14. skenario kejutan

325 15 0
                                    

Sekiranya tak sesuai rencana awal. Alarm jam tangan Pond sudah berdering kecil, namun batang hidung kedua sosok yang ditunggu tak muncul juga. Lewat setengah jam, lelaki itu mulai bosan. Lantaran ia adalah seseorang yang diam-diam sangat presisi jika menyangkut soal waktu. Meskipun menjadi guru di sekolahan, ia pun bisa dibilang cukup disiplin; tetapi tetap digemari murid-murid. Kebiasaan itu akhirnya terbawa hingga di luar lingkup pendidikan dan menempel lekat dengan kepribadiannya.

Baru saja Pond mengirimkan pesan kepada mereka, menyeruput pula americano-nya yang dibeli setengah jam lalu di kafe seberang; Fourth dan Gemini muncul dari pintu lobi hotel sambil berlari kecil. Membuat suara tapak kaki cukup keras di atas karpet bulu khas interior hotel. Mereka sama-sama mengenakan hoodie, tapi hanya Fourth saja yang juga memakai masker di wajahnya. Terlihat seperti selebriti hollywood yang baru dikejar oleh fans berat, atau bahkan mungkin paparazzi.

"Kak Pond—"

"Half an hour late." Tepat sasaran yang dibuat menunggu berkata demikian. Diketuklah jam tangan miliknya yang melingkar di pergelangan. "Kalian dari mana?"

Gemini selagi mencoba bernafas teratur, mengacungkan jari telunjuk ke depan wajahnya. Meminta sejenak menetralkan udara di paru-paru; posisi masih membungkuk dengan dua tangan bertumpu pada lutut. Lantas, ia berkata, "Kita baru dateng abis lari-lari. Jangan diomelin dulu."

"Setuju!" sahut Fourth, merebahkan diri di sofa kosong sebelah Pond. Dadanya naik turun, masih terengah-engah; jelas sekali penyebab suaranya begitu pelan barusan ini. "Harusnya Kak Pond bersyukur Kak Perth sama Kak Ford nggak ikut ke sini. Yang ada malah dua puluh empat jam kemudian masih belum dateng juga."

Pond menghela nafas. Tak ada yang bisa dilakukan kalau sudah seperti ini jadinya. Beberapa menit kedepan, lelaki itu menunggu kedua remaja tanggung menenangkan diri. Sambil menghabiskan tetes terakhir americano, pikirannya berlabuh pada skenario kejutan di konser esok malam perihal ulang tahun kekasihnya. Jujur, lelaki itu gugup. Ada rasa keraguan atas tindakannya kali ini yang dirasa terlalu nekat. Bagaimana kalau Phuwin tak menyukainya? Apa yang terjadi jika rencana ini gagal total? Hal-hal apakah yang setelah ini dihadapinya? Mungkinkah—

"Ayo, Kak! Naik ke kamar, biar bisa rebahan sambil ngobrol."

Kemungkinan-kemungkinan terburuk itu hilang dalam sekejap. Kedua tangan Pond sudah keburu ditarik oleh Fourth dan Gemini menuju elevator, naik hingga lantai 12. Sesampainya, mereka tersebar. Pond duduk tenang di sofa, Fourth benar-benar merebahkan diri di ranjang, sedangkan Gemini mengambil kursi kayu dari meja rias selagi menyerahkan VIP Access pada yang meminta. Kartu itu berfungsi agar Pond dapat berkeliaran di dalam venue dengan bebas.

"Okay, here's the plan. Gue akan naik ke atas panggung ketika lagu Living For You dinyanyikan. Setelah setengah jalan, gue mau lampu sorot utama panggung dimatikan tiba-tiba. Phuwin must thinks it's technical issue, so Gem—" Tatapan mata Pond tertuju pada yang diajak bicara. "I want you to tell the person who handle the stage lighting about this. Got it?"

Gemini bersedia melaksanakan tugas yang diberikan, selagi melakukan posisi hormat dengan salah satu tangan. "Your word is my command!"

"Terus gue, Kak Perth, Kak Ford ngapain, Kak?" tanya Fourth.

"Setelah ini, gue mau pergi beli kue ulang tahun. Your job is to help me with it."

"Hah? Kok gitu—"

"Supaya menambah referensi."

"Ish, yaudah lah. Lumayan cuci mata liat makanan manis."

Pond mengacungkan jempol.

"Ford yang bawa kue keluar dari backstage ke panggung waktu kondisi lampu mati. Please tell him to be careful about the stairs. Pastikan kuenya gak jatuh. Dan terakhir, Perth. Dia yang mengalihkan perhatian Phuwin dan para penonton dari apa yang terjadi. I know it sounds difficult to assure people in panic mode, but I believe he can do the mass control better than anyone."

"Make sense." Suara jentikan jari muncul dari Gemini. "Kalo si Fotfot yang begitu, kayaknya malah lari semua. Konser dibatalkan."

"GEMGEM?!"

"Any question, boys?" Senyum kecil terlukis di wajah si pemilik rencana kejutan ulang tahun. "If not, let's begin this plan right now."

SWEETENER • pondphuwin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang