Blank Space?
[Konstelasi 'Blank Space' menyapamu.]
Cale memiringkan kepalanya, merasa heran dengan apa yang dilakukan salah satu konstelasi yang tidak dikenalnya itu. Dia juga sebenarnya masih terheran dengan sistem bertahan hidup yang ada di dunia ini. Jelas sekali berbeda dari dunia-dunia yang sebelumnya. Setelah dia memikirkannya, dunia ini lebih mirip seperti 'game'.
Apakah manusia adalah pemain? Para konstelasi yang sedang menonton adalah yang memainkan? Terlepas dari semua itu, hanya satu yang ada di pikirannya.
Kejadian ini sangat mirip dengan apa yang terjadi pada sebuah novel.
Dia menatap ke bawah, memperhatikan segerombolan semut-semut kecil yang sedang berkeliaran. Tanpa gentar, dia menginjak semut-semut kecil itu. Cale harus membunuh sesuatu yang berada di dalam kesadarannya, setidaknya itu yang dapat disimpulkan. Bayi tidak memiliki kualifikasi untuk mengikuti, karena mereka masih belum mempunyai kesadaran.
[Kamu telah berhasil mendapatkan pencapaian 'First Kill'.]
[Kamu telah mendapatkan 100 koin sebagai kompensasi tambahan.]
[Kamu telah membunuh makhluk hidup.]
[Kamu telah mendapatkan 100 koin sebagai kompensasi tambahan.]
[Kamu telah membunuh makhluk hidup.]
[Sebanyak 100 koin telah ditambahkan.]
Dan beberapa pesan yang sama muncul berurutan.
Cale menghela nafas, kemudian melanjutkan langkah kakinya menuju ke tempat tujuan. Dia melihat ke depan, terdapat sebuah layar biru yang melayang dengan rekaman kejadian di sebuah kereta. Mungkin sebelumnya dokkaebi itu mempertontonkan mengenai anak SMA yang membunuh temannya sendiri, dia bisa tau setelah mendengar bisikan-bisikan dari orang di sampingnya. Sekarang layar itu menunjukkan sebuah pemandangan seorang pria yang berlumuran darah. Pria itu juga memiliki pedang berdarah di tangannya. Cale pikir, mungkin seharusnya dirinya tidak berinteraksi dengan pria berambut hitam pekat itu.
Tidak lama kemudian, setelah disuguhkan oleh pemandangan berdarah pria dengan rambut hitam, muncul sebuah rekaman video yang menampilkan kejadian di sebuah gerbong kereta. Berbeda dari yang sebelumnya, pria dengan rambut hitam yang mengenakan seragam kerja melakukan sebuah aksi heroik. Dia bertingkah seolah dirinya menyelamatkan seorang nenek yang dihajar habis-habisan oleh orang-orang yang berada di kereta itu. Tapi yang menjadi perhatiannya adalah bagaimana pria itu menyeringai seolah dia menikmati pemandangan dari orang-orang di sekitarnya.
Cale mendengus, dia tidak heran dengan sikap itu. Manusia memang sangat suka saat manusia lain berharap habis-habisan kepadanya, seolah hidup mereka bergantung pada orang tersebut. Memang benar hidup mereka bergantung pada sebuah kotak yang hanya berisi beberapa belalang. Dia melangkah menuju salah satu bangku yang masih utuh, kemudian mengeluarkan sebuah handsanitizer dari kantongnya lalu menyemprotkan cairan tersebut ke salah satu sisi kursi. Kuman termasuk dalam kategori makhluk hidup, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
[[ A G A P E ]] | ORV X TCV FANFICTION
FanfictionPertemuan mereka tidak mengesankan, cukup buat bingung. Helaian layaknya ruby selalu memanjakan, iris hitam seolah langit malam juga sama. Bukan jatuh cinta, mungkin sebatas terpesona. Namun, kenapa selalu bertaruh nyawa untuk melindungi yang lainn...