika aku tak bisa memiliki nya. Sakit ci, hati aku sakit saat melihat kamu tertawa bahagia dengan orang lain apalagi itu dengan seorang laki-laki." Racun Gracia sembari meneguk Cocktail yang ia pesan. Di saat tengah asik meminum minumannya, Gracia di hampiri oleh seorang laki-laki. Laki-laki yang satu kampus dengan Gracia dan juga Shani, laki-laki itu sudah lama mengincar Gracia, ia ingin menjadikan Gracia sebagai pacarnya. Setiap usaha yang ia lakukan tak pernah berhasil dikarenakan Shani selalu menghalangi dirinya. Tapi tidak untuk malam ini, laki-laki itu sudah bekerjasama dengan bartender club untuk memasukkan obat tidur kedalam Cocktail milik Gracia.