[ 00 ; Prolog ]

97 6 0
                                    

Can i ask for your vote and comment? i would very respect that.

Wish you like this fool story, darl.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suara tapak kaki menggema pada jalanan yang sepi itu. Tak lama, suara dentuman menyusul terdengar, "Jangan biarkan mereka kabur!"

Dua kubu berlawanan, Yang pertama berisi orang orang dewasa yang kurang akan ilmu pengetahuan, dan yang satunya perkumpulan anak kecil dibawah umur dengan kekuatan diluar kepala untuk seumuran mereka.

"Jangan coba coba mendekat, kalian gak mau temen kalian ini mati, kan?" Remaja laki laki dengan rambut yang terlihat tajam itu berdecih, tak menyangka bahwa dirinya yang akan dijadikan sandera.

"Jangan dengarkan! Aku bisa mengurus diriku nanti, yang penting adalah misi!" Ia berujar mengingatkan.

Tiga remaja lainnya mengangguk, masih tetap pada posisi waspada, mereka sudah siap untuk menyerang.

"Iman!" Gadis dengan hijab itu mengangguk, menggerakkan ujung hijabnya yang terpasang sebuah senjata tajam, kunai disana. Tangannya bergerak menyerang si penjahat yang menyandera temannya.

Remaja laki laki yang bebas itu berlari mendekat, sayangnya, beberapa orang lagi muncul, menghalaunya dari membantu rekan timnya.

"Grhh, curang!" Mereka kini disibukkan dengan lawan masing masing, Iman yang sedang berusaha menarik Rudy, Ali dan Alicia dengan lawan baru mereka, "Ali!" Alicia menatap Ali, meminta untuk bertukar lawan.

Yang dilawan oleh Ali adalah keahlian Alicia, dan yang dilawan oleh Alicia adalah keahlian Ali. "Okee!"

Beberapa menit berlalu, Ali, Alicia, dan Iman masih berusaha menarik Rudy yang terlihat santai disana, pikiran mereka bertanya, ada apa dengan Rudy? Mereka menatap rekan itu bingung, sebelum akhirnya yang ditatap tersenyum.

"Berhasil." Ucapnya, Ia mengangkat kedua tangan yang dikepalkan itu, membuat musuhnya mengikuti gerak tangannya. Sebuah gelang terpasang di tangan pria itu.

Ali tersenyum, "Naisuu, Rudy!" Alicia menghela nafas, Ia melemparkan sebuah peluru gravitasi kearah penjahat itu, namun, penjahat itu lebih dulu tersenyum.

Tangannya mengarahkan sebuah pistol dengan sinar berwarna biru, Keempat ejen muda terkejut, bagaimana mungkin, "Azurium!?"

Rudy yang menyadari kemana arah pistol itu, segera saja mendorong teman teman satu timnya. Ketiga remaja yang di dorong bahkan tak sadar, pelatuk pistol itu ditarik, benar benar mengarah pada Rudy.

Dan Rudy, tidak sempat menyelamatkan dirinya sendiri.

Suara ledakan kecil terdengar, Iman yang tersadar langsung mengikat penjahat itu dan mengambil senjatanya, "Dasar!!-" Alicia menatap penjahat itu curiga, "dari mana kau dapat azurium itu?"

Sang penjahat terkekeh, "berpikir aku akan memberitahumu, gadis lugu?" Senyum miring dilemparkannya, tentu membuat kesal Ali yang berada disebelah Alicia.

"Eh, ejen Geetha!" Gadis berhijab yang tadinya berlari ke arah Rudy dan menatap remaja laki laki itu terkesiap, yang dipanggil Geetha menatap pada gadis berhijab dan laki laki yang kehilangan kesadaran dengan tubuh yang mengeluarkan darah.

Ali dan Alicia bahkan sampai lupa teman mereka itu karena penjahat ini.

"Cepat, bawa Rudy kembali ke akademi!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Laki laki dengan kulit yang sedikit gelap dan kacamata hitam yang bertengger pada pangkal hidungnya menatap Geetha dan Rudy dari kaca ruang rawat. Ia khawatir, oke?

Kembali Pulang [ Ejen Ali Fanfiction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang