My Nymph
.
.
.
.
.
.
Zee dan Nunew kini sedang dalam perjalanan menuju Tokyo dengan kereta api, padatnya penumpang membuat mereka harus rela untuk berdiri. Untungnya mereka berdua tidak membawa barang yang banyak sehingga itu tidak terlalu mengganggu.
Tapi selama di jalan suasana benar-benar beku karena tidak ada satu orangpun di antara mereka yang berani bicara. Saat tanpa sengaja keduanya beradu pandang, Nunew akan segera membuang muka lebih dulu sehingga tidak ada hal lain yang bisa Zee lakukan selain melakukan hal yang sama.
Kekakuan itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya sebuah senggolan misterius dari penumpang lain yang berpindah tempat hampir membuat Nunew terjatuh, tapi Zee beraksi cepat dengan meraih pinggangnya.
"Keep Your Hand!" Bisik Nunew geram kemudian berbalik membelakangi Zee. Reaksi yang membangkitkan semangat Zee kembali.
"Sebaiknya biarkan aku terus memegangmu seperti ini karena sangat banyak orang yang berniat menyentuhmu tapi bertindak seolah-olah mereka tidak sengaja melakukannya."
"Lalu apa bedanya denganmu?"
"Nymph-ku sayang, Aku memang sangat suka menyentuhmu tapi aku tidak pernah berpura-pura kan? Aku akan menyentuhmu kapan pun aku suka." Kali ini Zee merapatkan tubuh Nunew kepadanya, melingkarkan kedua tangannya dan membelai perutnya yang datar. Semua perlakuan Zee benar-benar membuat Nunew merinding. "Selama kau memakai cincin itu, kau adalah milikku. Jadi hanya aku yang boleh menyentuhmu."
Nunew menggenggam kedua tangan Zee yang sedang menjelajahi perutnya agar berhenti bergerak. "Baiklah, tapi hentikan tanganmu karena aku tidak suka dengan aksimu meraba tubuhku di depan orang banyak seperti sekarang!"
Zee tersenyum senang. Kali ini Nunew mengizinkan untuk memeluknya meskipun dengan sebuah syarat.
Panas tubuh Nunew benar-benar sudah merasukinya, ia bisa mencium aroma parfum yang sangat manis merebak dari tubuhnya serta rambut hitam selembut sutra itu memiliki aroma yang sama manisnya.
Zee dapat merasakan kegugupan Nunew. Gugup karena mereka begitu dekat, gugup karena dada Zee menempel di punggungnya sehingga ia bisa merasakan detak jantungnya, dan gugup karena pandangan banyak orang yang tertuju pada mereka berdua.
Nunew berusaha menggeliat ketika Zee mempererat rangkulannya, dia masih berusaha mengamankan diri dengan berbagai cara.
Tidak ada yang memulai pembicaraan karena dengan posisi seperti ini detak jantung merekalah yang kini saling berbicara dan berusaha saling menyamai ritme kerjanya di dalam tubuh.
Kereta kemudian berhenti dengan tidak terasa, para penumpang yang sejak tadi melirik ke arah mereka berdua pada akhirnya harus menghentikan pandangan irinya dan keluar dengan segera.
Nunew cepat-cepat melepaskan diri dari Zee dan keluar lebih dulu dengan membawa tasnya. Zee berusaha segera menyusul Nunew dan mengiringi langkahnya, namun Nunew masih bertahan dengan egonya dengan terus berjalan mendahului Zee. Tapi kemudian menyerah karena ia tetap tidak tahu harus pergi kemana setelah ini.
"Apa tidak bisa aku pulang ke Bangkok lebih dulu?" Tanya Nunew setelah ia memelankan langkahnya sehingga mereka berdua kini bisa berjalan bersisian dengan lebih santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nymph ( ZeeNunew )
Romance"Aku berusaha melupakan hasratku semenjak itu, tapi malam ini aku tidak bisa! Kau sudah menyebabkanku melakukan hal yang paling tidak aku sukai selama dua minggu terakhir ini, Nunew."/ Melakukan hal apa?/ "Onani!"