🌝 PROLOG

10 4 0
                                    

Asap tebal memenuhi Ruangan penthouse mewah wanita cantik itu mulai memukul dadanya yang kian sesak sebab terlalu banyak menghirup asap. Tatapan matanya mulai sedikit kabur tapi di tahan karena mencari keberadaan kakaknya yang selalu menyayanginya dan melindunginya.

"Kak kamu dimana kak huk huk huk".Teriak rakelia mencari kakaknya dengan menutup mulutnya dan hidung supaya tidak menghirup asap tebal.

Saat hendak mencari kebradaan sang kakak dengan situasi kebakaran dengan mension mewahnya .

"Kak kamu dimana kak jawab kak huk huk huk".teriak Rakelia dengan diakhiri batuk.

"Disini dek. Tolong ngi kakak dek".Jawab Cowok sambil teriak supaya didengar adeknya.

Rakelia mendengarkan suara kakaknya dengan mencari sumber suaranya , Al hasil menemukan kakak yang sedang ketidihan balok kayu yang besar. Tapi rakelia segera menolong kakak nya sambil menyikirkan balok kayu dengan kuat,Al hasil balok kayu bisa disingkirkan .

"Kakak gk papa" ucap rakelia dengan khawatir.

" gpp makasih dek"Jawab Cowok.

"Klo gitu ayo kita segera pergi sebelum apinya mulai membesar kak".Ucap rakelia sambil merangkulkan dipundaknya yang hendak pergi.

"Iya ayo".Jawab Cowok yang mengaku kakak nya bernama ANDRA.

Saat hendak pergi Ia berhenti sejenak mengingat pandangan dan situasi yang terjadi menimpanya tanpa diduga,

Contohnya :  Rakelia teringat papinya, seorang pria yang selalu tampak cuek dan dingin. Papi yang jarang menunjukkan kasih sayangnya, yang selalu tampak sibuk dengan urusan sendiri.

Namun, meski papinya tampak tidak peduli, Rakelia selalu merasa ada sesuatu yang lebih dari sikap dinginnya itu. Dia merasa seolah-olah ada ikatan tak terlihat yang menghubungkan mereka berdua, sebuah rasa kehadiran yang selalu ada meski tidak pernah diucapkan. Meski papinya telah pergi, Rakelia merasa seolah-olah dia masih ada di sisi nya, melindunginya dengan cara yang tidak terlihat.

Dan kemudian ada Adran , kakak saudara kembar nya yang selalu berada di sisinya. Kak Adran, yang telah berkorban nyawanya untuk melindunginya dari penembakan misterius. Rakelia masih bisa merasakan detik-detik mengerikan itu, saat dia melihat kak Adran jatuh dan darah mengalir dari tubuhnya. Pelaku penembakan itu tidak pernah ditemukan, seolah-olah mereka menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Rakelia menutup matanya, merasakan beratnya beban yang dia pikul. Dia berharap jika dia diberi kesempatan kedua, untuk kembali kemasa lalu , dia akan mengubah semuanya dan mengungkap misteri dibalik kejadian-kejadian ini. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa jika dia bisa kembali ke masa lalu, dia akan melakukan segalanya untuk mencegah tragedi ini terjadi.

"Dek, kenapa bengong? Ayo, cepat, kita pergi dari sini sebelum api semakin membesar," ucap Andra, menyadarkan Rakelia dari lamunannya.

"Eh, iya, Kak," jawab Rakelia, tersadar dari lamunannya.

Saat berusaha melarikan diri dari kebakaran, pandangan Rakelia mulai kabur. Detik terasa seperti jam, dan udara semakin panas dan sulit untuk bernapas. Dia menyeret tubuhnya dan bersama kakaknya, Andra, berharap bisa melewati semua ini dan segera mencapai pintu keluar.

Namun, saat mereka hampir mencapai pintu keluar, tiba-tiba api semakin membesar dan melonjak tinggi, menghalangi jalan mereka. Suara retakan kayu dan gemuruh api semakin keras, membuat jantung Rakelia berdebar kencang. Rasanya seperti mereka berada di tengah neraka yang mengamuk.

"Kak, api semakin membesar!" ucap Rakelia dengan sesak napas, rasa takut dan panik mulai menguasai dirinya.

"Iya, Dek, ayo cepat!" jawab Andra, mencoba tetap tenang dan memimpin Rakelia mencari jalan alternatif untuk keluar. Mereka berlari melalui lorong-lorong yang penuh asap, berusaha menghindari percikan api yang jatuh dari langit-langit yang terbakar.

RAKELIA : REPREATING TIME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang