Zee berusaha melepas ikatan talinya, perasaannya khawatir bercampur cemas melihat revano berjalan mendekati gracie.
Dia tau kalau dirinya seorang pecundang, tapi hatinya tak rela kalau harus diselamatkan seorang wanita apalagi jika gracie sampai terluka."Hai manis. Pacarnya si kunyuk itu?" Revano berjalan semakin mendekati gracie.
"Diem lu!" Gracie tetap waspada, walau keringat menetes dari pelipisnya dia berusaha tetap berani.
Saat teman-teman revano mulai berlari serempak mendekat, gracie menarik pin pengaman dan menekan tuas
wussssssss....
Gracie mengarahkan selangnya ke arah mereka semua."Uhuk-uhuk." Revano dan yang lainnya berada dalam ruangan berselimut asap putih tebal.
"Gak keliatan apa-apa!"
Gracie dengan cepat bergerak melepaskan zee dan mengajaknya melarikan diri.
"Ayo lewat sini." Ucapnya dengan menggandeng tangan zee.Hahaha..
Gracie tertawa saat melihat muka zee berwarna putih."Apa yang lucu?" Zee masih belum melihat mukanya.
Gracie mengangkat tangannya meraih kepala zee.
"Mau apa lu?" Zee curiga lalu memegang tangan gracie agar tak menyentuhnya.Gracie menggunakan sebelah tangannya kembali meraih kepala zee, dia hanya berniat membersihkan rambut zee yang berwarna putih karena asap tebal dari APAR yang gracie semprotkan.
"Tinggi juga." Ucap gracie yang harus mengulurkan tangannya cukup tinggi saat menjangkau kepala zee.
"Makanya minum susu tiap hari biar tinggi kek gue." Ujar zee dengan sombong.
"Susu apa?" Gracie melihat zee lalu ganti melihat ke dadanya dan kembali melihat ke zee yang terpergok sedang memperhatikan dada gracie.
"MESUUUUM!!!!" Teriak gracie sambil menutup dadanya dengan kedua tangannya.
"Mana mungkin, rata gitu." Zee asal ceplos yang membuat gracie marah karena tersinggung.
Bugh! Gracie meninju perut zee.
"Duh, sakit!" Teriak zee
"Itu mereka!!" Zee dan gracie kembali di kejar revano dkk.
🍂🍂🍂
Disekolah
Christian melihat gracie tak ada di bangkunya, lalu menghampiri gendis dan cathy di mejanya.
"Gracie kemana? Hari ini kita ada kerja kelompok.""Tuh! Ehhh gak ada. Karena gak ada gracie berarti kita batalin kerja kelompoknya." Ujar gendis.
"Gak bisa! Kita udah undur berkali-kali, tugasnya mesti dikumpulin besok paling lambat."
"Kalo gitu, lu kerjain aja sendiri. Kita juga ada perlu, iya kan cath?"
"Iya. Tian, lu kan siswa paling pinter di kelas ini. Jadi tugas gitu doang pasti gampang lah." Ucap cathy.
"Jangan lupa tulis nama kita bertiga ya. Bye tian."
Christian hanya bisa mengelus dada. Dari awal dia tak berharap banyak pada mereka.
Dia pergi memasuki toko burger yang menyediakan meja belajar beserta charger, jadi bisa berlama-lama mengerjakan tugasnya disitu.
Setelah memesan double cheese burger set dengan minuman dan french fries, dia memilih tempat duduk dipojok dekat jendela agar bisa melihat ke arah jalanan.
Tian mulai fokus mengerjakan tugasnya sambil mendengarkan musik dengan headset.
"Huh, pasti disini. Cowok yang gampang ditebak." Chika datang duduk disamping tian.