Part 15: Aku tidak menerima dia sebagai kakaku!

4.4K 581 54
                                    

Jaeyong Fanfiction
By anna

Ninggalin jejak bisa kali ah....

Happy reading....

Ketika Taeyong terbangun hari sudah gelap, pencahayaan yang remang berpendar di sekitar ruangan. Erangan kecil lolos dari tubuhnya saat Taeyong mencoba untuk bangun dari tidurnya.

Jam menunjukan pukul 3 dini hari, dan Taeyong tidak tahu sejak kapan ia mulai tidak sadarkan diri. Jaehyun menggunakannya terlalu bersemangat kali ini, lubang nya sakit dan mungkin telah membengkak, sedangkan kedua putingnya akan terasa sakit jika tidak sengaja bersentuhan dengan pakaian.


Taeyong menuruni tempat tidurnya, ia berjalan tertatih ke arah balkon kamarnya dan ia memilih untuk duduk di sana.

Gelapnya malam membentang di atas cakrawala, angin yang bertiup lirih menusuk masuk pada pori-pori kulit sampai membuat bulu kudu Taeyong meremang. Di tengah malam yang dingin ini, Taeyong hanya di lilit oleh selimut yang asal menutup tubuhnya.⁰

Ketika Taeyong mendongakan kepalanya ke atas, pandangannya di penuhi dengan kerlipan bintang yang bertebaran di langit.

Taeyong termenung sejenak, ingatannya jatuh ketika mengingat kembali perjalanan hidupnya hingga sampai di titik ini.

Bagaimana nasib seperti ini terjadi padanya?

Ia tidak memiliki orang tua, paman yang membesarkannya selalu menyiksanya dan ia di jual untuk membayar hutang pamannya. Kemudian ia terjatuh masuk ke dalam kandang harimau dan tidak bisa lagi untuk keluar meskipun dia ingin.

Tuhan apakah aku memiliki kesalahan di kehidupan masa laluku?

Tanpa disengaja air mata jatuh dari sudut matanya, tetapi Taeyong tidak berniat untuk menghapusnya. Sebaliknya ia hanya menyandarkan tubuhnya yang lelah pada sandaran kursi, lambat laun mata Taeyong mengedip pelan, angin yang membelai wajahnya membuat kelopak matanya berat, Taeyong bahkan tidak tahu jika ia kembali terlelap di tengah malam yang dingin.

Saat Jaehyun membuka pintu kamar ia tidak menemukan Taeyong dimanapun, ia masuk dan menutup kamarnya dengan pelan, dan tatapannya kini jatuh pada pintu balkon yang terbuka lebar.

Jaehyun langsung melangkahkan kakinya ke arah balkon dan hal yang ia temukan adalah kucing kecilnya sedang duduk dengan kedua mata yang terpejam, bibirnya memutih dengan wajah yang pucat pasi.

Tubuh kecil itu menggigil di bawah selimut yang melilit secara acak dan ketika tangan Jaehyun bertemu dengan suhu tubuh Taeyong yang tinggi, lelaki itu menggertakan giginya marah dan membawa Taeyong ke dalam rengkuhannya.

Ditengah langkah kakinya yang besar dan lebar, suara Jaehyun mengalun dengan dingin, memerintahkan Lucas yang berdiri menjaga pintu untuk keluar dan memanggil Ten.

***

Ten mangatakan jika Taeyong hanya masuk angin, lelaki mungil itu kini terbaring nyaman di atas tempat tidur, wajahnya tak lagi sepucat di awal, tetapi masih memiliki garis kesakitan yang ketara.

Selimut membungkusnya seperti kepompong dan Jaehyun yang berdiri di samping tempat tidur menatap ke arah ranjang seperti seorang algojo yang hendak menghukum mati penjahat.

Suara pintu yang terbuka menyadarkan Jaehyun, pria itu hanya menatap melalui ekor matanya dan mendapati anaknya masuk ke kamar dengan membawa tas gendong di punggungnya.

The Choice [ Jaeyong ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang