Syukur cuma Figuran (03)

730 94 2
                                    

"DAMARO GENOVAL"

Kini Damian tengah termenung di atas kasur, sedangkan teman temannya sibuk memakan camilan milik Damar dan menonton film Doraemon di laptopnya. Yah untungnya walau ni kamar tidak luas, namun cukup muat untuk lima orang remaja laki laki ini

Damaro Genoval, adalah salah satu figuran di novel Maharani. Iya, Novel dewasa milik kakak mesumnya itu, dia benar benar memasuki novel itu dan menjadi figuran yang nantinya akan lumpuh. Mengingat itu, Damian bergidik ngeri. Alasan mengapa nanti Damar akan lumpuh, hanya karena dia tidak sengaja mempergoki ml tengah sssssseeeexxxxxx, di mana coba? Toilet laki laki!

Gila ga tuh?

Padahal posisinya itu, Damar hanya ingin pipis, masuk ke toilet mempergoki ml tengah fuck dengan seorang gadis. Namun keluar dengan keadaan lumpuh, di bogem habis habisan, karena ml merasa kesal kegiatan memuaskan nafsunya di ganggu

Setelah itu nama Damar tidak disebutkan lagi di Novel.

Damian hanya menghela nafas ringan. Lalu memilih berbaring di atas kasur sambil menatap teman temannya yang masih sibuk menonton Doraemon, bahkan Toples isi kue kering nya abis tak tersisa

Kembali dia merenung, si Damar ini adalah seorang Piatu. Tidak memiliki ibu, namun masih memiliki seorang ayah yang sayang padanya, yah itu masih beruntung. Juga ayahnya berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan anaknya ini, dan lebih hebat lagi. Damar adalah anak satu satunya, makanya dia cukup dimanja oleh ayahnya

Yah sejauh ini kehidupan Damar normal dan aman, hanya saja dia harus was was pada Ml. Jangan sampai ml menaruh perhatian padanya, jangan sampai dia dekat dengan ml. Pokoknya jauhi saja ml, kalau terpaksa berdekatan dia harus memasang perilaku biasa saja. Ini harus! Dia tidak mau lumpuh, kena jarum aja sakit apalagi lumpuh

"hari ini hari apa?" tanya Damian tiba tiba, membuat mereka menoleh. Dengan serentak mereka menjawab "Senin"

"Kok kita engga sekolah?" Tanya Damar, dari sini mari kita mulai panggil Damian dengan Damar

"Ini jam 5 sore, lu mau sekolah? silahkan saja" jawab santai Kionel, Damar hanya mengangguk. Lalu memilih untuk berdiri, dan berjalan menuju pintu keluar. Membuka pintu itu, dan wah dia melihat sebuah gedung besar tepat di sebrang sini, dengan sebuah tulisan besar 'RAMAYANA HIGH SCHOOL', jadi ini sekolah yang di tuliskan di Novel Maharani. Yah gede banget, mungkin kalau di bandingkan dengan sekolahnya dulu, sekolahnya hanya setengahnya

Lalu dia berjalan keluar, ternyata kamar yang dia tempati adalah sebuah Asrama. Karena ini kawasan Elit, setiap kamar hanya di huni satu siswa. Sudah lengkap dengan meja belajar, kasur tunggal, lemari besar, dan kamar mandi. Yah walau tidak luas, namun ini lebih dari cukup, karena bersih dan rapi

Dia menempati kamar dengan nomor 113, yah berada di lantai 3. Karena di setiap lantai hanya memiliki setidaknya 50 kamar, dan kebetulan teman temannya berada di lantai yang sama dengannya. Entahlah ini sebuah kebetulan atau penyogokan

Dia duduk di kursi, tepat di depannya adalah jendela besar. Jendela anti peluru, membuat jendela sangatlah susah untuk di pecahkan. Benar benar kawasan elit. Dia menatap ke arah depan, dan melihat sunset. Sangatlah indah, dia merogoh saku celananya berharap ada sebuah hp, sayang sekali tidak ada. Akhirnya dia masuk ke kamar untuk mengambil hp, lalu melihat teman temannya tengah membereskan kekacauan yang mereka perbuat di kamarnya

Memilih acuh, Damar mengambil hp di atas nakas, Hape ip? waduh keren amat, mood nya bagus dengan langkah lebar dia kembali keluar kamar dengan tatapan temannya yang menatap heran padanya

Sesampainya di depan jendela kaca besar itu, dia mengambil foto, Hp ip ini tidak di kunci sehingga ini memudahkannya untuk mengoperasikan ip ini. Cekrek demi cekrek dia lakukan, dan memiliki hasil yang sangat memuaskan

"Bagi dong fotonya, nanti kirim gc ya" Ucap tiba tiba seseorang dari belakang membuat Damar berjengit kaget, lalu dengan cepat dia menoleh. Dan dia mendapati wajah garang namun tampan milik Bagas

Melihat itu Bagas hanya menyengir tampan lalu mundur sedikit memberi jarak "sori ngagetin lu, tapi potret lu bagus makanya gue minta" ucapnya memberi penjelasan. Damar hanya mengangguk paham

"Iya, ntar gue bagi di gc" jawab nya, "oh, yang lain mana?"

"Udah balik ke kamar, mau istirahat katanya. Udah mulai malam"

Damar hanya mengangguk mengerti, "lu juga, jangan keluyuran. Ntar bapak lu tau, dia yang marahin kami karena ga becus jagain lu" ucap Bagas memperingati Damar, dan hal ini membuat Damar tau bahwa ayahnya sangatlah protektif

"Situ juga, gue tau nanti lu ada jadwal balapan kan? ati ati ya" Damar memperingati Balik, "Yoi, gue pasti bakal hati hati, santai aja. Lagi pula gue nih jago" ucap Bagas sedikit Narsis, kenyataan bahwa dia memang jago, tidak kalah jago dengan si Ml mesum itu

Setelah itu Damar masuk ke kamarnya, melihat lihat lagi. Jadi si Damar ini sudah di kelas akhir, dan ternyata umur nya sudah 18 tahun?! beda sekali dengan aura dan tubuhnya yang masih terlihat seperti bocah 16 tahun

"Mungkin ini yang dinamakan babyface? yah mayan lah, pasti gue terlihat lebih muda dari yang lain" ucapnya percaya diri di depan cermin, padahal kenyatannya dia bahkan yang paling tua di antara temannya.

Saatnya untuk tidur walau ini masih jam set 8 malam, bodo amat dia hanya ingin tidur.

.

.

.

.

.

5 menit kemudian dia membuka mata, dan mengambil laptop. Membuka situs, dan menonton film








Film Harry Potter, santai aja kali

Dan dia begadang hanya untuk menyelesaikan 7 series film Harpot. Membuatnya terlambat datang ke sekolah

"Sial"

///

Ceritanya terlalu mengulur ulur ya? ya maaf, gue gada ide

Oke habis ini, Sekali update hanya satu chapter. Kecuali mood gue bagus buat double up

Damian masuk Novel (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang