(05) Cafe Bang Bagus

227 35 6
                                    

'Papa, Damar takut'

Di tengah ketegangan itu, Kiano dan Kaivan datang membawa pesanan mereka. Membuat Damar sedikit lega, setidaknya itu mengalihkan pandangan Sagara darinya

"Pesanan tuan² sekalian telah jadi, total nya 1 juta 9 ratus 5 puluh 7 ribu" ucap Kiano sambil membawa nampan  isi minuman dan Kaivan yang membawa nampan besar yang bersisi mangkuk juga piring makanan. Di belakang mereka ada gadis, anaknya ibu kantin ikut membantu mereka

Dengan cepat sebagai gentleman Damar meraih nampan dari si gadis "maaf merepotkan, seharusnya saya saja yang membawanya" ucap Damar tersenyum, membuat si gadis sedikit tersipu karena di senyumin oleh pria manis seperti Damar

"Halah modus" cetus Faisal kesal, karena dia sudah lapar namun Damar melama lamakan makanan mereka sampai ke meja dengan menggoda anaknya ibu kantin

"Ganggu aja lo jones, iri bilang" ucap Damar sambil meletakkan mangkuk berisi bakso, dan sebagainya, di bantu oleh Bagas

Dengan hikmat mereka makan, tidak ada peraturan makan tidak boleh sambil bicara, namun boleh bicara jika makanannya sudah di telan. Kiano meletakkan hapenya di ujung, memperlihatkan film kartun kereta api, Thomas. Tut tut Tut

Ke lima bocah itu menatap fokus film itu sambil makan, benar benar seperti anak kecil. Dengan Bagas yang menyuapi Faisal makan, karena hanya Faisal yang kalau menonton tidak bisa sambil melakukan apapun, benar benar fokus. Jadi Bagaslah yang menyuapinya. Sungguh manis pemandangan ini

"Thomas ternyata ganteng ya" ucap tiba tiba Kiano, dengan cepat mereka menaruh perhatian ke Kiano

"J-jadi ini alasan elo gapernah suka sama orang?" ucap Damar bergidik ngeri, menggeser kursinya menjauh dari Kiano karena dia duduk di sebelah kanannya Kiano

"karena nafsu sama kereta api?" ucap frontal Kaivan, Bagas yang mendengar itu langsung menutup mulut, menahan tawa. Apakah disini hanya dia yang paling dewasa? soalnya dia seperti tengah mengasuh bocah² cilik tanpa pengetahuan

"Engga! maksud gue- ya lu bayangin aja ada orang yang menganggap kucing itu imut, lalu ada yang menganggap kartun monster itu sangatlah keren dan tampan. Bukan berarti mereka napsu..!!!" Jelas Kiano dengan suara keras dan terbata bata, karena di tuduh oleh kedua teman gobloknya, jadi dia kan kaget apalagi kini lagi lagi mereka menjadi pusat perhatian

Damar dengan cepat menutup wajahnya, malu. Suara Kiano bener bener mirip toa masjid yang dibuat khusus agar warga memperhatikan dan dengar, dan hal itu berlaku untuk siswa siswi disini. Mereka benar benar memperhatikan Damar dan kawan kawannya dengan penasaran, apa yang tengah mereka debatkan

Kaivan hanya memalingkan muka, dan Bagas hanya menelungkupkan kepala di meja. Hanya Faisal yang masih asik menonton Thomas, si kereta biru. Tidak memperdulikan situasi konyol yang dihadapi teman temannya

•°°•

"gue bosen, pengen jalan jalan" ucap lesu Faisal, setelah pulang sekolah kini mereka tengah lesehan di kamar Damar, lagi lagi kamar Damar. Karena kamar Damar yang entah mengapa nyaman untuk dihinggapi, suasanya yang asri karena ijo ijo sprei daun, dan beberapa pot tanaman membuat pemandangan terasa asri, adem. Padahal adem ac

"ke Cafe abang nya si Bagas aja kuy"  ajak Faisal, kini dia duduk tegap menatap ketiga temannya (-bagas)

"Ngapain?" Tanya Kiano sambil mengunyah permen cium

"Ngopi lah, mau ngapain lagi selain ngopi" Sewot Faisal

"Nyusu" Sahut Damar yang baru selesai mandi + ganti baju dari kamar mandi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Damian masuk Novel (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang