Harapan di Masa Lalu (2)

15 1 0
                                    

Ehee. Wellcome back guys.. please jan bosen-bosen ya buat baca wattpad acuuu.. and please vote comment and share guys✌️🥹🫶 love sekebon buat kamu yang dah baca❤️‍🔥

Btw ini cerita the real fiktif ya guys ya. Jadi kalaupun ada unsur negara atau apapun itu, itu hanya sebagai pemanis cerita. Semoga kalian terhibur.
Salam sayang, Istri Jungkook
———————

Jihoon mendekatkan diri pada Hana. Masih berlanjut. Dan yups tubuh Hana merespon ia memejamkan matanya sambil mulai memanyunkan bibirnya kearah Jihoon, tanpa disadarinya Jihoon melongos kearah lain dan ternyata Jihoon hanya ingin mengambil kotoran yang menempel dirambut Hana, seraya membisikan sesuatu ketelinga Hana, "mengapa kamu memejamkan mata? Apa yang kamu pikirkan?"

Tanya Jihoon sambil menunjukan kotoran yang ia ambil dari rambut Hana, sehingga membuat Hana sadar ia telah ditipu oleh Jihoon. Pelan ia membuka matanya dengan raut wajah merah karena rasa malu.

"Aku kelilipan, kok makanya mejem." Ucap Hana sambil memaksa melepaskan diri dari kungkungan Jihoon dan berjalan keluar karena rasa marah dan malunya yang begitu besar kepada Jihoon yang dia pikir hendak menciumnya.

"Aish.. apa yang aku pikirkan? Apa aku pikir Jihoon mau menciumku?"
Lirih Hana merutuki dirinya sendiri yang sudah bodoh itu sambil memukul kepalanya.

"Awas kepalamu yang pintar itu meledak."

Tawa Jihoon puas melihat Hana yang kesal dan berusaha untuk mengejarnya. Tapi saat keduanya hendak keluar dari balik gudang, Hana menghentikan langkahnya karena ia melihat dua orang lain yang sedang berada diatap juga, tapi terlihat aura tidak baik-baik saja disana, dan benar saja bersamaan dengan itu Jihoon menghampiri Hana.

"Ngapain kamu berhen.." belum sempat Jihoon menyelesaikan ucapannya, Hana lebih dulu menahan ia keluar dengan meminta Jihoon untuk mundur kembali ke belakang gudang.

"Sttt.. diem ada yang bertengkar kayaknya." Bisik Hana seraya memberikan isyarat dengan menggunakan telunjuknya yang kini tengah bertengger dibibir Jihoon.

Jihoon menatap Hana. Sedang yang ditatap masih melihat kearah belakang tanpa menyadari hal tersebut lalu saat wajahnya kembali kedepan, Hana terkejut lagi.

Buru-buru ia lepaskan telunjuknya dari bibir Jihoon, membuat Jihoon tersenyum tipis tapi segera mendehamkan diri takut terbawa suasana. Akhirnya Jihoon memilih mengintip dari balik gudang.

"Ya kenapa malah balik? Harusnya dilerai dong." Tanya Jihoon ia merasa ada yang aneh. Saat Jihoon melihat, ia mendengar sesuatu yang tidak seharusnya ia dengar.

-"Apa? Kamu mau putus dari aku?"
-"Iya."
-"Salah aku apa?"
-"Kamu gak ada salah, aku mau putus aja."
-"Ahh ya tapi karena apa? Ayo jelasin sama aku,"
"Kamu ada masalah apa? Kita memang bertengkar dua hari yang lalu, tapi bukan berarti kita harus putus, 'kan?"
-"Bukan karena itu. Aku hanya lelah jadi mari kita selesaikan saja hubungan ini."
-"Aku kurang apasih? Oke sekarang aku minta maaf, kita baikan ya.. Aku janji kita gak akan bertengkar lagi dan aku akan ngejaga kamu."
-"Ini bukan tentang masalah kita."
-"Trus karna apa? Apa ada orang yang menyusahkan kamu?"

Percakapan yang alot antara Baek Yoon Ki dan Sinta yang terdengar ditelinga Jihoon dan Hana tanpa Yoon Ki dan Sinta sadari—oke sebelum lanjut apakah kalian masih ingat bagian aku pernah bilang aku akan menceritakan kisah patah hati nasional pertama, ya betul Baek Yoon Ki adalah orangnya.

Bagaimana aku tidak mengatakan hari patah hati nasional di SMA Seobong. karena, Yoon Ki termasuk salah satu dari siswa dengan wajah tampan, kaya raya, anak komisaris kepolisian di Seoul, dengan segudang prestasi yang ia miliki, belum sampai disitu ia juga termasuk siswa paling berpengaruh di SMA Seobong.

Our Battle ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang