empat

877 126 30
                                    

"Mau kemana kau bocah?! " Laki laki dewasa itu melototkan matanya pada Raciel. Raciel memundurkan badannya dengan badan yang bergetar.

"Hey tuan, apakah kau tidak melihat warna rambut yang langka itu? . Kita bisa menjualnya di tempat perbudakan, dia pasti akan menghasilkan banyak sekali koin" Kata salah satu laki laki dewasa disana untuk mengusulkan pendapatnya.

"Hmm benar juga perkataanmu. Cepat tangkap dia" Perintah dari atasan para preman itu. Bawahan preman itu berjalan mendekati Raciel dengan tatapan yang liar. Raciel semakin bergetar ketakutan, matanya menutup saat salah satu tangan preman itu ingin menyentuh dirinya. Nox pun semakin merapatkan tubuhnya dengan kaki Raciel.

'Hiks Rendi' Raciel menyebutkan nama temannya didunia dulu dengan memeluk Nox.

Terasa cukup lama Raciel menutup mata, dan tidak mendapati apapun. Dengan perlahan Raciel membuka matanya.

Raciel tidak bisa melihat apa apa karena pandangannya tertutup oleh badan tegap seseorang. Raciel mendongak dan menatap punggung besar seorang laki laki.

"Lendi? " Gumam Raciel.

Laki laki itu menoleh ke belakang dimana Raciel berada dengan tatapan datarnya.

"Bukan telnyata" Raciel menunduk sedih. Air matanya mulai berjatuhan saat mengingat sahabatnya dulu.

"Kau tak apa? "

Raciel mengangguk dengan ragu, ia melihat sekelilingnya dan melihat para preman itu sudah tumbang semua.

'Apa dia yang menghabisinya semua sendirian? ' Batin Raciel tidak percaya.

Raciel bangun dari duduknya, dan melihat orang yang menolongnya akan pergi. Raciel sontak mencengkal tangan orang itu dan mendongak.

'Tinggi sekali'

"A-anu, telima kasih sudah menolong saya. Ka-kalau boleh tau,bisakah tuan memberitahukan nama tuan? " Tanya Raciel dengan sopan, ia menatap orang itu dengan tatapan kagum saat melihat paras dari laki laki itu yang sangat tampan diluar nalar.

"Ya" Laki laki itu berjongkok untuk menyamakan tinggi badan Raciel.

"Allarick. Panggil aku Allarick" Tangan Allarick terangkat dan menyentuh puncak kepala Raciel. Raut wajahnya terlihat datar.

"Ah baiklah paman Allalick" Raciel menganggukan kepalanya, sedangkan Allarick semakin mendatarkan wajahnya.

"Apakah aku setua itu hingga kau memanggilku paman?"

"Tidak, paman sangat tampan. Tapi menulut saya paman pantas disebut paman" Raciel tersenyum manis dengan menggendong Nox. Nox menatap Allarick dengan tajam, Allarick menyadari tatapan tajam itu dan menaikan sebelah halisnya.

"Panggil aku Allarick jangan paman"

"Tidak tidak, paman sudah dewasa, sangat tidak sopan jika hanya memanggil dengan nama saja" Tampaknya Raciel tidak mau mengalah sama sekali. Allaric hanya menghela nafasnya pasrah, ternyata ia menyelamatkan bocah menyebalkan.

"Oke terserah, tapi panggil aku Kakak saja, jangan paman. Tidak ada bantahan" Saat akan menolak, ucapan Raciel tidak sempat keluar karena perintah Allarick yang memotong ucapannya.

"Uh baiklah kak"

"Namamu? "

"Nama saya La- Aciel Failuz" Hampir saja Raciel menyebutkan nama dulunya. Dan untuk marga Adelard Raciel tidak mau mengakuinya, ia sudah membenci keluarga itu.

"Kau tidak perlu berbicara sopan" Raciel mengangguk sebagai jawaban.

Kruyuk

Raciel memegang perutnya yang berbunyi dengan menundukkan kepalanya malu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RacielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang