Novelis dan Vampir [⚠️]

13 5 4
                                    

Vᴀᴍᴘɪʀɪsɪᴍ Hᴜᴍᴀɴɴᴏʀʏ
Ѕɑnɡ Nоvеᥣіs dɑn ᐯɑmріr уɑnɡ hɑus
𝐈𝐈𝐈

Warning! : ⚠️-gak suka skip :3

𒉭

Terdengar suara pintu didobrak dengan kencang, membuat seseorang yang sedang menulis terkejut dan langsung menoleh kearah pintu. Ia menaikkan salah satu alisnya, menanyakan apa tujuannya orang itu kesini.

Seseorang yang mendobrak pintu itu terlihat lelah, nafasnya hampir tidak teratur. Dadanya naik turun mengambil oksigen, matanya dengan sekejap menatap seseorang yang menulis tadi masih melihatnya.

Mereka saling tatap menatap.

"H-hahh..f-fael..haus.." ucapnya dengan suara berat dan serak, matanya benar-benar sayu.

Rafael Isaac atau lebih dikenal Fael si novelis.

Tanpa respon, Fael berdiri dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman. Tetapi dengan cepat tangan Fael ditarik oleh seseorang itu, menjatuhkan Fael tepat diatas meja tulisnya.

"H-heh Alvio!?"

"Gw minumnya ini.."

Dengan kasar, Alvio membuka kancing kemeja bagian atas milik Fael dengan paksa, leher Fael sekarang terlihat lebih jelas dimata Alvio, ia menyentuhnya dengan lembut dan menjilatnya, membuat Fael merinding.

"Bangsat, kemarin gw udah ngasih da- Akh!"

Dengan cepat Alvio mengigit leher Fael, menghisap darahnya dengan nikmat. Fael hanya bisa melenguh, menahan rasa sakit yang diberikan sang vampir yang sedang kehausan.

"Ng-uhh.."

Alvio masih dalam kenikmatan menghisap darahnya Fael, padahal Fael sudah memukul punggungnya untuk segera berhenti tetapi Alvio tidak memperdulikannya. Fael merasakan sesuatu yang aneh dibawah sana, seperti ada yang apa gitu.

Alvio selesai meminumnya, ia menjilat leher Fael dan bibirnya yang masih tersisa darah. Fael mencoba menetralkan nafasnya yang sedikit tidak beraturan. Alvio suka pemandangan ini, yang dimana orang yang ia hisap darahnya hampir mati sekarat.

"Oh apa lu nyadar sesuatu dibawah?" Tanya Alvio menyerigai kearah Fael, mencoba menggodanya.

"H-hah?!, gausah ngadi-ngadi lu! Kagak!"

"Oohh jadi lo mau? Hmm?"

"Apa maksud lo hah?.."

Dengan isengnya, Alvio menyentuh selangkahan milik Fael yang masih berbalut celana, sontak membuatnya terkejut. Tangan Fael terulur untuk langsung segera mencekik Alvio.

"Selera elu kayak anjing, doyan tua lo!"

"Kok malah marah sih??"

"Gw tujuh belas anjing!"

"Itu masih muda~"

Di saat mereka adu cekcok bacotan, ada seseorang yang diam-diam sedaritadi didepan pintu masuk, mengamati semua kejadian yang terjadi. Ia menghela nafas, kebiasaan banget kalo dirinya pulang pasti ngeliat adegan agak lain dirumahnya.

"Permisi, minimal yang bertamu jaga sikap sama sopan santunnya dong"

Keduanya menoleh kearah sumber suara, Ferdian abangnya Fael, orang yang dibenci sama Alvio dengan alasan simpel.

Abangnya Fael sebenarnya gak ngizinin dirinya minum.

Alvio hanya bisa berdecak sembari melepaskan Fael, Fael segera berdiri dan mulai merapikan bajunya yang berantakan. Ferdian hanya melihatnya, kemudian ia masuk dan memberinya 15 buku tentang data terlama dan terbaru tentang panti asuhan yang ada disekitar mereka.

"Nah, cuma segitu yang bisa gw temuin. Pilih aja yang elu mau..terus.."

Ferdian berjongkok dan membuka laci meja dekat ruang tamu, mengambil kotak P3K dan mencari plester lalu memberikan kepada adiknya. Menyuruhnya untuk menutupi luka gigit yang ada dilehernya itu.

Setelah memplester lukanya, dengan segera Fael melihat buku-buku itu dan membukanya satu persatu. Mendapatkan 2 buku yang akan digunakan olehnya, dan pergi kekamar sebentar untuk mengambil beberapa kertas dan buku catatannya.

"Heyyo fer, do you have some rokok?" Tanya Alvio yang mulai berjalan jalan didalam rumah.

"Gak usah sok inggris kalo gak bisa bahasa inggris."

Walaupun begitu, ia tetap memberikannya dua batang rokok dan korek yang hampir habis.

"Huh, ternyata dirimu tidak sepelit yang kukira"

Keheningan tercipta seketika, Ferdian hanya duduk disofa sembari memejamkan matanya sementara Alvio berjalan didepan rak buku, melihat-lihat buku yang pernah ditulis oleh Fael.

"Gw kembali, gak lama kan bang?" Tanya Fael setelah 10 menit lebih dikamar dan sekarang baru muncul.

"Ah gw ada urusan mendadak, thank you for you blood~ bay bay honey~" ucap Alvio sambil mengedipkan sebelah matanya pada Fael kemudian menutup pintu dengan kencang.

"IH NAJIS!" Teriak Fael.

Fael yang diperlakukan seperti itu bergidik ngeri, merasa jijik. Ferdian mencurigai sesuatu, seperti ada yang tidak beres dengan Alvio tetapi dia memilih untuk diam terlebih dahulu untuk mencari mengerti.

𒉭
Ѕɑnɡ Nоvеᥣіs dɑn ᐯɑmріr уɑnɡ hɑus - End
'To Be Continued'

Nt:
Alurnya bikin binggung kh?, klo binggung bisa dm/komen. Emg blm nyampeee tunggu yaw

Vampirisim Humannory [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang