Halo, perkenalkan aku Alam. Tahun ini usiaku menginjak 21 tahun dan baru saja lulus dari kuliah tepat waktu dengan nilai yang cukup memuaskan bagi diriku pribadi. Aku belum memutuskan untuk mencari kerja karena masih ingin menikmati kebebasan ini setelah dipusingkan oleh tugas dan skripsi. Keluargaku memiliki usaha yaitu persewaan kost khusus putri yang masih berjalan sama detik ini. Penghuni disana rata-rata dari kalangan mahasiswa dan perantau. Ayah Ibuku minggu ini akan mendatangi acara pernikahan di luar kota, untuk itu mereka memintaku berdiam di rumah, berjaga-jaga jika ada keluhan dari penghuni kost ataupun tamu yang bisa datang kapan saja. Sedikit bosan bagiku tapi kupikir hal ini tidak terlalu buruk, aku bisa menghabiskan banyak waktu seharian di rumah tanpa keluar kemanapun karena sejatinya aku adalah seorang introvert.
Musim kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir sangatlah ekstrim, bahkan saat malam hari pun hawa panas masih saja terasa. Setelah melihat berita melalui sosial media, aku sedikit lega karena di sebagian kota sudah mulai turun hujan meski hanya sesaat. Rintik air hujan dan aroma tanah sangat kurindukan, aku menantikannya di tempatku, entah kapan akan terjadi.
Ditengah menikmati secangkir kopi hangat dan sebatang rokok di teras rumah, kudapati jam sudah menunjukan pukul 8 malam, yang artinya aku harus melakukan tugas berkeliling kost untuk mengecek kamar satu per satu, sekaligus menyapa penghuni kamar yang masih tersisa 4 orang dari 10 kamar. 3 kamar yang masih dihuni aku check dan ternyata di dalam sana seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan alias para penghuni sedang keluar mengingat malam ini adalah malam minggu. Lantas, aku beralih ke kamar terakhir yaitu kamar milik perempuan yang setahuku jarang keluar dari kamar.
"Permisi ?"
Hanya menunggu waktu beberapa saat hingga orang itu datang membuka pintu kamar menemuiku.
"Eh, Kak Alam.. Kebetulan banget, baru mau aku samperin"
"Ada keluhan, kah ?"
"Iya, kak. Itu AC nya mati lagi huhuhu.."
"Loh, bukannya kemarin abis dibenerin Ayah, ya ?"
"Udah tapi mati lagi tuh sekarang. Kak Alam bisa benerin gak kira-kira ?"
Meski aku lulusan sarjana Ilmu komunikasi, dalam hal memperbaiki kerusakan teknis pada barang-barang tertentu seperti AC, kipas angin dan kelistrikan aku sedikit paham. Pengetahuanku ini kudapat dari Ayah yang sering mengajariku ketika masih SMA dulu.
"Yaudah. Aku ambil dulu alatnya"
"Makasih, kakk!!!"
Dengan gembira gadis itu berterimakasih kepadaku. Namanya Flora, dia merupakan penghuni lama, dan keluargaku sudah menganggapnya seperti anak sendiri. Tidak jarang Ayah Ibuku katanya sering mengajak Flora makan malam di rumah begitu tahu keseharian Flora sebagai anak kuliah dan Idol ibu kota. Aku sendiri baru tahu infomasi tersebut setelah mengenal Flora kurang lebih 5 bulan yang lalu. Kini semuanya jadi terlihat lebih make sense, dengan tubuh mungil dan wajah lucunya itu ternyata dia adalah seorang Idol.
Aku kembali membawa peralatan yang kubutuhkan untuk memperbaiki AC, tidak lupa aku juga membawa tangga lipat kecil yang terbuat dari almunium untuk kugunakan mencapai tinggi AC di atas langit kamar. Flora sedang menungguku di depan pintu, kemudian aku masuk dengan Flora yang membuntutiku dari belakang.
"Nih, kamu nanti bantuin aku"
"Caranya ?"
"Nanti ambilin aku alat yang aku butuhin, soalnya kalo ada taruh di tangga takut jatuh"
"Oke deh, kak"
Tangga lipat aku dirikan kemudian aku panjat untuk membongkar AC rusak di langit atap kamar. Hanya beberapa menit mengeluarkan tenaga dan memutar otak untuk mencari kendalanya apa, rasanya tubuhku sedang dimandikan, keringat sebesar biji jagung bercucuran dimana-mana hingga menyebar ke seluruh tubuh. Hawa panas yang tercipta di dalam kamar sangat menjengkelkan, pantas saja Flora mengeluh tentang hal ini, kamar yang dia tempati terasa seperti oven tanpa adanya AC.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT RETURN
Storie brevikumpulan cerita OS yang dapat membuat publik bersatu