Bab 1: Pergi

53 7 0
                                    

Masalah ini muncul ketika sebuah fitnah yang di tujukan kepada dirimu muncul, membuat keluarga yang harmonis berubah menjadi keluarga yang tidak peduli dengan mu dan menganggap mu tidak ada

Itulah yang dialami oleh Gempa, seorang pemuda manis dan baik hati yang harus merasakan pahitnya hidup yaitu di jauhi keluarganya yang ia sayangi

Sudah 5 tahun, Gempa harus di perlakukan seperti ini, di acuhkan, di siksa, di cemooh, dan lain sebagainya, perlakuan ini ia terima dengan hati yang terluka

" AKHHH! "

" JANGAN PERNAH KAU MENYENTUHNYA LAGI!! DASAR SIALAN "

Gempa di tendang dengan kuat sampai terbentur tembok yang berada di belakangnya, Gempa menatap sayu kakak sulungnya dan seorang perempuan j*lang di belakangnya yang sedang menyeringai jahat

" sudahlah, Hali biarkan saja, aku baik baik saja "

Perempuan itu sedang berusaha menenangkan, Halilintar, kakak sulung Gempa dan juga selaku kekasih dari perempuan itu

" baiklah jika itu mau mu, lebih baik kau pergi dari hadapan ku sebelum aku menghajar mu "

Dengan penuh penekanan Halilintar mengusir Gempa dari hadapannya, dan Halilintar beserta kekasihnya bernama Jeni pun melenggang pergi dari sana

Gempa dengan memegang perutnya yang sakit pun mencoba berdiri dan sesekali melirik kearah Halilintar dan Jeni yang sedang bercanda dengan mesra

Terlihat dari pandangan Gempa yang terlihat sayu dan terlihat kilatan benci, muak, dan dendam dalam waktu bersamaan

Gempa dengan teratih atih berjalan menuju kamarnya, lalu mengunci pintunya, ia pun duduk di pinggir kasur lalu mengambil salep yang berada di dalam laci di dekat kasurnya

Gempa membuka kausnya terlihat banyak luka memar yang ia dapat, setelah mengobati lukanya ia merebahkan dirinya

Gempa menatap langit langit kamarnya, kamar dengan nuansa putih dengan hiasan naga emas di sudut ruangan, kamar yang tertata rapih dan bersih

Terlintas di pikiran Gempa untuk pergi dari rumah itu dengan diam diam, Gempa bangun dari kasur lalu berjalan menuju lemari lalu mengeluarkan semua barang yang berada di lemari

Gempa sengaja membuat kamarnya berantakan agar semuanya mengira bahwa terjadi perampokan

Gempa sudah tidak peduli lagi, Gempa langsung mengambil tas kecil yang selalu ia bawa kemana mana, lalu membuka jendela

Gempa menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk melihat situasi

Merasa sepi, Gempa keluar melalui jendela secara bersamaan menggunakan sihirnya untuk membuka kunci pintu

Gempa pun mulai berlari menuju gerbang belakang lalu melompatinya tanpa menoleh kerumah itu lagi

Tanpa Gempa sadari ada seseorang sedang memperhatikanya dari jauh, sedang menatap Gempa dengan pandangan senang dan sedih secara bersamaan

Senang karena Gempa terbebas dari semua siksaan keluarga nya, sedih karena dia tau bahwa Gempa tidak akan kembali lagi kesini hanya untuk mengingat itu semua

Setelah merasa tugasnya selesai dia pergi dari sana hanya dengan bantuan hembusan angin yang kencang

















𝕭𝖊𝖗𝖘𝖆𝖒𝖇𝖚𝖓𝖌......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Tidak Mengingat KalianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang