Obsession : Leonardo

444 31 5
                                    

“Jika tahu akan berakhir seperti ini, seharusnya aku tidak mengizinkan dia untuk pergi, sialan.”

Pukul satu dini hari.

Dari lima jam yang lalu, Leonora izin untuk pergi ke supermarket, tetapi sialnya sampai saat ini dia juga belum kembali.

Pikiran-pikiran buruk di otakku berkecamuk, ada kemungkinan jika Leonora kabur ke apartemen miliknya. Tetapi setelah aku mendatangi tempat tersebut, hasil yang kudapatkan adalah nihil. Bahkan selepas memeriksa kamera tersembunyi yang kuletakkan di kamarnya, masih tidak ada tanda-tanda keberadaan Leonora.

Aku benar-benar mengkhawatirkan dirinya, Aku takut jika Leonora-ku sedang bersama dengan orang jahat saat ini. Dan aku takut, takut sekali gagal menjadi seorang pendamping yang baik untuk dirinya.

Padahal aku sudah berjanji kepada diriku sendiri untuk terus melindunginya .....

Beberapa teman dekat sekolahnya telah kudatangi, tetapi masih saja keberadaan Leonora belum kutemui hingga sekarang. Sialan kau Leonardo! Seharusnya aku tidak boleh bertindak bodoh dengan membiarkan Leonora hilang dari pandanganku barang sedetik pun! Andaikan saja aku—andaikan saja ....

“KEPARAT!”

Aku mengacak rambutku kasar, segala sesuatu yang berhubungan dengan Leonora memang dapat membuatku hilang akal. Apalagi jika aku sampai gagal menemukannya kali ini, benar-benar, aku akan menghukum diriku sendiri.

“Sayangku, aku akan menjamin jika kita berdua akan hidup dan mati bersama-sama.” Aku beralih mengambil foto Leonora dan langsung mengecupnya mesra, kuhirup foto tersebut dalam-dalam, kupandangi setiap inci detail tubuh milik Leonora-ku di dalam foto tersebut.

Dia begitu— ah, cantik, cantik, dan sangat cantik. Indah, begitu sempurna, begitu lembut, sangat wangi, begitu berharga ... sialan, aku bisa gila total hanya dengan memikirkannya. Yang pasti, dia hanya milikku seorang diri.

Aku menghela napas, setidaknya hal ini dapat menetralisir emosiku walau hanya berlangsung sementara.

Manisnya. Hanya membayangkan jika benar Leonora yang berada di hadapanku sekarang saja hatiku langsung berbunga-bunga. Apalagi jika itu nyata, aku akan langsung mendekapnya erat-erat hingga tidak menyisakan satu celah pun diantara kami berdua.

“Kailen .... ”

Sebelum kembali menyimpan foto Leonora pada dashboard mobil, kupandangi wajahnya terlebih dahulu.

Entah mengapa, setelah menyebut nama Kailen, dadaku menjadi terasa sesak, perasaan inilah yang sangat ku benci. Momen-momen memuakkan Leonora dan Kailen yang telah kusaksikan kembali teringat di dalam pikiran.

“Pasti si brengsek itu, ya?”

Aku berjanji akan mendapatkanmu kembali, Leonora-ku.

Dengan emosi yang kembali memuncak, aku menginjak pedal gas dan langsung menjalankan mobil sekencang-kencangnya. Hanya satu tujuanku saat ini.

Rumah Si Keparat, Kailen.

_______

Setelah beberapa menit waktu yang ku habiskan dalam perjalanan, akhirnya sekarang aku tiba di rumah Si Keparat Kailen Anderson.

Mobil milikku telah terparkir dipinggir jalan yang tidak terlalu jauh dari jarak rumahnya.

Udara semakin dingin karena hari semakin larut, tetapi otak dan tubuhku saat ini sangat terasa panas seperti terbakar. Aku berkeringat banyak, aneh sekali. Sepertinya ini semua karena kekhawatiran ku kepada Leonora yang sudah sangat membuncah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HarceleurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang