Para ml (04)

236 31 0
                                    

"sial"

Damar kini tengah di jemur, sendirian di aula besar. Dengan posisi hormat kepada sang merah putih. Dia diawasi oleh si ketos sendiri, membuatnya jengah. Dia ini bukan murid berandal, kenapa dia harus di awasi sedemikian pula

Dia benar benar bangun terlambat tadi pagi, bangun jam 7. Dengan cepat dia cuci muka dan sikat gigi, bahkan dia dengan asal asalan memakai seragam putih abu nya itu, sampai lupa menggenakan sabuk. Bahkan dasinya hanya di ikat sampul.

Sampai di sekolah sudah jam set 8, ini dikarenakan dia harus nego kepada satpam agar membiarkannya masuk

Dan di akhiri hukuman hormat di aula sampai istirahat, Istirahat gila! Istirahat nya jam 10 anjing!

Entahlah, baru satu jam, Damar langsung Tepar. Dengan terengah engah dia bergumam, wajahnya penuh dengan keringat

"Gue ga kuat, mau pulang aja" gumamnya, lalu dia melihat Ketos itu menghampirinya. Ah rambut pirang itu terlihat mengkilap di bawah teriknya sinar matahari

"What do you say huh? Ga kuat?" ucap datar ketos itu, Damar tau bahwa si ketos ini adalah Second ml, dan bule asli, lihat mata birunya yang cerah, kulitnya yang putih pucat, wajahnya yang sangat tampan. Membuat Damar iri

"Iya ga kuat, lu ga tau bahasa indo? I am not strong"  dengus Damar, membuat si Ketos mengangkat alis, menahan untuk tidak tersenyum

"Aku bisa bahasa indonesia" Ucap Ketos dengan baku

"Oh" hanya itu yang di sahut Damar, dia lelah ingin minum, ingin makan, ingin tidur.

"oke, hukumanmu selesai. Kamu bisa kembali ke kelas, dan jangan melakukan ini lagi" Ucap final si Ketos, dengan cepat Damar berdiri lalu tersenyum

"Wah baik banget lu, thanks ya" Lalu Damar berjalan pergi dengan riang, namun berhenti di depan box? lemari minuman kaleng. Memasukan Coin dan mengambil kaleng susu rasa teh. Lalu dia melanjutkan perjalanan menuju kelas

.
.
.
.
.
.

Beruntung saat Damar masuk kelas ternyata jamkos, dari jam pertama hingga jam ke empat. Katanya sih nanti pulang cepat, selesai istirahat langsung pulang. Mendengar itu, Damar yang kelelahan langsung semangat

JAM ISTIRAHAT

Damar dan keempat temannya berjalan menuju kantin, menuju salah satu meja kosong di pojok. Mayan masih sepi, karena mereka sampai di kantin 5 menit sebelum bell

"Hom pim pa alaiyum gambreng" 3 hitam 2 putih

"Oke kalian berdua mesen makan, kami jaga meja" ucap Bagas

"Nasi uduk, kopi"

"Pecel, air mineral"

"Mie goreng isi dua, es teh susu"

"Oke di catat, tunggu ya para yang mulia. Hamba akan membawakannya" ucap Kiano membungkuk sopan, lalu dia berjalan pergi ke arah warung warung bersama Kaivan

Kini tinggal Damar, Bagas, dan Faisal. Mereka bertiga menatap satu sama lain

"Uno?"

"UNO!"

Lalu mereka bertiga mulai memainkan kartu berwarna itu

Saat mereka sedang asik asiknya bermain, teriakan para gadis menusuk gendang telinga mereka. Spontan Damar menutup telinga sambil meringis, lalu dia menoleh ke arah pintu masuk kantin

Segerombol anak laki laki dari kelas 11 masuk, terlihat ada 7 orang anggota. Mereka semuanya tampan dan manis juga garang, Namun sepertinya ada satu yang paling menonjol, rambut hitam yang lumayan panjang acak acak an, dengan bandana merah di kepalanya. Mata hijau layaknya Zamrud, tatapan yang sangat tajam, hidung mancung, bibir tebal merah, wajah tampan yang di penuhi tambalan plester luka. Tinggi setidaknya 186cm, dengan baju acak acakan.

"SAGARA MAHENDRA, RAHIMKU ANGET UNTUKMU SAYANGGG!!!!" Teriak salah satu gadis cantik dari kelas 10

Damar tercengang, apakah seganas ini para bocah sma jaman sekarang?

"Mau aja jadi pelacur, dasar gadis gila" ucap pedas dari Faisal, membuat gadis itu sedikit malu namun sepertinya urat malunya putus. Dan dia kembali berteriak untuk bocah tampan itu

Damar bergidik, memilih abai. Dan kembali melanjutkan memainkan kartu Uno

Oke Sagara Mahendra, adalah Male Lead di Novel Maharani. Bocah berandal itu adalah ketua dari gengnya Bagas. Dan yup, dia adalah bocah mesum. Sudah banyak gadis yang dia jebol di sekolah ini, bukan Saga yang memaksa para gadis itu, tapi gadis² itu yang dengan senang hati bersedia mengangkang untuk bocah ganteng itu

Ini bahkan sudah menjadi rahasia umum, bahkan para guru sudah tau. Tapi kenapa mereka tidak menegurnya? karena dia adalah cucu dari pemilik yayasan sekolah ini, jadi tidak ada yang berani menegur. Berani menegur, siap untuk angkat kaki dari sekolah ini

Itulah mengapa tidak ada yang berani berurusan dengan Sagara, termasuk Damar. Dia benar benar tidak ingin berurusan dengannya, apapun itu.

Ada untungnya Damar sudah di kelas akhir, dan tinggal menghitung bulan hingga dia lulus. Bye bye para pemeran utama, Damar pergi HAHAHA

"jangan gila, bro" bisik Faisal sedikit malu, para siswa menatap mereka karena Damar tertawa keras seperti pesikopat

"Maaf kelepasan" Damar menutup mulutnya dengan kedua tangannya, seperti anak kecil yang ketahuan makan saat bulan puasa. Wajah nya sangat merah, juga berkeringat dingin karena Saga memperhatikannya

'Papa, Damar takut'

****
Hai, gue balik. Wakakak hampir setahun kurang beberapa hari lagi terakhir gue update. Bener bener update sesuai yg gue mau aja. Sorry kalau ada yg nungguin. Gue sibuk, sibuk nge rp. Anjay banget cuy, ternyata rp se asik itu, apalagi rp trainee, wareg tugas

Btw ini gue cuma nge publis yg dari draft lama, ga tek revisi, males. Jadi diharapkan kalau ceritanya masih nyambung di kalian ya, ini draft satu tahun yg lalu

Komen up ya, biar ga ngaret soalnya males aja kalau gada yg nyemangatin

Damian masuk Novel (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang