01 : Gadis Buta 💌

179 28 2
                                    

Setelah berjam-jam tidak sadarkan diri akhirnya Minju pun tersadar. Kepalanya terasa berat dan pusing, ditambah lagi punggungnya juga terasa pegal. Minju yakin jika dirinya masih berada di dalam mobil yang sama seperti semalam. Entah sudah pukul berapa saat ini, ia pun juga tidak tahu sudah berapa lama tidak sadarkan diri.

"Orang jahat itu masih disini gak ya? Aku harus kabur dari sini," pikir Minju langsung mencoba membuka pintu yang ternyata masih terkunci itu. Ia berdecak pelan.

"Gimana cara bukanya ini?"

Minju hanya bisa pasrah karena tidak ada yang bisa dilakukannya. Tangannya bergerak ke samping, memastikan apakah Heeseung masih bersamanya atau tidak. Minju kembali berdecak saat sadar jika tangannya menyentuh bahan kain yang sepertinya hoodie atau jaket. "Dia masih disini."

"Lo ngapain megang-megang gue?" ujar Heeseung tiba-tiba bersuara yang sontak saja membuat Minju kaget di saat kesadarannya baru saja kembali.

"K-kamu udah bangun?"

"Gue gak tidur kali ngapain bangun?" Heeseung tertawa. "Lagian Lo baru sadar bukannya nyapa gue malah sibuk buka-buka pintu. Mau kabur Lo?"

Ingin rasanya Minju menenggelamkan diri saat ini juga saking malunya karena Heeseung ternyata tidak tidur dan memperhatikan apa yang dilakukannya tadi.

Heeseung memang sengaja tidak bersuara sejak Minju terbangun tadi. Ia ingin melihat reaksi gadis itu ketika terbangun. Ia tahu pasti jika Minju akan kabur makanya ia sengaja mengunci akses pintu mobil.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga dini hari. Mobil mereka berhenti di pinggir jalan yang sepi. Tidak ada satupun mobil yang lewat di tengah hujan yang tak kunjung berhenti ini. Jika tidak kehabisan bensin mungkin mereka sudah sampai ke tempat tujuan.

"Tidur aja lagi masih malem lagian," ujar Heeseung.

"Kenapa mobilnya gak jalan? Kita udah sampe?" tanya Minju mengalihkan pembicaraan. Kantuknya seketika hilang karena penasaran.

"Habis bensin." Heeseung mengambil bantalan leher untuk dipakai. "Gak mungkin gue nuntun orang buta tengah malem gini."

"Aku bisa jalan sendiri," sergah Minju. "Aku punya tongkat, kamu turunin aja aku sekarang biar aku gak ngerepotin kamu."

"Tongkat apaan? Tongkat sihir? Lagian diluar hujan, kelelep kubangan air baru tau rasa Lo."

Heeseung tidak habis pikir dengan tingkah Minju yang kelewat berani tanpa memikirkan resiko. Berlagak bisa padahal nyatanya lemah dan tidak bisa apa-apa.

Tidak ada balasan apapun lagi dari Minju. Gadis itu terdiam dengan wajah tertunduk, merenungkan kemalangannya yang buta telah menjadikannya manusia yang tidak bisa apa-apa. Jika Minju bisa memilih tentu ia ingin bisa melihat kembali, tidak terjebak di dunia yang gelap gulita lagi.

Lima menit berlalu. Heeseung menoleh ke arah Minju yang tidak berbicara sama sekali. Ya pasti gadis itu sedang ketakutan karena dibawa oleh orang asing, pikirnya begitu.

Setelah dilihat-lihat Heeseung pun menyadari jika Minju lumayan berparas cantik walaupun buta. Heeseung mendekat ke arah Minju, menatap kedua mata Minju yang tampak teduh dengan bola matanya yang berwarna cokelat itu.

"Mata Lo cantik," ujar Heeseung spontan.

Minju pun menoleh sebagai respon begitu mendengar ucapan Heeseung. Mengikis jarak diantara wajahnya dan wajah Heeseung yang kini berjarak sangat dekat. Mungkin jika matanya bisa melihat, ia sudah menampar wajah Heeseung yang begitu dekat.

Sedangkan Heeseung membulatkan matanya terkejut, seketika membuang pandangan ke arah lain. Hampir saja insiden terjadi jika ia memajukan wajahnya lebih dekat tadi.

𝐒𝐞𝐫𝐚𝐩𝐡𝐢𝐜 | Lee Heeseung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang