4

397 13 3
                                        

Anya tidak sadarkan diri namun saat bangun dia diikat. Tapi, dia ingin sekali muntah atas apa yang dimakannya.

"Ijinkan aku ke kamar mandi!! Aku mau muntah" pinta Anya.

Akhirnya ikatannya dilepas diganti borgol sampai ke kamar mandi. Setelah selesai muntah Anya kembali ke ruangan isolasi dan ada ayah Damian lagi di sana. Anya tahu bahwa pasti dia akan dibantai pertanyaan lagi.

"Anak ini akan kubunuh" itu yang dipikirkan ayah Damian. Kalau Anya terlihat takut, pasti ayah Damian mencurigainya. Anya melihat ke sekitar dan menatap ayah Damian lagi.

"Terimakasih sudah membawa Anya ke RS.. sakit perut Anya sudah hilang" senyumnya.

Kalaupun aku mati, kurasa itu yang terbaik. Aku tak ingin lihat ayah dan bunda disini. Tapi kuharap aku bisa memeluk mereka terakhir kali.

"Kau ingat janjiku? Aku akan membunuhmu sekarang" ujar ayah Damian sambil memegang pistol.

"Anya tidak ingat, karena Ayah sudah minta maaf dan menjadi baik kan?" Senyumnya polos. Namun berbeda dengan Desmond, dia tak main main. Dengan berani dia mengarahkan pistol itu kepada Anya.

"Aku takkan minta maaf. Ada kata terakhir Esper?"

"Anya tak mengerti apa yang ayah sebutkan. Kalaupun Anya dibunuh, tolong katakan pada ayah dan bunda, Anya sayang... dan jangan lupa beri makan Bond. Kalau kau membunuh Anya, kau masuk penjara kan? Seperti di anime"

"Tidak semua orang jahat bisa dihukum di negeri ini. Termasuk aku" jawab Ayah Damian, saat pelatuk ditarik, Anya sudah siap akan semua itu. Namun ada suara lebih keras lagi, suara meja RS yang terdorong. Diatasnya ada Damian, hendak melindungi Anya, peluru itu mengenai punggung Damian. Karena tak merasa sakit Anya membuka mata. Di depannya Damian dengan kemeja rapih berdarah di dadanya.

"Damian...." Ucap ayahnya.

"Bukankah ayah tak membutuhkanku?" Tanya Damian.

"Aku tak pernah minta untuk dilahirkan!!!" Kesal Damian, hal itu diketahui bunda Damian dari Yor. Bunda Damian langsung menampar kekasihnya. Dia tak tahan melihat anaknya kini kritis kehilangan darah.

"Aku benci padamu" kesalnya pada Donovan Desmond. Loid membawa Anya sedangkan Yor melindungi Damian dan ibunya keluar dari tempat itu. Dengan koneksi Loid mereka mendapatkan RS. Sayangnya Damian tak sadarkan diri.

"Sayang... kumohon bangunlah" kesal ibu Damian putus asa.

"Untung hanya terkena dagingnya, bukan alat vital. Tetap saja sebagai anak dia pasti shock berat dan kita butuh banyak transfusi darah"

Karena hal itu Damian tak masuk sekolah. Anya tahu kejadian aslinya tak mau buka mulut, dia hanya mengatakan Damian kecelakaan sehingga terluka parah dan sedang kritis.Wali kelasnya meminta Anya bicara empat mata.

"Katakan sejujurnya"

"Dia melindungiku dari penjahat, namun tertembak peluru. Bunda bilang dia belum sadar sampai sekarang.."

"Ah benarkah? Apakah kau kenal penjahat itu?"

Anya memilih diam. Dia lebih memilih untuk diam daripada membuatnya terjerat lagi oleh ayah Damian. Namun sebelum hal itu terbongkar Ayah Damian mengabarkannya sendiri bahwa Damian tertembak setelah berusaha menyelamatkan Anya dari pemberontak Westalis. Untuk menutupi dirinya sebagai pelaku. Kepsek mempercayai itu.

"Karena pengorbanan Damian untuk menyelamatkan tunangannya dia berhak mendapatkan Stella... sayang dia masih dalam keadaan Koma. Kemungkinannya bangun juga sedikit mengingat peluru itu menusuk di dadanya" mendengar itu semua teman kelasnya menangis termasuk Anya. Anya merasa bersalah, dengan kekuatannya dia malah menyeret orang lain menjadi terluka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Damian x Anya (Tunangan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang