Prolog

718 30 0
                                        

Espher, hasil uji lab memperlihatkan bahwa Anya bisa membaca pikiran.

"Jangan sampai siapapun tahu akan kemampuanmu" ujar peneliti itu.

Anya mengangguk, bahkan sudah setahun tinggal bersama ayah angkatnya, Loid. Dia belum pernah ketahuan bisa membaca pikiran. Loid juga tak terlalu memperhatikan itu. Anya selalu polos meski dia tahu pekerjaan ayahnya mata mata, begitupun dengan ibunya yang ternyata seorang pembunuh bayaran.

Hal ini sayangnya sudah ketahuan musuh, keluarga Desmond. Diam diam kepala keluarga itu melihat foto Anya yang diberikan kepala sekolah.

"Dia bisa menjadi senjata kita" ujar bawahannya.

"Senjata? Kau yakin dia Espher yang hilang?"

"Saya yakin. Dia juga sudah 4x pindah keluarga. Kemungkinan karena kekuatannya itu"

"Dia satu sekolah dengan Damian ya... apa tak tanya?"

Damian Desmond malam itu mendapatkan kabar bahwa ayahnya akan pulang untuk bicara dengannya. Begitu senang hati anak kedua itu. Seakan akhirnya dia mencuri perhatian untuk bisa mendapatkan ayahnya. Mereka makan keluarga bersama.

"Damian... bagaimana sekolahmu?" Tanya ayahnya.

"Hmm baik. Aku mendapat nilai bagus terus karena bimbingan bersama"

"Kau dekat dengan Forger?"

Mendengar hal itu membuat wajah Damian tersipu, dia malah meremas dadanya karena jantungnya berdetak kencang. Dia mengingat kembali ketika Anya minta maaf padanya. Melihat tingkah anaknya,    Donovan Desmond tahu bahwa anaknya jatuh cinta. Dia akan memanfaatkan itu.

"Bagaimana kalau kau bertunangan dengannya?"

"Eh?! Ayah aku masih SD"

"Sebelum perang terjadi ada baiknya kau memiliki pasangan. Ayah melakukan ini demi kebaikanmu. Apa menurutmu Forger juga memiliki rasa yang sama?"

"Entahlah... dia aneh" jawab Damian.

"Baiklah, kalau dia menerimamu maka dia akan menjadi keluarga kita"

"Eh, ayah serius?!"

Damian di sekolah wajahnya tersipu karena membayangkan bahwa Anya akan menjadi istrinya kelak. Di sekolah dia diam-diam menyelipkan surat di loker Anya. Tentu Anya tau dengan membaca pikirannya.

Pertama kalinya ayah peduli akan diriku. Apa benar dia melakukannya untuk masa depanku?

Sepulangnya di rumah Anya baru menyerahkan itu pada ayahnya. Betapa kaget Loid melihat undangan itu. Anya diundang untuk ke rumah keluarga Desmond.

Apakah semudah ini? Atau ini jebakan? Untuk apa mereka mengundang Anya? Danovan Desmond  yang mengundang langsung? Inikah kesempatanku?

Anya sendiri tak tahu maksud undangan itu, namun saat dia memegang Bond dia melihat gambaran jika pergi ke rumah Damian.

"Ayah, aku tak mau ke sana" jawab Anya ketakutan.

"Kenapa? Apa Damian menjahilimu? Kita kesana sekaligus minta maaf"

"Anya tak mau..." namun Anya melihat masa depan dari pandangan Bond lagi, Orangtuanya terancam jika Anya menolak.

"Baiklah... akan kukatakan langsung" jawab Loid.

Jika dia tak mau, biar aku yang pergi ke rumah Desmond.

"Ayah... aku mau, tapi ayah tak perlu ikut"

"Hah?"

Di sekolah Anya berbisik pada sahabatnya bahwa Damian mengundangnya ke rumah dengan orangtuanya.

"Waaah, apa Damian membalas perasaanmu?" Teriak Becky. Anya bingung maksud perasaan apa, dia mendekati Desmond juga demi misi ayahnya.

"Maksudnya apa Becky?" Tanya teman kelas yang lain.

"Damian, kau mengundang Anya ke rumahmu?" Senyum Becky lebar.

"Bukan aku!!! Ayahku yang mengundangnya! Mungkin dia akan menghajarmu" balas Damian yang tak mau kalah, meski dia tahu ayahnya mengundang Anya untuk perjodohan.

"Hoo, mending kamu ga usah datang.  Ke rumahku saja" pancing Becky.

"Ooh anak bandel itu pasti akan dihajar." Ancam Damian.

"Pembohong, ayahmu sudah memaafkanku" jawab Anya dengan wajah datar.

"Huh, memang dia memaafkan tapi belum balas dendam kan ahahahahha" Damian tak mau kalah.

Hari sebelumnya Becky mengajaknya belanja untuk memantaskan diri bertamu ke keluarga Desmond.
"Kalau kau cantik, aku yakin mereka tak jadi memarahimu"

"Anya ingin cantik seperti tuan putri"

"Waaah, baiklah."

Tbc

Damian x Anya (Tunangan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang