Cafe merupakan tempat yang sangat digemari muda-mudi baik untuk bersantai atau hanya untuk menghabiskan waktu dengan teman. Aroma kopi yang khas tapi lembut membawa ketenangan bagi siapa saja yang menikmatinya. Tetapi sepertinya hal itu tidak berlaku pada pasangan di suatu meja di tengah Cafe tersebut.
"Aku ingin putus!" Kata itu terucap dari seorang wanita dengan sangat mudah tanpa beban seolah kata tersebut merupakan kata yang sering dia ucapkan.
"Apa? Tidak!" bantah lawannya dengan bulat. Bagaimana tidak kata itu sangat mudah di ucapkan oleh wanita itu seolah bukan apa-apa.
"Kenapa tidak? Aku sudah bosan jadi aku ingin putus!" balas wanita itu lagi dengan santai.
Lelaki itu mengusap wajahnya kasar, "ini bahkan baru seminggu."
"Kau harusnya bersyukur menjadi salah satu yang terlama berkencan denganku." sombong si wanita.
"TIDAK! Aku tidak akan putus denganmu." kukuh lelaki itu.
Wanita itu menghembuskan nafas lelah, berpikir bagaimana dia bisa terlibat dengan lelaki keras kepala ini. Dia kemudian mengeluarkan tumpukan kertas dari dalam tas brended terbarunya itu dan melemparkannya pada si lelaki. "Baru seminggu dan kau sudah menghabiskan uang sebanyak itu."
Lelaki itu terkejut melihat nominal yang ada di kompulan nota tersebut. Seakan tidak terima lelaki itu masih mau menyangkalnya, "Tapi kau sendiri yang memberikan kartu itu?"
"Aku memang memberikannya tapi tidak memintamu memakainya." jawab wanita itu enteng. Si lelaki memerah wajahnya menahan malu.
"Aku sudah katakan, kita putus! Jika kau tidak terima silahkan lunasi itu sendiri." setelah mengatakan itu. Si wanita berdiri dan meninggalkan si lelaki keluar dari cafe tersebut dengan santai. Tidak menghiraukan beberapa pasang mata yang memperhatikannya sejak dia memulai drama. Rasanya dia malah semakin percaya diri dengan drama yang dia buat sendiri.
Lelaki tersebut juga dengan menahan rasa malu memasukkan semua kertas itu ke saku celananya tidak peduli jika sakunya akan meledak karena kertas tersebut. Wajahnya semakin memerah mendengar kicawan dari pengunjung sekitar, dia lalu bergegas berdiri dan keluar meninggalkan Cafe.
Comedy-Tragedy
Sesampai diparkiran wanita itu kemudian menuju mobil alpard yang terparkir disana dengan DA angka 8 yang menujukan hari kelahirannya. Dengan sigap supir yang di dalam mobil tersebut menekan tombol agar pintu tersebut dapat terbuka. Wanita tersebut kemudian masuk ke dalam mobil. Dia duduk sambil mengipas wajahnya dengan tangan dan membuka dua kancing teratas kemejanya. Melihat majikkannya yang seperti kepanasan si supir segera menaikkan suhu di dalam mobil.
"Kita ingin kemana setelah ini Nona Reni." si supir berkata dengan hati-hati karena terlihat suasana hati majikannya seperti tidak baik.
"Apa jadwal ku setelah ini rif?" tanya wanita itu Reni, pada sekretaris dan juga asisten pribadinya itu yang duduk di samping kursi kemudi.
"Anda hanya memiliki 1 jadwal hari ini Nona. Yaitu janji meeting dengan Nona Alisya di restoran Hotel Angkasa setelah jam makan siang." jelas sang Sekretaris, Arif.
"Ah itu lumayan jauh dan hanya 2 jam tersisa. Yasudah jalan sekarang saja! Tapi mampir dulu ke kedai teh langgananku, aku ingin beli Manggo Greentea." pinta Reni. Setelah ini dia akan bertemu sahabatnya untuk keperluan bisnis dan suasana hatinya benar-benar buruk. Rasanya minum segelas minuman kesukaannya dari kedai favoritnya dapat meredakan sedikit rasa kesalnya. "ah, juga jangan lupa blokir kartu yang kuberikan pada lelaki itu!" sambung Reni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comedy-Tragedy
RomanceMengisahkan seorang wanita berusia hampir kepala tiga yang tidak pernah mengenal cinta. bermain dari satu hati ke hati yang lain, sampai seorang lelaki yang barusaja meninjak usia dewasa merusak kewarasannya. seperti apa kisah mereka? Mari langsung...