Kita tidak pernah tau misteri tersembunyi apa yang ada di alam semesta ini.
Bisa jadi ada diri kita yang lain sedang menjalani kehidupannya di planet mereka masing-masing.
Itu sebabnya, sering kali kita merasakan dejavu.
Alat ilmuan yang sangat canggih sekali pun masih belum mampu menjelajah luasnya semesta yang sudah terdeteksi.
Bagaimana dengan yang tak terdeteksi dan tak bisa dijangkau oleh akal sehat kita?Bukan hal yang tak mungkin, jika memang kita sebenarnya diciptakan dengan beberapa rupa yang sama, namun nasib dan jalan hidup yang berbeda di tempat lain.
**********
Satu tahun lalu, zee dan keluarganya terpaksa harus kembali ke kampung halamannya.
Biaya hidup di kota besar membuat orang tuanya kewalahan banting tulang bekerja dari pagi sampai malam, belum lagi ditambah dengan kerjaan sampingan lainnya.
Meski begitu, mereka sering kali kekurangan karena biaya sekolah yang mahal, harga bahan pokok yang terus naik, juga uang sewa tempat tinggal yang setiap tahunnya berangsur membesar.
"Zee, angkatin barang-barangnya masukin ke dalam." Perintah papanya.
"Lu juga bantuin!" Zee menarik kerah baju christian sama seperti menenteng kucing.
Christian menepis tangan zee dengan kasar.
"Cantiknyaaa..." pandangannya terpana pada gadis yang berjalan menghampiri ke arah mereka.
"Hai, aku marsha. Kalian baru pindah ya?" Ucapnya sambil mengulurkan berjabat tangan.
"A-aku christian. Tian aja biar gampang." Dia menepuk-nepuk tangannya membersihkan debu yang menempel lalu menjabat tangan marsha.
Plaaak!!! Zee memukul tangan christian, dengan cepat bergantian menjabat tangan marsha.
"Zeeco! Panggil gue. Eh, panggil aku zee."
"Semoga kita bisa temenan ya." Lanjut marsha
"Bisa!!!" Ucap zee semangat sembari memamerkan dimplenya.
"Keliatannya kalian sibuk. Maaf aku gak bisa bantu, masih ada hal lain yang mesti dilakuin. Bye zee, bye tian." Marsha melepaskan senyum manisnya pada mereka berdua.
Gadis cantik, lucu, dan terlihat berhati lembut menjadi tetangganya.
Kulit putih, rambut panjang dan badannya yang tinggi semampai adalah tipe ideal zee.Zee mencium tangannya bekas sentuhan hangat tangan marsha, harum sesuai dengan parasnya yang menawan.
Itulah first impression zee pada marsha."Inget ya, marsha punya gue."
"Gue yang liat dia duluan!"
"Heh! Siapa yang lahir duluan? Gue!!!."
"Kakak gak guna!"
"Ngomong apa lu?"
Zee menjitak christian dan langsung dibalas olehnya. Begitu seterusnya tanpa ada yang mau mengalah sebelum wasit datang menghentikan mereka berdua, yaitu mamanya yang galak seperti singa kelaparan.
Usia yang tak terpaut jauh hanya berbeda kurang lebih 1 tahun membuat mereka sering meributkan hal-hal kecil.
Bahkan terkadang christian lebih dewasa dari zee.Dengan sikap zee yang sering membuatnya malu, kerap kali christian tak mengakui zee sebagai kakaknya di sekolah.
*******
Tap!
Tap!
Tap!