Chapter 1 ~ Wheel of Fate

403 18 3
                                    

Suara tawa canda riang anak-anak yang bermain memenuhi taman. Terlihat di antaranya seorang anak lelaki berambut crimson  tengah asyik bermain basket dengan gadis kecil berambut aqua. Mentari semakin rendah, satu per satu para ibu menjemput anak mereka dan meninggalkan taman. Berbeda dengan anak lainnya yang telah dijemput ibu mereka, bocah berambut crimson dan aqua terus saja bermain hingga langit berganti kelabu. Sadar hari mulai larut, si bocah crimson menghentikan pantulan bola oranye yang dimainkan dan mendekapnya. Ajakan 'pulang' dari mulut bocah lelaki itu membuat si gadis kecil berubah muram. Melihatnya si anak lelaki menyodorkan tangan dan tersenyum lebar, "besok kita main lagi."

Gadis kecil itu tersenyum dan mengangguk, diraihnya tangan si anak lelaki. Dengan bergandengan mereka berjalan menyusuri jalan pulang. Dalam diam, sesekali gadis kecil itu melirik sosok di sampingnya. Bersamaan dengan bayangan yang memanjang, rambut kemerahan itu berubah bagaikan bara api yang menyala. Bocah lelaki yang sadar akan tatapan si gadis kecil menoleh dan tersenyum. Sejenak timbul perasaan aneh yang menggelitik diri si gadis kecil. Entah mengapa ada perasaan rindu pada dirinya, rindu yang teramat dalam saat melihat senyuman sang bocah.

Dalam hening, gadis kecil itu hanya bisa memohon pada tuhan agar mereka selalu bersama. Asal mereka selalu bersama bagi anak kelas tiga sekolah dasar itu sudah sangat cukup. Andai saja waktu dapat dihentikan.

.

.

.

Little Happiness

© Nyankoii

Un-Beta (Revision)

Words Count : 2772

This fiction inspired by Vocaloid song

All credit belongs to

Yuuhi Saka © Doriko

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Cover © Nyankoii

AU, Gender Bender, Fem!Kuroko, OOC, Alur telalu cepat, Tata bahasa aneh, Typo bertebaran, dan lain-lain.

.

.

Chapter 1 - Wheel of Fate

.

.

BEEPBEEP BEEPBEEP BEEPBEEP, suara alarm menyadarkannya. Dengan mata tertutup dia mematikan jam weker di samping tempat tidur. Gadis itu belum bersedia untuk membuka kelopak matanya.

SWOOSH SWOOSH, secara samar terdengar suara tarikan kain di telinga. Perlahan cahaya mentari yang tak seberapa merasuk mengusik kedua mata si gadis, ia pun mencoba menutupinya dengan punggung tangan. Silau, begitulah yang terlintas dalam pikirannya sampai...

"Ohayou, Tetsuna-sama. Bagaimana tidur, Anda?" seorang maid  berambut hitam dengan seragam terusan berwarna serupa, membangunkan si gadis.

Tetsuna perlahan bangun dari tempat tidur. Surai ikal aqua  bagaikan langit di musim panas, tampak menjuntai dari balik punggung. Bulu mata lentik miliknya naik secara perlahan, menampakkan bola mata sebiru batu permata aquamarine. Perlahan ia menatap ke sekeliling,  dinding berwarna khaki, karpet Persia merah melapisi lantai dan segala furniture dari pohon Oak sebagai pelengkap ruangan. Ahh... ternyata ia telah tersadar dari mimpi. Tetsuna mengalihkan pandangannya ke arah maid  yang berdiri tidak jauh dari jendela kamar. Dengan tersenyum kecil ia menjawab,

小さな幸せTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang