Part 22: Ketika hujan turun, air mataku terjatuh bersamanya

1.7K 290 32
                                    

Jaeyong Fanfiction
By anna


Happy reading...

Ditengah malam yang sunyi hujan jatuh membasahi tanah yang kering, angin yang berhembus lembut telah membuat air hujan menghantam kaca besar, kilat yang menyambar masuk melalui celah gorden yang tidak tertutup dengan rapat.

Ditengah keheningan malam, pria mungil yang masih berbaring di atas tempat tidurnya mulai membuka kedua matanya dengan cara yang sangat pelan. Berkedip berkali-kali tanpa berniat untuk menggerakkan tubuhnya. Manik bulat nya yang indah, kini telah layu seperti guguran kelopak bunga.

"Kamu tidak hamil."

Taeyong mengingat kembali apa yang Jaehyun katakan, maniknya berkedip pelan dengan setetes air mata yang ikut jatuh dari sudutnya. Nafasnya perlahan semakin memberat dari waktu ke waktu, Taeyong merasa jika udara disekitarnya telah menghilang, sehingga untuk menghirup udara di sekitarnya ia tidak bisa.

Hatinya sakit, tenggorokannya tercekat.

Tangan lemah yang di infus kini bergerak dengan pelan untuk menyentuh perutnya, gerakannya sangat lembut dan berhati-hati, seolah Taeyong sedang mengusap sesuatu yang berharga di dalam sana.

"Tidak hamil."

Bisikan Taeyong terdengar pelan di tengah keheningan yang mencekam, kekehan lirih keluar begitu saja dari celah bibirnya yang kering, "Tidak hamil?" Lagi ucapan itu keluar bersama tetesan air mata yang semakin deras mengalir dari kedua sudut matanya.

Angannya kembali melayang jauh, ingatan akan perut yang di tekan, perut yang di pukuli, perut yang di tendang itu membuat tangis Taeyong semakin sendu dan menyakitkan.

"Aku tidak bodoh.. Hikss.. Aku tidak bodoh... Aku tahu... Disini ada bayiku..."

Isakan menyedihkan itu bagaikan simfoni yang mematikan di tengah keheningan, diruangan besar itu hanya dia satu-satunya tanpa seorangpun yang menjaganya.

Dia adalah satu-satunya orang yang harus bertarung dengan kesedihan yang membelenggu jiwa dan raganya.

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari kehilangan sebuah permata yang belum sempat ia sadari kehadirannya.

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari kegagalan untuk menjaga permata yang di sayanginya.

Mereka berbohong untuk membuat Taeyong merasakan ketenangan, untuk membuat Taeyong melupakan kejadian buruk yang menimpanya tanpa meninggalkan sebuah jejak yang memilukan.

Tetapi mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan Taeyong yang menjadi korban utamanya.

Taeyong bisa menahan jejak menyakitkan dan memalukan tentang ingatan pelecehan itu. Meskipun dengan tubuh gemetar saat merasakan tubuhnya di jamah oleh banyak tangan, ia masih bisa menahannya.

Tetapi jika itu menyangkut dengan nyawa seorang anak, maka sekuat apapun Taeyong menahannya, ia tidak akan bisa berbohong jika ia sangat terluka dan kecewa.

Ketika air hujan turun dengan deras di luar, air mata Taeyong jatuh bersamanya.

***

BRAK!!

Suara benturan benda keras terdengar begitu mengerikan, Hiasan dinding bernilai jutaan dolar remuk tak terbentuk ketika Jaehyun membawa stik golf nya untuk menghancurkan tempat kerjanya.

Ruangan besar yang biasanya rapi kini tidak lagi berbentuk, pecahan kaca dan kayu ada di mana-mana, sofa terbalik, kaki meja patah adalah pemandangan yang mampu membuat bulu kuduk anggota inti meremang.

The Choice [ Jaeyong ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang