Kali ini, pria itu tak begitu bersemangat. Bukan karena cintanya telah luruh, tetapi karena dua penolakan selama ini yang telah dia terima. Pria itu mulai merasa tidak percaya diri, mungkinkah ada yang salah dengan dirinya? Wajahnya? Omongannya? Dia seperti di tampar habis-habisan oleh setan overthingking sialan yang tak mau pergi dari otaknya.
Tetapi gadis itu, masih terlihat biasa saja, kali ini hanya air putih yang ia bawa. Sebotol aqua tiga ribuan yang ia beli karena melihat diskon besar-besaran di toko swalayan. Tak ada bunga ataupun makanan, biar saja. Biarkan saja semua berjalan semestinya. Sejatinya apa yang berusaha ia bawa dulu tak pernah ternilai dimata sang gadis. Mereka tertawa bersama seperti biasa, kadang Dia merasa aneh, apakah gadis ini tak memiliki nurani sehingga masih bisa tertawa lepas seperti itu bahkan setelah menolaknya dua kali? Hei, buka matamu dan lihat- Pria yang kau sakiti itu berada di depanmu. Ingin Dia memaki, tetapi rasa cintanya masih sangat besar. Dia mendengus, sedikit menggerutu. Mengapa kamu bisa terlihat begitu manis setiap harinya sayang? Jelas saja ucapan itu Dia tahan di ujung lidah, bisa-bisa dirinya ditampar karena telah berani masih mencintainya bahkan setelah dua kali penolakan. Dia berusaha bersikap natural, apa adanya dan tak di lebih-lebihkan sebagaimana dulu karena ingin terlihat baik di mata sang gadis. Toh, harapannya telah pupus dan mencoba menerima bahwa mereka mungkin tidak bisa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis dibalik jendela.
Short StoryTerimakasih untuk semua rasa yang kau dalam segelas cangkir kopi manis juga semangkuk salad yang kau beri perasan lemon.