[ 01 ; Arena]

60 4 0
                                    

Can i ask for your vote and comment? i would very respect that.

Wish you like this fool story, darl.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mereka memulai pertandingan kecil, namun di tengah tengah pertandingan, Chris terluka akibat serangan Rizka. Keiri yang mendengar teriakan tertahan Chris segera melihat keadaannya, diikuti dengan Atharna yang seperti biasa mengikutinya.

"Apa yang terjadi?" Ali mendekat, namun Keiri mengangkat tangannya. Ia memeriksa Chris yang memegang perutnya, hingga menemukan luka tebasan dari keris milik Rizka, Atharna yang melihat itu mendekat kearah Rizka.

"Rizka, Lo seriusan aja!?" Keiri menatap Atharna yang kesal, Ia kemudian balik menatap pada Chris, "Khai, bantu gue bawa ke ruang perawatan." Khai mengangguk, "Atharna Narayawa." helaan nafas kasar terdengar, "Kei, lo bercanda?" 

Namun Keiri tidak menjawab. Gadis itu menyerah, Ia berlari mengejar temannya, begitu juga dengan yang lainnya. Ejen antar bangsa yang tersisa saling tatap, "Gue kelepasan.."

Mereka sampai di ruang rawat, Ejen Geetha yang melihat itu langung mendekat pada Chris yang masih memegang perutnya kesakitan. "Biar saya bantu,ejen Geetha." Geetha mengangguk, mempersilahkan Keiri membantunya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Malang sekali, Chris tidak akan dapat menyertai pertandingan kali ini." Ejen Leon berbicara di Briefing Room, seluruh ejen muda terkejut, siapa yang menyangka serangan Rizka akan separah itu. 

Setelah para mentor pergi, Atharna menatap tajam Rizka, yang ditatap tentu menyadari itu, membuatnya merasa tak nyaman. Keiri yang menyadari itu mengenakan sarung tangannya dan menutup mata Atharna yang masih menatap sinis.

"Chill, Tha, she just didn't do it on purpose" Tangan itu Atharna singkirkan, "Didn't do it on purpose you said? what the f-" Belum sempat kata kata itu Atharna ucapkan, Ia sudah dililit oleh hijab berwarna kuning.

"Maaf, tak baik mengucapkan kata kata kasar, Atha." Mendengar itu, Atharna menghela nafas, menenangkan pikirannya, "Maaf semuanya." Keiri menatap Iman. "Gue cuma kesal ngeliat yang ginian aja, sorry, Riz." Rizka menatap Atharna yang meminta maaf, tak ada jawaban yang diberikannya.

"Mending pada istirahat, deh."

Keiri melenggang pergi lebih dulu, belum sempat Atharna ingin mengikutinya, Keiri berujar, "Don't follow me, Tha." membuat Atharna mau tak mau tidak jadi mengikuti teman yang sudah dianggapnya google maps itu.

Iman menatapnya, Ia tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Atharna, "Iman." Atharna tentu tersenyum dan membalas uluran tangan itu, "Arna." Mereka mulai berkenalan pada Atharna, yang jelas sudah mengenal mereka semua.

"Sepertinya, aku ingin beristirahat lebih dulu, semuanya, duluan, ya?"Para ejen muda mengangguk, membiarkan Atharna melenggang lebih dulu sendirian, sebelum kemudian seseorang menepuk punggungnya pelan, "Arna, mau bareng?"

Roza tersenyum sambil menenteng barang barangnya, tentunya, gadis dengan rambut pirang itu mengangguk dan tersenyum, "Kenapa enggak?"

Mereka berjalan bersama menuju kamar untuk ejen muda yang perempuan dengan sesekali tertawa dan bercanda, sepertinya, mereka akan menjadi akrab, ya?

Di lain sisi, Keiri berjalan menuju ruang rawat, hendak menemui adiknya, dan tentu teman adiknya?

Pintu itu terbuka, memperlihatkan Iman disana, siapa sangka ruangan itu tidak kosong. Sepertinya keinginan Keiri untuk bertemu adiknya sedikit tertahan karena kedatangan Iman. "Eh, Kak Keiri?"

Kembali Pulang [ Ejen Ali Fanfiction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang