Sesampainya Al di rumahnya, Al melihat ada orang tua dari teman temannya, yang memasang wajah garang dan terlihat sangat emosi, Al mendekati mereka semuanya, Al bertanya kepada mereka.
"Ada apa ini?, ayah?, ibu?, ko mereka ada di sini?, ayah, ibu, ini ada apa?"
Al bertanya tanya kepada mereka, kemudian ayah Al menjawab pertanyaan Al tadi. "Kamu masih bertanya?, ada apa ini?, jelas jelas mereka datang untuk menuntut kamu!".Al kaget dengan jawaban ayahnya, apalagi ayahnya membentak Al, Al merasa bahwa ayahnya saat ini sangat emosi, karena sebelumnya ayah Al tidak pernah membentak Al, dan ayahnya selalu mengeluarkan suara yang sangat lembut di telinga Al.
"Maksudnya?", Al bertanya kembali dengan nada yang bergemetaran dan ketakutan, "Kamu!, kamu sudah berbuat se enaknya sama anak anak mereka, kenapa kamu melakukan itu AL!", sergah ibunya yang berada tepat di depan Al.
Al kemudian hendak mengatakan yang sebenarnya, namun ibu dari prez memotongnya, "se-sebenarnya..-"
"Gak usah ngomong lagi deh, kasihan ayah sama ibu kamu tuh, udah mati Matian membela kamu, tapi kamu masih mau mengatakan hal yang lainnya?, jangan buat kami tertawa Al, masih kecil aja udah kayak gini, apalagi udah besar nanti". Ujar ibu prez yang langsung nyolot memotong penjelasan Al."Ya!, anak saya kamu hajar sampai parah!, kamu gak punya hati ya emang, masih kecil udah berani seperti ini!".
Sergah ayah dari salah satu teman Al yang sudah Al pukuli bersama teman yang lainnya."Kamu kalau gak suka main sama anak saya jangan main!, mending main sama kambing aja sana!".
"Ya!, pak, tolong ya, kalau tidak ingin kami tuntut, bapak harus bertanggung jawab!".
"Ya itu benar!".Semua orang tua dari teman Al menuntut ayah Al agar bertanggung jawab, kemudian ayah Al menjawab pernyataan mereka. "Yasudah, saya akan bertanggung jawab atas apa yang sudah di lakukan oleh anak saya". Pekik Ayahnya Al dengan lirih an matanya yang sangat sinis dan tajam.
Selang beberapa jam, ayah Al menyelesaikan semuanya, kemudian semua ayah temannya Al pergi pulang, dan setelah mereka semua pulang termasuk ibunya si prez, ayah Al bertanya kepada Al dengan baik baik di ruang tamu.
"Nak, apa benar kamu melakukan semua itu?", sang ayah bertanya dengan nada yang sangat lembut kepada anaknya yaitu al, dan ibunya Al pun ikut bertanya dengan wajah yang begitu sedih.
"Iya nak, benarkah itu semua?" Tanya nya, Al menjawab dengan mata yang berlinang, air yang bening mulai berjatuhan ketika Al menjawabnya, "gak, itu semua gak benar, yah, Bu, al gak lakuin itu semua, mereka yang memulainya", jawab Al dengan segukan dan mulai menangis.
"Sudah nak, jangan nangis, sudah sudah, kami tahu ko kalau kamu gak melakukan itu semua, dan meskipun kamu melakukan itu, pasti ada alasannya, masa iya anak ayah ini berani melakukan hal yang seperti itu", ayah Al menenangkan Al dengan kata kata lembutnya...
Dan setelah suasana membaik, mereka secara perlahan melupakan masalah itu, dan mulai menjalani kehidupan nya dengan damai dan tentram.
Kedua orang tua Al mulai melupakannya setelah beberapa Minggu, dan bahkan beberapa bulan, tapi tidak dengan Al yang masih memiliki rasa sakit yang begitu dalam, dan sangat ingin membalas dendam kepada mereka semua...
Baiklah semuanya, sekian sampai sini saja dulu, nanti kita lanjutkan lagi di part selanjutnya 😁, selamat membaca🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
PERASAAN SESUNGGUHNYA
SonstigesOke teman teman, disini gua mau membagikan satu kisah tentang perasaan gua yang sesungguhnya yaa, perasaan yang pernah gua rasakan, mau itu perasaan dalam percintaan, ataupun perasaan yang lainnya, tentunya banyak sekali suka duka dari kisah kali in...