Beberapa jam berlalu, kamar tidur Sang Penulis cukup sunyi sampai terasa seperti kamar berubah menjadi lautan yang penuh keheningan sepanjang waktu.
Sang Penulis telah menyelesaikan tulisan cerita di Wattpad untuk melanjutkan bab yang dihitungkan.
Dia mulai berdiri dengan pakaian tidur digunakan di rumah biasa, soalnya dia suka mengenakan pakaian sederhana untuk kenikmatan dunia dalam kesederhanaan dan kerumitan yang dia terapkan.
Kaki mulai melangkah dan menuju ke tempat tidur yang Deon tidur tadi dengan pelan-pelan.
Langsung tidur dan memeluk badan Deon yang cukup besar seperti tubuh manusia pria besar yang berotot meskipun Deon dikenakan dengan pakaian kesatria hitam sama cukup pas.
Deon langsung bangun diri dan menoleh ke belakang Sang Penulis yang sedang memeluk tubuh Deon sendiri.
Deon mulai membalikkan tubuh ke belakang dan menghadapi tubuh Sang Penulis dengan mengulurkan tangan ke tangan Sang Penulis.
"Sang Penulis... Apa yang kita akan lakukan?" sambil ditanya polos Deon.
"Hmm... Hmm... Sebenarnya aku juga bingung hehe... Tapi aku ingin belajar hal baru untuk mendapatkan dan merasakan pengalaman baru bagiku" sambil menjawab Sang Penulis dengan tertawa kecil.
Deon menggelengkan kepala dan menjawab "Mungkin... Tapi apa mau coba main permainan Go kita berdua saja?".
Sang Penulis mengerutkan kening dan mengangkat bahu, kemudian menjawab singkat "Ya boleh".
Tiba-tiba Sang Penulis menahan tubuh Deon yang mulai berdiri.
"Tunggulah sebentar. Aku mau tidur sebentar dan juga mau memeluk tubuh kamu karena keberadaanmu paling unik yang aku sukai. Apalagi kamu adalah saudara imajinasi bagiku juga" kemudian dia langsung memeluk tubuh Deon yang mulai menurunkan kembali lagi.
"Baiklah" tersenyum Deon yang merupakan hal emosi yang belum pernah dia gunakan untuk orang lain karena emosi bagi kematian adalah kehampaan atau disebut pemutusan emosi bagi Sang Penulis.
Ketika emosi Deon tidak pernah digunakan sama sekali di depan makhluk hidup karena dialah makhluk yang mampu mencabut nyawa sampai dapat memutuskan segala takdir yang dia ketahui atau kehendaki.
Tapi untuk pengecualian, itu hanya terjadi emosi Deon digunakan untuk Sang Penulis saja karena hal yang tidak terbayangkan perlu dibayar dengan harga yang belum dapat dijual atau dibeli oleh siapa pun walaupun kekayaan sebesar bumi.
Maka hal ini merupakan momen yang paling langka bagi Sang Penulis dan Sang Kematian bagaikan nilai harga sebesar 70.000 buah dunia Outerverse dibandingkan dengan segala sesuatu termasuk takdir yang ditetapkan sendiri.
"Hmm..." terucap dalam hati Deon sambil memeluk Sang Penulis yang sedang tidur sebentar.
Ketika mereka masih tidur di atas tempat tidur dengan suasana bagaikan kita berada di lautan yang penuh ketenangan, namun kapanpun dapat bergelombang bila terjadi sesuatu.
Beberapa jam kemudian lagi, Sang Penulis sudah terbangun sendiri masih dipeluk oleh Deon dengan penuh kehangatan.
Deon mulai melihat wajah Sang Penulis yang sudah terbangun dari bantal yang digunakan tadi.
Suasana cukup menyegarkan bagi kami berdua di kamar tidur saat pagi hari itu.
Orang tua Sang Penulis mulai memanggil "[REDACTED]! Ayo makan bersama" sambil mempersiapkan di ruang makan tepat jam 7 pagi dalam kondisi cuaca cerah.
Sang Penulis menjawab "Ya ya baiklah. Aku akan datang. Deon, kamu boleh di sini atau bersama aku saja terserah pilihanmu" sambil membangkitkan diri dari tempat tidur miliknya.
YOU ARE READING
Sang Kematian x Penulis
RandomCerita Imajinasi Diskusi Sang Kematian x Penulis atas kehendak takdir Sang Penulis. Cerita ini akan dirilis setiap minggu. Terima kasih atas perhatian :)