39. fakta lagi?

357 17 6
                                    

Pagi ini Alleta bersiap siap, karena dirinya harus menggambil obat Arez ke rumah sakit,Arez tentu saja belum bangun,namun Alleta sudah memberi tahu bi ima,jika Arez bangun nanti tolong dilihat, dan bi ima mengangguk saja mengiyakan.

Alleta yang sudah siap dengan kaos oblong berwarna putih, dan celana training abu abunya, sederhana memang,karena begitulah Alleta,dengan cepat turun ke bawah,dan mengambil motornya di garasi.

Setelah selesai,Alleta mulai meninggalkan pekarangan rumah, melewati jalan dengan aman,untung pagi ini tidak terlalu macet,jadi Alleta tak susah susah menunggu.

"Untung kaga macet," gumam Alleta di balik helmnya.

Alleta pun mulai melajukan motornya,saat lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau.

Alleta akhirnya sampai di rumah sakit,memarkirkan motornya tak lupa melepaskan helm yang dipakainya,berjalan masuk ke dalam rumah sakit,dan berhenti di resepsionis.

"Sus,saya ingin menggambil obat bayi saya,ruangannya dimana ya? ", suster itu menatap Alleta, setelahnya dia tersenyum dan bertanya.

"Ah iya,nama bayinya siapa?", tanya sang suster.

"Altarez Ghizari Bagaskara sus", jawab Alleta,suster itupun memeriksa.

"Oh baiklah,ruangan sabiru ya, disana sudah ada dokter yang memberi obatnya", Alleta tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

"Makasih sus,saya permisi"

"Sama sama,silahkan", jawab sang suster.

Alleta berjalan, mencari cari di lorong rumah sakit,dan membaca setiap ruangan yang ada, lama berjalan,akhirnya Alleta pun sampai di depan ruangan yang suster itu katakan tadi.

Alleta mengetuk pintu itu sebelum masuk,agar lebih sopan, sampai di dalam Alleta langsung tersenyum kepada wanita didepannya.

"Apakabar bunda?",Alleta menyalimi tangan wanita yang saat ini hanya sendiri.

Marela mendekat,dan memeluk Alleta yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri,ia kecup kening anak itu lama,setelahnya baru dilepas.

"Alhamdulillah Bunda baik,kamu sendiri gimana?",Marela mengelus rambut Alleta.

"Alleta baik kok bun,oh iya,Al mau ngambil obat Arez bun", Marela mengangguk, kemudian pergi untuk mengambil obat itu, fan menyuruh Alleta untuk duduk di kursi.

"Arez masih sering nangis kalau malam?",Tanya Marela, sembari meletakkan obat obat itu kedalam pelastik yang khusus.

"Kadang-kadang bun,udah lumayan,alhamdulillah akhir akhir ini dia juga mau makan", Marela mengangguk senang mendengarnya.

"Mama sama papa kamu masih di luar kota nak?", tanya Marela lagi, dan memberikan obat itu kepada Alleta.

"Iya bun,gatau pulang kapan", Marela mengangguk saja mengerti.

Setelah itu Alleta akan berpamitan untuk pulang kerumah.

"Bun,Alleta balik dulu,takut Arez nyariin kalau kelamaan", Marela tersenyum mengiyakan.

"Hati hati nak,jangan ngebut bawak motornya", Alleta membrikan jempol dan tersenyum ke arah Marela.

"Iya bun,siapp",akhirnya Alleta pun keluar dari ruangan tersebut.

------

Kini Alleta bersiap meninggalkan area rumah sakit,namun sebelum helm itu sepenuhnya menutup wajahnya,Alleta tak sengaja melihat orang yang sangat familiar baginya.

Alletarez-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang