Selesai - 04

3 0 0
                                    

Laki-laki dengan langkah lebar dan tubuh tegap yang menjadi perhatian orang sekitar karena kerupawanannya. Dengan kemeja putih dan celana bahan di tubuhnya. Memasuki restaurant dengan nuansa sederhana itu.

"Gimana kabarnya?"

"Baik"

"Ayo duduk dulu."

Orang menyebutnya sebagai pemilik restaurant yang sekarang sedang disinggahinya. Kehidupannya begitu privasi dan abu-abu.

"Sorry ya nunggu lama, tadi ada urusan sebentar."

"Siap si paling sibuk."gelak tawa terdengar di ruangan yang tidak terlalu luas namun nyaman itu.

"Kesehatanmu gimana?"ucap salah satu laki-laki, dia Arya dan sahabatnya. Beberapa tahun ini mereka sudah jarang sekali berkomunikasi layaknya waktu masih Zaman kuliah waktu dulu.

"Alhamdulillah udah mulai membaik." Vano nama laki-laki yang di juluki sebagai pemilik restaurant sekaligus sahabat Arya.

Di tempat lain, dengan tangan yang sibuk membuka lembaran demi lembaran buku, Sebuah buku kecil bercover coklat dengan tulisan-tulisan yang tidak terlalu banyak di dalamnya. dia Caca dengan buku diary. Buku dengan sejuta kenangan disana.

Tertulis 10 Januari 2019

-Tentangmu di antara bait-bait

Aku menelisik di antara kerumunan orang

Berharap barang kali sosokmu muncul

Dengan jaket abu-abu kesukaanmu

Dan membawamu padaku dari kerumunan itu

Lalu ku dengarkan suaramu ketika memanggilku

"Mas" panggilan awal yang kau sebutkan untukku

Tiba-tiba rasa itu muncul

Dan sejak saat itu

aku begitu berharap kamu mengisi kekosongan ini

Tertulis 18 Februari 2020

**

-Aku bersamaimu

Angin berhembus kala itu

Membawaku pada imajinasi tentangmu

Hal yang tak pernah kusangka

Adalah tentang jatuh hati padamu

Kau di seberang sana membawa kepastian

Menyatu dengan indahnya langit

Namun terpisah dengan ratusan manusia yang ada disekelilingmu

Aku tak peduli dengan manusia itu

Sebab, ada kamu disana

Aku akan bersamaimu pada setiap langkah

Dari hari senin menyeberang ke hari sabtu

Atau mungkin sebaliknya

Aku akan tetap bersamaimu

Kamu tak harus mengerti

Tentang bait puisi yang aku tuliskan

Kamu hanya harus mengerti

Tentang rasaku yang tak ada habisnya untukmu

ALV

Begitu meyakinkan. Sebongkah kata demi kata yang pernah tertulis di dalam buku Diary milik laki-laki itu. Sebut saja"Dia". Mungkin bukan orang yang begitu sempurna di mata semua orang. Namun menurutnya laki-laki yang pernah singgah. Bukan, bukan singgah namun masih singgah di hatinya adalah orang pertama yang membuatnya merasa begitu dicintai. Ia mendapatkan semuanya di diri laki-laki itu.

Sosok ayah di dirinya, sosok laki-laki tangguh di kehidupannya, perhatiannya, apresiasinya, semangatnya, effortnya. Ini yang Caca butuhkan pada hidupnya. Dan laki-laki itu memberikan semuanya. Tapi entah harus bagaimana, takdir harus memisahkannya dalam sekejap. Kedipan matanya.

Sebuah tempat yang jarang sekali di datangi bahkan jika di datangi akan mengingatkan sebuah kenangan. Matcha milk tea dengan toping double happiness pearl and rainbows jelly minuman favorit Caca. Jika sedih, senang, kecewa, bahkan kesal, tempat pertama yang harus ia datangi adalah Chatime. Dan di tempat ini juga ia dan juga laki-laki itu bertemu untuk pertama kalinya. Sungguh, sekarang dirinya merasa takut jika datang ke tempat ini dan bertemu dengan laki-laki itu.

"Kak Chatime Matcha milk tea dengan topping double happiness pearl dan rainbow jelly."

"Dua ya kak."suara itu tiba-tiba terdengar begitu saja di telinga Caca. Suara itu begitu dekat, mungkin hanya berjarak beberapa centimeter di belakangnya. Dan suara itu juga sangat familiar di kedua telinganya. Dengan perasaan takut dan cemas Caca membalikkan badannya untuk menghadap siapa orang yang baru saja bersuara tak jauh dari dirinya.

"Hai."ucap orang itu. Entah kenapa tiba-tiba jantung Caca seperti berhenti berdetak setelah melihat siapa orang yang ada di belakangnya. Laki-laki itu. Dengan wajah tirusnya dan perawakan tingginya, laki-laki itu sudah banyak berubah. Sekarang Caca harus memulai darimana lagi. Sepertinya ia jatuh hati lagi.

"Hai."jawab Caca balik,ia kemudian membalikkan badannya lagi untuk mengambil chatimenya dan membayarnya.

"Biar aku aja yang bayar."

"Boleh ngobrol sebentar."Caca begitu kikuk dibuatnya. Perasaan apalagi ini.

"Ada apa?"ucap Caca setelah mereka mendudukkan diri di kursi dengan saling berhadapan. Kedua bola mata Caca sekarang begitu tidak tenang, dirinya merasa salah tingkah jika terus di tatap laki-laki dihadapannya ini.

"Gimana kabarmu?"tanyanya.

"Baik."jawabnya singkat. Canggung benar-benar sangat canggung.

"Kamu sehatkan?"Tanya laki-laki itu kembali. Begitu basa-basi, namun membuat jantung Caca tidak karuan dibuatnya.

Menganggukkan kepalanya. Lidah perempuan dengan rambut pendek itu sudah begitu kelu jika harus mengucapkan kata demi kata. Untuk menetralkan detak jantungnya saja ia kurang mampu. Apalagi ditambah dihadapkan dengan laki-laki yang begitu ia cintai saat ini.

Sebenarnya apa yang ingin laki-laki itu lakukan saat ini. Kenapa setelah tiga bulan lamanya dia datang kembali ke kehidupannya.

"Kamu masih suka kesini ya."Caca menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Aku sering kesini buat nyariin kamu."

"Kenapa nyari aku?"

"Pengen tau keadaan kamu."Caca terdiam. Tangannya sibuk mengaduk-aduk minuman dengan sedotannya.

"Aku takut ketemu kamu."ucap Caca tanpa menatap mata laki-laki yang berada di hadapannya.

"Takut kenapa?"

"Aku takut jatuh hati lagi, maaf."

***

28 Oktober 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝚂𝚎𝚕𝚎𝚜𝚊𝚒.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang