5. "how's sydney?"

676 21 0
                                    

"Hey, Winnie," sapa Pond selagi menghentikan sebentar kegiatan packing-nya.

"Hey, Honey!"

Suara yang begitu dirindukan membuatnya menghela nafas lega. Ceria, seperti biasa. Hanya dengan vokal indah itu, Pond tahu kalau kekasihnya baik-baik saja dan dalam kondisi bersenang diri. "Missing you like crazy, Phu. I feel like it's hard to breathe without you by my side."

Sebuah tawa kecil mengudara di ujung sana. "I miss you too, Hun. Aku juga kangen sama gombalan khasmu itu."

"How's Sydney? Masih sama seperti dulu kamu pernah ke sana?"

"Yep! Kurang lebih. Tapi menurutku di sini tambah rame deh. Mungkin… karena musim liburan kali ya? Terus juga udaranya lagi nyaman. Nggak dingin, nggak panas…"

Phuwin mulai bercerita banyak hal tentang pengalamannya selama tour, dan seperti biasa pula Pond mendengarkan hingga intonasi penutup disematkan di akhir pembicaraan.

Sang kekasih membicarakan kejadian yang baru-baru ini menimpa mereka (dia dan para kru). Tentang Perth yang terpeleset ketika turun dari pesawat—untungnya tidak apa-apa—maupun tentang Fourth dan Gemini berlomba-lomba makan pizza sangat besar, disertai sorakan Ford dari meja seberang sekaligus menjadi wasit permainan. Hingga tentang dirinya sendiri, yaitu Phuwin—salah memanggil nama karena dikira orang itu Nanon, salah satu musisi terkenal yang adalah seorang teman baik di dunia permusikan.

Cerita ini berhasil membuat Pond tertawa renyah, karena dia tak percaya kebiasaan itu sampai terbawa hingga ke luar Indonesia. Memang sudah langganan pacarnya itu salah menyebut orang lain sosok yang dikenal. Bukan sekali dua kali saja, tetapi begitu sering sampai terkadang tak bisa dihitung lagi. Sampai-sampai kalau Phuwin memanggil nama dengan benar saja, Pond malah justru akan menggodanya.

Selang beberapa detik, tiba-tiba terdengar suara Fourth yang sangat nyariing di seberang telepon. Bisa diduga, remaja itu merebut ponsel dari tangan Phuwin. Kemudian, hadir pula suara Gemini yang terdeteksi oleh indra pendengaran Pond. Lelaki itu mengangguk-angguk, lalu tersenyum. Tentu saja ia tahu perkara dua sosok yang sering diceritakan kekasihnya bagaikan Tom & Jerry.

“Kak Pond!” sapa Fourth begitu ceria, dan bisa dibayangkan pula kalau ia tak sadar ikut melambaikan tangan. “Apa kabar? Kangeeeen!”

“Dicariin banyak orang lu!” Sedangkan suara Gemini terdengar lebih berat dari biasanya.

Bertambahnya anggota telepon, memberi kesimpulan kalau di seberang sana mode speaker sedang dinyalakan. Suasana semakin ramai, dan meskipun begitu Pond tak masalah. Sekiranya bisa mengobrol kembali dengan teman-teman kekasihnya juga menambah relasi atas dunia yang diselami Phuwin sejak masa kanak-kanak.

Gemini dan Fourth lalu ikut bercerita pengalaman mereka selagi di sana. Tak lupa memberitahu alasan mengapa suara Gemini terdengar aneh, adalah karena flu ringan. Pond sempat bertanya pula keberadaan Ford di mana, dan rupanya lelaki yang bertugas sebagai keyboardist pengiring Phuwin itu sedang di kamar mandi.

Hari ini Phuwin sedang melakukan soundcheck dan rehearsal di Hordern Pavillion, Sydney—venue konser tour-nya. Pond baru ingat akan hal itu, dan langsung bertanya apakah ia menganggu kegiatan Phuwin saat ini. Kekasihnya itu berucap tak masalah, walaupun kemudian terdengar suara bising-bising dari arah seberang. Sebuah vokal yang lalu diketahui milik Ford, karena permainan keyboard-nya begitu unik. Namun setelahnya tak hanya bunyi satu alat musik saja, tapi ditambah drum berdentum keras-keras hingga suara siapapun yang bicara saat ini tak bisa terdengar jelas.

SWEETENER • pondphuwin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang