7

1.1K 92 23
                                    

My Nymph




.

.

.

.

.

.





Nunew sudah berganti pakaian dengan kemeja krem lengan panjang yang Zee pinjamkan untuknya, dia sedang duduk di atas sofa dengan dibalut selimut tipis milik Zee . Sedangkan laki-laki itu ada di dapur, menyiapkan kue yang tadi dibelinya.

Zee muncul dari dapur dengan nampan berisi sepotong cheese cake ukuran besar dan segelas teh hangat. Setelah meletakkannya di atas meja, Zee duduk di sebelah Nunew karena hanya itu satu-satunya tempat yang kering.

"Kau tidak meminjamiku celana?" Nunew memulai pembicaraan.

"Kau tidak memerlukannya. Kemejaku cukup panjang untuk menutupi sebagian besar tubuhmu."

Kemeja Zee memang terlalu besar untuk Nunew, tubuhnya yang mungil membuat dirinya seolah-olah tenggelam dalam kemeja tersebut.

"Tetap saja ini membuatku tidak nyaman."

"Makanlah, setelah itu minum obat." Katanya, menyudahi perdebatan mereka.

Cheese cake bukan kue favorit Nunew, tapi dia tahu kalau Zee sangat menyukainya. Zee pernah mengatakan kalau dia sangat menyukai keju. Apapun yang mengandung keju adalah makanan favoritnya.

Nunew mengambil sendok kemudian menyendok kuenya dalam ukuran besar lalu menyodorkannya kepada Zee.

"Ini makanlah."

"Aku membelikan kue itu untukmu. Lagipula tadi aku sudah makan bersama Nene. Jadi kau makan saja sendiri."

"Satu suap saja. Ini kue kesukaanmu, kan? Aku ingin kau mencicipinya lebih dulu."

"Kenapa? Kau mencurigaiku? Aku bersumpah tidak memasukkan apa-apa ke dalamnya."

Nunew tertawa pelan. "Jadi kau berniat melakukan itu? Aku juga tidak bermaksud apa-apa. Hanya ingin mengungkapkan rasa terima kasihku."

Zee memandang Nunew sesaat, lalu beralih ke potongan cheese cake yang ada di dalam sendok. Tangan Nunew gemetar. Selain karena udara dingin, keadaan fisiknya yang sedang memburuk membuatnya tidak sanggup menahan tangannya dalam posisi seperti itu berlama-lama.

Dengan perasaan tak menentu Zee menerima suapan Nunew dan mengunyah kuenya dengan baik. Ia harus menahan degupan jantungnya saat melihat laki-laki itu menyendok untuk dirinya sendiri kemudian memakan kuenya dengan lahap menggunakan sendok yang sama.

Apa Nunew tidak merasa jijik? Zee tertawa dalam hati menyadari betapa konyol pertanyaannya. Kenapa harus jijik? Bahkan mereka berdua sudah pernah flirting di ruangan yang sama.

Dalam waktu singkat Nunew sudah menghabiskan semua cakenya. Laki-laki itu kemudian menghabiskan waktunya dengan termenung menghitung waktu. Sudah hampir tengah malam, tapi Max belum juga kembali.

Ia mengambil ponsel Zee yang ada di tasnya lalu berusaha menelpon Max. Tapi tidak bisa tersambung meskipun ia sudah melakukannya berkali-kali, cuaca yang buruk sepertinya sudah mengganggu sinyal telepon.

"Kau tidur di sini saja." Zee bergumam pelan, tapi Nunew dapat mendengarnya. "Max mungkin juga sedang terjebak hujan di suatu tempat."

Laki-laki itu tidak menjawab malah menyodorkan ponselnya kepada Zee. "Ini milikmu. Kapan ponselku akan dikembalikan?"

My Nymph  ( ZeeNunew )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang