Salah kaprah

385 222 199
                                        

Pada malam Jumat yang dingin ini, tampak seorang pria berpakaian jas berwarna hitam sedang berkutat dengan tumpukan kertas yang ada di meja kerjanya. Pria itu sejak tadi tidak henti-hentinya membaca tumpukan kertas itu, lembar demi lembar. Sepertinya ia sama sekali tidak tergerak hatinya untuk pulang ke kediamannya, padahal jam pulang kantor sudah lewat beberapa jam dari jadwal yang sudah tertulis.

"Dasar gila kerja. Mau kapan pulangnya kalau pekerjaanmu setumpuk seperti ini? Ayo pulang!" kata seorang wanita cantik dengan nada jenuh, menatap Rajendra dengan tangan memegang pinggangnya sendiri.

"Kalau mau pulang, ya tinggal pulang. Memangnya ada yang melarangmu pulang?" balas Rajendra dengan pandangan yang tak lepas dari kertas-kertas itu.

Wanita cantik itu sudah menduga bahwa kalimat itulah yang akan keluar dari mulut Rajendra. Lantas, dengan perasaan kesal yang sudah tidak bisa ia tahan, wanita cantik itu pun mengepalkan kedua tangannya dengan dahi yang mengernyit, lalu menggebrak meja kerja milik Rajendra.

"AKU INI PEREMPUAN DAN SEKARANG INI SUDAH LEWAT PUKUL 9 MALAM. TADI SIANG KAU YANG BILANG MAU MENGANTARKANKU PULANG. KAU LUPA? HAH?!"

"TEGA SEKALI KAU MEMBUAT TEMAN BAIKMU INI MENUNGGU DI RUANGANMU YANG VIBES-NYA SEPERTI RUANGAN MAFIA INI! POKOKNYA AKU MAU PULANG SEKARANG!"

Lontar wanita cantik itu dengan nada tinggi, seraya diiringi dengan gebrakan tangannya di meja kerja milik Rajendra. Gebrakan tangan itu temponya seirama dengan laju bicaranya.

Karena ulah wanita cantik itu, selembar demi selembar dari tumpukan kertas itu mulai beterbangan tak beraturan dan mendarat di atas lantai. Rajendra hanya bisa pasrah dan memperhatikan tingkah temannya yang sedang kesal itu, seperti biasa ia memperhatikan tingkah temannya itu dengan tatapan datarnya. Sampai pada akhirnya teman baik Rajendra itu menghentikan aksinya.

"Apakah kau sudah puas, Leila Juniar? Sebaiknya bereskan kekacauan yang sudah kau buat ini sebelum aku sampai di kantor besok pagi. Mengerti?"

"Ya, kalau aku ingat," ujar wanita cantik itu yang ternyata bernama 'Leila Juniar'. Dengan acuh tak acuh, ia mengambil tas miliknya di sofa tamu lalu berjalan ke arah pintu.

"Sudahlah, kau tidak usah sok tegas padaku, cepat antarkan aku pulang!"

"Turun saja ke parkiran lebih dulu, aku masih harus bersiap-siap. Dalam waktu 10 menit, aku sudah sampai di lantai dasar," ucap Rajendra sambil berdiri dari duduknya dan mengambil jam tangan miliknya yang tertelak pada laci meja.

Wanita cantik yang sering dipanggil 'Leila' itu menatap Rajendra dengan ujung matanya saat mendengar ucapan Rajendra.

Leila berlalu begitu saja dari ruangan Rajendra hendak menuju parkiran di lantai dasar. Ia sudah sangat-sangat kesal dengan Rajendra sampai sepatah kata pun enggan untuk diucapkan sampai Rajendra membujuk dan meminta maaf padanya.

Rajendra acuh tak acuh saat teman wanitanya pergi dari ruangannya sambil memasang jam tangan miliknya di tangan kanan. Setelah selesai memasang jam tangan, Rajendra pun mengambil ponselnya yang terletak di atas meja kerja dan memasukkannya ke dalam tas kerjanya.

Tetapi saat hendak meninggalkan ruangannya, Rajendra pun teringat sesuatu. Ia pun langsung bergegas mengambil sesuatu dari dalam salah satu buku tebal yang tersusun berjejer di rak-rak buku miliknya. Setelah mengambil suatu benda berukuran kecil dari dalam buku tebalnya, ia menyelipkan benda kecil itu ke dalam tas kerjanya sembari menutup pintu ruangannya dan pergi ke area parkiran di lantai dasar.

Tetapi benda kecil apa yang diambil oleh Rajendra? Dan kenapa ia menyembunyikan benda kecil itu? Ada yang bisa menebaknya?

Selang 1 menit, Rajendra sudah sampai di parkiran lantai dasar. Ia pun langsung memasuki mobilnya yang terparkir di area parkir khusus. Sementara Leila, yang sejak tadi menunggu di depan mobil, ikut masuk dan duduk di bagian penumpang sebelah pengemudi. Tanpa basa-basi, Rajendra pun melajukan mobilnya menuju kediaman Leila yang memakan sekitar 10 menit perjalanan.

KENANDARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang