Agatha deliona seorang mahasiswi ilmu komunikasi semester 2 yang aktif dalam pelajaran maupun organisasi, dari pada fisik ia lebih dikenal akan kepribadiannya yang humble, ceria, dan ramah.
"Hai tha!" sapa perempuan dari kelas sebelah yang dikenal agatha saat masa orientasi.
"Halo nge" sapa balik agatha tersenyum ramah
"Mau kemana tha?" tanya bunga mengikuti langkah agatha.
Seperti saat ini ia berjalan sambil membawa sebuah buket snack yang ia rangkai sendiri untuk menghadiri sidang kakak tingkat yang berada diorganisasi yang sama dengannya.
"Ke sidangnya kak yola" jawabnya.
"Ohh, eh Tha entar malem gue ngadain party ultah gue dateng ya tha" ucap bunga memberikan sebuah undangan berwarna pink.
"Makasi nge, gue pasti dateng kok" ucap agatha walau diotaknya sedang berfikir kado apa yang akan ia bawa.
"Harus ya tha! kalo lo ga dateng pasti gak seru" ucap bunga semangat.
Entah lah agatha itu seperti jembatan antara angkatannya dengan kating, jika ia datang maka kating yang ia kenal pasti akan datang begitu pula sebaliknya, entah karena apa mungkin karena keaktivannya diorganisasi yang membuatnya mengenal banyak orang.
Sangking sibuknya dan berteman dengan siapa saja agatha tidak punya sahabat satu pun, begitu lah agatha terlihat ramai padahal ia kesepian.
"Selamat kak yola!" ucap agatha sambil memberikan buket yang telah ia persiapkan.
"Yaampun repot-repot banget si tha! Makasi ya" yola menerima dengan senyum merengkahnya.
Setelah mengobrol tentang seputar sidang kakak tingkatnya tersebut agatha memilih pulang karena hari ini ia memang tidak ada kelas dan khusus datang hanya untuk menghadiri sidang kakak tingkatnya itu, lagi pula hari sudah gelap.
Ditengah menunggu bis ataupun angkot yang tak kunjung tiba perutnya sudah keroncongan ahh harusnya tadi agatha makan dulu dikantin agar tidak kelaparan seperti saat ini, tak ingin menunggu lebih lama agatha memilih berjalan di trotoar sambil menunggu angkot ataupun mana tau bertemu ojek agar bisa cepat pulang.
Ditengah perjalanan yang diisi keheningan itu pandangannya tertuju pada sebuah kucing oren yang menyebrang dengan anggun mengabaikan beberapa motor besar diujung sana melaju dengan kecepatan diatas rata-rata, suara geberan knalpot yang besar membuat agatha merinding.
Tanpa babibu ia berlari dan menarik kucing itu namun kesialan sedang menimpanya ternyata tiga motor besar yang berlomba melaju kecepatan itu lebih dulu menghampiri agatha sebelum sempat agatha menghindar.
Semua terjadi sangat cepat bahkan agata tidak sadar jika tubuhnya sudah terhempas dan orang-orang mulai mengerumuninya hingga ia mengantuk dan terlelap begitu saja.
*
Ketiga lelaki yang kini duduk menunduk meratapi kebodohannya yang hampir melenyapkan nyawa seseorang, di introgasi polisi terus bungkam tak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaan polisi tersebut.
"Nama? Heh! Nama kalaian siapa?!" tanya polisi itu lagi namun ketiganya masih kompak bungkam.
"Kalian anak yang hobi balap liar di jinor kan?"
Hening...
Frustasi karena tak satupun pertanyaan yang di jawab polisi itu rasanya hendak memukul ketiga namun urung karena keluarga dari ketiga remaja itu telah tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupu-Kupu tanpa sayap
Teen FictionAgatha deliona gadis ramah nan dikenal seantero kampus, bukan karena perawakannya ataupun dari keluarga mana ia berasal tapi karena kepintaran serta keramahannya lah yang membuatnya dapat bergaul dimana saja. Hingga suatu kejadian naas menimpanya, s...